Bisnis.com, JAKARTA - Para konglomerat biasanya mewariskan harga kekayaan mereka pada keturunannya. Apalagi, jika usaha tersebut sejak awal telah dirintis bersama. Hal ini pun terjadi pada Melisa Patricia Tanoko, anak dari Hermanto Tanoko yang jadi penerus bos CLEO.
Sang Ayah, Hermanto Tanoko sendiri tercatat sebagai salah satu sosok orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan per 2022 mencapai US$3,65 miliar atau setara dengan Rp55,1 triliun.
Lantas, seperti apa sepak terjang dari Melisa Patricia Tanoko hingga bisa dipercaya untuk meneruskan bisnis AMDK CLEO ini? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.
Kehidupan Awal Melisa Patricia Tanoko
Melisa Patricia Tanoko merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Sedari kecil Melisa memang dikenal sebagai sosok yang aktif. Bahkan, tak jarang dirinya gemar untuk menemani sang Ayah di perusahaan cat Avian.
“Jadi, dulu pas weekend, aku nemenin Papa ya bareng adik-adik. Meski, belum tahu ngapain, tapi ikut aja. Kadang suka lari dari geng A ke gedung aku senang,” katanya dilansir dari Kala Youtube Hermanto Tanoko, Selasa (17/1/2023).
Baca Juga
Kemudian, singkat cerita, sang Ayah memutuskan untuk menyekolahi dirinya ke Perth, Australia, tepatnya pada tahun 1998 sampai 2001 di St Hilda's Anglican School for Girls.
Adapun, perjalanan untuk bisa mendapatkan sekolah tersebut sangatlah sulit, mengingat kala itu Melisa tidak pandai berbahasa Inggris.
“Dari puluhan sekolah, yang mau nerima Melisa itu cuma satu. Waktu itu Papa sampai mohon-mohon ke pihak sekolah untuk bisa masukin Melisa ke sana. Dari sana Melisa mungkin lihat perjuangan Papa ya. Akhirnya, Papa setiap 1 bulan sekali nengok Melisa, wah ternyata Melisa belajar giat ya di sana. Bahkan jadi Best Students. Papa sempat dimarahi guru Melisa, karena waktu itu Melisa belajar sampai malam tidak kenal istirahat,” kenang Hermanto.
Dari sana, Hermanto pun memberikan kebebasan pada sang putri untuk memilih sekolah. Alhasil, pada 2002 Melisa memutuskan untuk melanjutkan studi ke he University of Western Australia dan memilih menyelesaikan langsung double degree-nya dengan mengambil 4 jurusan sekaligus, yaitu Kimia, Matematika, Finance dan Marketing.
Pernah Jadi Pelayan Restoran
Meski, sebagai anak konglomerat. Nyatanya, hal ini tidak membuat Melisa berpangku tangan dengan hanya menikmati kekayaan orang tuanya. Terbukti, di mana saat itu Melisa mengakui bahwa pekerjaan pertamanya ketika masih menduduki bangku kuliah yakni sebagai pelayan restoran Jepang di Australia.
“Pekerjaan pertama aku adalah seorang pelayan di restoran. Saat itu aku dapat kesempatan dari temanku. Aku bekerja selama setengah tahun. Di situ belajar banyak hal, salah satunya melayani orang. Apalagi, aku sudah berpikir, oh iya nanti aku sebagai leader juga harus melayani, bukan hanya di atas,” jelas Melisa.
Hingga akhirnya, usai dirinya lulus dan dan memperoleh gelar Bachelor of Science and Commerce di tahun 2005. Melisa pun tak langsung pulang ke Indonesia, di mana dirinya lebih memilih untuk mengasah kemampuan belajar bahasa Mandarin agar menjadikan dirinya kian mampu menjalin komunikasi dengan para pemasok barang-barang ke berbagai pelosok negeri dan luar negeri.
“Saat itu, Papa cuma memberikan waktu 6 bulan. Tapi, aku negosiasi. Bahkan, aku protes ke Papa, anaknya suka belajar kok dilarang. Jadi, waktu itu Papa luluh dan kasih aku kesempatan belajar bahasa di Shanghai International Studies University dari tahun 2005 sampai 2006,” ungkapnya.
Pekembangan Bisnis CLEO
Lalu di tahun yang sama, Melisa pun pulang ke Indonesia dan akhirnya bergabung dengan perusahaan milik ayahnya, sebagai Asisten Direksi PT Avia Avian, Sidoarjo. Berkat latar belakang studinya adalah Kimia membuat dia dipercaya untuk membantu di R&D product dan bolak-balik masuk laboratorium perusahaan.
Dua tahun berselang, Melisa akhirnya di percaya menjadi Komisaris PT Sariguna Primatirta, Sidoarjo hingga 2016.
Berkat kepiawaiannya dalam melakukan strategi, salah satunya dengan membuat terobosan yakni menghadirkan inoviastif gallon handle-BPA free. Dia pun kembali ditunjuk untuk menjabat sebagai Vice President Director of PT Saruguna Primarita Tbk. Selain itu, selama dirinya bergabung, dia pun tak henti-hentinya mencoba beragam inovasi hingga membuat perusahaan yang dulunya merugi, kini bisa beromzet miliaran.
"Di bawah kepemimpinannya, CLEO yang awalnya terus mergi sampai 5 tahun di AMDK, tapi hadirnya Melisa membuat omzet AMDK ini naik secara signifikan," kata Hermanto.
Bagi sang Ayah, wawasan Melisa yang tajam dan pengalamannya yang tak tertandingi akan menjadi aset yang menentukan dalam mendorong perkembangan berkelanjutan CLEO.
Sebagai sebuah grup, Tanobel sendiri adalah identitas perusahaan PT Sariguna Primatirta yang merupakan produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) telah mencatatkan pertumbuhan yang positif. Hal ini dibuktikan, ketika Mei 2017, CLEO memutuskan untuk IPO dengan harga Rp115, lalu hingga kini harga saham mencapai Rp476.