Bisnis.com, JAKARTA - Tak hanya berparas ayu, Istri Bupati Trenggalek, Novita Hardini membuktikan bahwa perempuan memiliki kekuatan dan potensi besar membantu memajukan bangsa Indonesia.
Novita Hardini mengembangkan platform Uprintis, sebagai "rumah" untuk mengembangkan UMKM di Indonesia, terutama yang dikelola oleh perempuan agar semakin maju dan berkontribusi memperbaiki taraf ekonomi masyarakat.
Novita bercerita, latar belakangnya mendirikan Uprintis berkaca dari masalah besar di masyarakat, yakni masalah kemiskinan. Sementara itu, dari hampir semua masalah kemiskinan, perempuan acap kali menjadi korban, di antaranya putus sekolah, lama sekolah yang rendah, dan banyak kekerasan yang terjadi karena perempuan tidak berdaya.
jadi kita mau membicarakan membangun bangsa yang maju kalau nggak dari pendidikan yang berbasis ekonomi rasanya tidak mungkin, dan hampir semua masalah kemiskinan korbannya adalah perempuan, antara putus sekolah, lama sekolah yang rendah, dan banyak kekerasan yang terjadi karena perempuan tidak berdaya.
"Uprintis lahir setelah saya mendirikan Sekolah Kepemimpinan Perempuan. Ketika mereka sudah berdaya, bisa mengadvokasi di tingkat desa, mereka buat program untuk layanan publik di desa masing-masing, perencanaan daereah, ternyata kebutuhan mengakses pendidikan keterampilan ekonomi besar. Sehingga kami di Trenggalek membuat 5.000 pengusaha perempuan baru, ternyata apa yang kami lakukan di Trenggalek itu cukup berhasil signifikan," ungkapnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (12/7/2023).
Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Novita punya cita-cita memberi peran dan kontribusi lebih luas. Dengan perannya saat ini sebagai Ibu Bupati Trenggalek, ia berharap ke depan tidak hanya berperan di Trenggalek, tapi juga ke daerah lain.
Baca Juga
Sejak didirikan pada 2019, Uprintis sudah mengeluarkan modul tentang kepemimpinan perempuan, namun masih berfokus di Trenggalek.
Bekerja sama dengan e-commerce Tokopedia, Uprintis telah memberikan pelatihan kepada 1.120 perempuan, diawali dengan 896 perempuan yang sudah memiliki usaha dan 224 perempuan yang belum memiliki usaha.
Hasilnya, dari jumlah perempuan yang sudah dilatih dan dibina, saat ini sudah 62 persen perempuan mengalami peningkatan kapasitas berbisnis, 448 orang memiliki legalitas usaha, dan 146 perempuan membuka usaha baru, dan mengantongi peningkatan pendapatan.
"Setelah 2019 berdiri, 2020 pandemi, 2021 baru mulai Uprintis lebih luas. Sekarang total sudah ada 15.000 perempuan yang kami latih, kami bina, sudah 62 persen mengalami peningkatan terhadap hasil usahanya dan Uprintis sudah bergerak di Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, Medan, dan NTT," jelasnya.
Andalkan Kolaborasi
Terkait dengan pendanaan program-program Uprintis, Novita mengungkapkan terus menjalik kolaborasi dengan e-commerce, NGO, swasta, dan perbankan.
"Kami sadar dan kami meneliti bahwa peran CSR dalam mengentaskan permasalahan sosial tidak optimal, kalau ada perusahaan ngasih bantuan CSR itu tidak optimal, caranya bagaimana agar optimal? membangun ekosistem. Saya memposisikan Uprintis sebagai agregator yang membuat ekosistem yang mengelaborasi kolaborasi NGO, swasta, perbankan, startup dan pemerintah," ungkapnya.
Hari ini, Uprintis juga meresmikan kolaborasinya bersama e-commerce Tokopedia lewat Modul Perempuan Maju Digital diharapkan bisa membantu perempuan wirausaha menjawab tantangan-tantangan.
"Perjuangan perempuan untuk merdeka yang benar-benar merdeka tidaklah mudah, maka caranya hanya dengan terus berupaya meningkatkan keterampilan diri, terutama keterampilan berwirausaha. Pertumbuhan ekonomi perempuan adalah tujuan besar Uprintis Indonesia,” tuturnya.