Bisnis.com, JAKARTA - Kelapa sawit merupakan komoditas dan peluang bisnis yang sudah terbukti bisa memberikan keuntungan besar.
Tingginya permintaan pasar dari berbagai jenis industri, mulai dari pangan, farmasi, kecantikan, hingga penyedia bahan bakar.menyebabkan usaha kelapa sawit kian diminati.
Meski, banyak bisnis kelapa sawit yang dikuasai oleh sejumlah konglomerat Indonesia dengan investasi ratusan miliar. Bukan berarti, bisnis dengan skala UMKM tidak akan berhasil.
Padahal, kenyataannya pabrik pengolahan kelapa sawit bisa dibuat sekecil dan sesederhana penggilingan padi.
Salah satu pelaku UMKM dari Sumatera Selatan Abdoli menyampaikan, pengolahan brondolan sawit menjadi minyak juga bisa menjadi ladang cuannya.
“Pabrik ini mampu mengolah sekitar dua sampai empat ton perhari. Biasanya di jual ke pabrik minyak,” ungkapnya dilansir dari kanal Youtube Mahmud Channel.
Baca Juga
Tercatat hingga kini, Indonesia masih menjadi negara penghasil sawit terbesar di dunia.
Lantas, seperti apa cara memulai bisnis kelapa sawit berskala UMKM bahkan rumahan? Simak ulasannya.
1. Siapkan Area
Langkah awal sebelum melakukan bisnis kelapa sawit tentu saja menyediakan area pengolahan. Umumnya pengolahan kelapa sawit dilakukan di desa atau dusun yang jauh dari perkotaan. Bahkan para pekerja tinggal di sekitar perkebunan kelapa sawit.
“Tata letak pabrik bisa dilakukan seminimalis mungkin, selain untuk mengurangi biaya ini juga dilakukan agar pekerja bisa memindahkan barang dengan mudah,” ungkapnya.
2. Legalitas Usaha
Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti penggusuran lahan usaha, pungutan liar dan penipuan. Legalitas usaha tercantum pada undang-undang dan memiliki perlindungan tersendiri untuk melindungi Anda dari kejahatan.
“Bisa urus ke desa atau ke kecamatan jika diperlukan. Untuk perizinan kita gratis. Perizinan bisnis untuk skala UMKM cenderung lebih dimudahkan,” kata salah satu pemilik pabrik mini kelapa sawit Yanto.
3. Rekrut Tenaga Kerja yang Kompeten
Mengelola kebun kelapa sawit tidak mungkin bisa Anda lakukan sendirian itu artinya harus melibatkan orang lain. Maka, penting untuk merekrut tenaga kerja yang berkompeten dalam mengelola, mulai dari kelapa sawit hingga jadi minyak yang siap dijual.
4. Menggunakan Prinsip Teknologi Tepat Guna
Melansir dari Teknologi Pabrik Sawit Kelapa Minimalis, penyederhanaan bisa dilakukan terhadap peralatan utama seperti bejana rebusan beserta pembangkit steamnya.
Sesuai dengan prinsipnya, setelah mengumpulkan tandan buah segar (TBS) dan merebusnya untuk memuahkan buah mengeluarkan minyaknya, kemudian beberapa tahapan pengolahan juga disa dilakukan dalam tangki sederhana.
Sebagai informasi, dengan menggunakan prinsip teknologi desain sederhana, maka dari dua ton sawit per jam bisa didapatkan CPO sebanyak kurang lebih 400 kilogram per jam.
Kemudian Klatak atau inti buah sawit yang terlindung batok atau cangkang sebanyak 200 kilogram per jam, dan hasil lain-lainnya adalah tandan kosong dan sabut
Sumber air juga sangat penting, karena harus mengekstrak minyak dengan air atau uap air. Sehingga ketersediannya sangat dibutuhkan.
Sementara itu, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mendukung program pemberdayaan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKM) melalui program Bikopra Aspekpir.
Program Bikopra Aspekpir itu sendiri diperkenalkan kepada petani kelapa sawit plasma di Sumatra Utara.
Kepala Divisi UKMK BPDPKS Helmi Muhansyah mengatakan banyak program BPDPKS yang dapat diakses oleh petani kelapa sawit anggota Aspekpir. "Kami di BPDPKS memiliki berbagai program yang bisa diakses masyarakat Sumatra Utara," katanya.
Program tersebut antara lain pembangunan sumber daya manusia yang antara lain pemberian beasiswa bagi pelajar untuk perkuliahan. Kemudian program pendukungan kegiatan riset dan pengembangan, peremajaan kelapa sawit, sarana dan prasarana, pemenuhan pangan dan program hilirisasi hingga B-35.
Aspekpir atau Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat merupakan organisasi tempat berkumpulnya petani kepala sawit plasma di Indonesia yang beranggotakan 406.739 orang dengan luas lahan kelapa sawit yang dikelola mencapai 813.478 hektar.
Sedangkan program Bikopra adalah singkatan dari Bangun Industri UMKM Sejahtera yang digagas oleh Aspekpir Indonesia untuk mengembangkan kewirausahaan di desa-desa penghasil kelapa sawit di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan potensi limbah dari kelapa sawit menjadi bernilai ekonomis tinggi.