Bisnis.com, JAKARTA - Dewi Kam, pengusaha perempuan Indonesia sukses masuk ke dalam jajaran orang terkaya nomor delapan di Indonesia versi Forbes Real Time Billionaire.
Dengan harta kekayaan mencapai US$4,9 miliar atau setara dengan Rp72,8 triliun, posisinya berada satu tingkat mengalahkan pemilik CT Corp, Chairul Tanjung yang berharta US$4,8 miliar atau setara dengan Rp71,3 triliun.
Kekayaannya melonjak pesat hingga 2,69 persen, naik US$129 juta atau Rp1,9 triliun. Di mana, sebelumnya harta Dewi Kam menyentuh US$2 miliar dan berada di peringkat ke-21 orang terkaya di Indonesia pada Desember 2022.
Meski tercatat sebagai pendatang baru wanita yang masuk dalam jajaran 10 orang terkaya di Indonesia, namun, bukan berarti Dewi Kam minim pengalaman.
Pasalnya, dengan usianya yang menginjak 72 tahun, dia memiliki sederet kepentingan dalam pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik.
Melansir dari laman antikorupsi.org ‘Siapa di Balik Pembangkit Listrik’ Dewi Kam adalah pemilik PT Sumbergas Sakti Prima dengan penguasaan 91 persen saham.
Baca Juga
Dalam struktur kepemilikan PT Sumber Segara Primadaya, sebagai sosok Komisaris dirinya memiliki 99,5 persen PT Sumbergas Sakti Prima, di mana Richard Jasin hanya menguasai 0,05 persen sisanya.
Dewi Kam dan Richard Jasin juga merupakan pemilik PT Sumbergas Sakti Prima, yang menguasai 91 persen saham PT Sumber Energi Sakti Prima. Adapun 9 persen saham PT Sumber Energi Sakti Prima dikuasai oleh Race Course Investments Ltd.
Berdasarkan laporan dari Indonesia Corruption Watch, melalui PT Sumber Energi Sakti Prima, dirinya turut mengendalikan PT Sumber Segara Primadaya (S2P) yang menjadi pengembang dalam proyek PLTU Cilacap.
Bersama dengan Mohamad Abdullah Jasin, Dewi Kam terafiliasi dengan dua perusahaan yang berdomisili di British Virgin Islands dan Samoa.
Dewi tercatat sebagai pemegang saham Birken Universal Corporation dan Direktur Savill Universal Ltd yang berlokasi di Britisih Virgin Islands, dan pemegang saham Overseas Finance Ltd yang bertempat di Samoa
Tak hanya itu, Dewi Kam juga diketahui sebagai nominee director Execorp Limited, dan nominee Shareholder Portcullis Nominees (BV) Limited, dan Sharecorp Limited.
Pada 2006 ketika Indonesia dan China melakukan kesepakatan kontrak proyek energi sebesar US$3,56 triliun atau Rp52.769 triliun, dia menghadiri penandatanganan kontrak.
Proyek yang dia kelola yaitu Coal Based Chemical Plant di Balocci, Pangkep, Sulawesi Selatan dengan nilai US$687 juta atau setara dengan Rp10,1 triliun.
Melansir dari Forbes, Selasa (26/4/2023), Dewi Kam juga mendapatkan sebagian besar kekayaannya berasal dari saham minoritas di perusahaan tambang batubara Bayan Resources di Indonesia.
Tak heran, apabila kekayaannya ikut melonjak seiring pendapatan dan laba produsen batu bara Bayan Resources.
Hal ini lantaran, lonjakan harta batu bara di tengah krisis energi global yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina naik tiga kali lipat sejak 2022, sebesar US$21,8 miliar atau setara dengan Rp323,1 triliun.