Bisnis.com, JAKARTA - Racikan minuman tradisional ‘jamu’ dikenal memiliki sejarah dan warisan tradisional yang kaya akan manfaat kesehatan.
Sayangnya, seiring dengan gaya hidup modern, minuman tradisional ini seringkali tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari masyarakat.
Demi menjembatani kesenjangan antara jamu tradisional dan minat generasi milenial pebisnis wanita Nova Dewi pun muncul sebagai sosok yang terus menghidupkan kembali popularitas jamu dengan memberikan sentuhan kekinian dan jauh dari kesan kuno.
Dirinya berusaha mengubah persepsi masyarakat terhadap jamu, dengan menghadirkan inovasi dalam pengembangan jamu yang sesuai dengan tren dan selera zaman.
Sebagai lulusan luar negeri ‘University of New South Wales’, nyatanya Nova tidak malu untuk berjualan jamu.
Bermula dari Kecintaannya pada Jamu
Dirinya mulai membuka bisnis Suwe Ora Jamu, lantaran rasa resah, di mana dirinya sulit menemukan tempat atau penjual jamu.
Baca Juga
"Saya mulai Suwe Ora Jamu sekitar 10 tahun lalu, Kebiasaan saya sejak kecil memang minum jamu. Eh di Jakarta susah banget carinya," ujar Nova sebagai Founder dan CEO PT Suwe Ora Jamu Amertha, di DSC pada Selasa (13/6/2023).
Hal ini membuat dirinya terinspirasi untuk memulai bisnis jamu sendiri.
Namun, dia juga menyadari, tren minum kopi sedang populer di Indonesia.
Maka, untuk bisa bersaing, sosoknya pun menyelaraskan jenis dan konsep kedai Suwe Ora Jamu dengan tren tersebut.
“Di sini, kami pengen memperkenalkn enggak hanya barista aja loh yang keren. Acaraki [peracik jamu] juga enggak kalah hebat,” jelasnya.
Tantangan Meracik Jamu Sesuai Selera Pasar
Dirinya yang hijrah dari Surabaya dan memilih menetap ke Jakarta ini menceritakan untuk bisa menepis rasa pahit dan warna yang tidak menarik menjadi tantangan. Apalagi kala menyajikannya pada milenial.
“Respon market dulu ya benar-benar menyedihkan. Tapi, saya enggak mau nyerah,” ungkapnya.
Meskipun tanpa mitra atau rekan bisnis, Nova terus mengandalkan racikan resep rumahan yang dirinya buat secara mandiri.
Berbekal background pendidikan bisnis, Nova pun melakukan serangkaian strategi kreatif, mulai dari segi packaging hingga varian rasa yang unik.
Dirinya menyebut, walau membutuhkan waktu yang cukup lama, akhirnya usaha yang dirinya bidani itu pun berhasil mencapai omzet jutaan rupiah per hari.
Terbantu dengan Adanya Momen Covid-19
Nova tak bisa memungkiri, apabila popularitas jamu terbantu ketika pandemi Covid-19 yang merebak. Saat itu, semua orang merasa ada kebutuhan minum jamu untuk menjaga kesehatan.
Kala itu dia menceritakan, sebelum 2020, bisa dibilang Suwe Ora Jamu menghadapi kesulitan dalam memperkenalkan produk jamu mereka kepada masyarakat.
“Dari 2012 hingga 2020, hanya sedikit orang yang menyadari nilai dari jamu dan minat terhadap jamu masih rendah,” kenangnya.
Namun, pada 2020, situasi berubah drastis. Banyak orang mulai percaya pada manfaat jamu dan minat terhadap jamu meningkat pesat.
"Hampir semua orang jualan jamu karena kebutuhannya kebutuhannya sudah sangat urgent banget," paparnya.
Kini, melalui kedai jamunya, Nova ingin sedikit demi sedikit mengedukasi generasi muda untuk melakukan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi bahan-bahan alami yang berguna untuk menjaga kesehatan.
Bahkan, Suwe Ora Jamu sudah berada di sejumlah titik. Mulai dari Kebayoran Baru, M Bloc Space, Salihara, Petak Enam, Menteng Huis, hingga Sarinah.
Jalur distribusinya pun saat ini sudah meluas hingga Bali, Surabaya, Lombok, Batam, Pekanbaru, Australia, Singapura, Malaysia, dan Amerika Serikat.