Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 Brand Produk Outdoor Lokal, Dibangun Pemiliknya dari Hobi dan Modal Kecil

Kisah pendiri Avtech dan Consina, berawal dari hobi naik gunung dan modal kecil
Eiger
Eiger

Bisnis.com, JAKARTA - Setiap orang memiliki kegemaran dan hobi yang berbeda-beda. Salah satu yang tak pernah sepi peminat adalah hobi mendaki gunung. 

Sebelum mendaki gunung, para pendaki perlu peralatan yang lengkap dan persiapan yang matang, mulai dari tas carrier, matras, sepatu, dan lain sebagainya. 

Dengan semakin banyaknya peminat naik gunung, para pemilik hobi naik gunung ini justru menjadikan kebutuhan persiapan pendaki gunung ini menjadi peluang bisnis. 

1. Avtech

Para pemilik bisnis produk outdoor lokal yang memulai usahanya dari hobi mendaki gunung adalah Yudhi Kurniawan, nama di balik merek produk outdoor Avtech. 

Yudhi mendirikan Avtech pada 1997, berawal dari kesulitannya ketika mencari perlengkapan naik gunung, dan jika ada barangnya impor dan mahal. 

Dia meyakini, produk peralatan mendaki gunung bisa didapat dengan harga lebih murah jika membuat sendiri. Yudhi kemudian mulai belajar menjahit, terinspirasi dari ibunya. 

Dari hasil belajar menjahitnya itu, barang pertama yang dijualnya adalah dompet. Produk ini yang membuatnya ingin mengeksplorasi lebih jauh lagi. 

Memulai dengan modal Rp500.000, kini Avtech sudah berdiri lebih dari 25 tahun dan produknya sudah tersebar di banyak toko produk outdoor di seluruh Indonesia. 

2. Consina

Tak hanya Yudhi, ada pula nama Disyon Toba di balik berdirinya merek produk outdoor Consina. Merek produk outdoor asli Indonesia ini mulai didirikan pada 1999. 

Disyon membangun bisnis produk outdoornya juga dari hobinya mendaki gunung. Sebelum mendirikan Consina, dia merasakan kesulitan ketika mencari perlengkapan mendaki, hanya ada produk dari merek luar negeri yang harganya mahal. 

Kemudian, bermodal uang Rp50.000, Disyon memulai produksi sendiri pada 2001. Produk awal yang dia buat adalah tas pinggang. Biaya modalnya bisa murah karena Disyon memulai produksi dengan bahan dari limbah pabrik impor. 

Dengan bahan tersebut, produk yang dirilis ke pasaran selalu laris karena seringkali dikira produk dari luar negeri oleh para pembelinya. Seiring berjalannya waktu, produk yang dijual semakin beragam, dari ransel carrier, tenda, sepatu dan perlengkapan lainnya. 

Atas kesuksesannya membangun Consina, kini merek produk kegiatan luar ruang itu juga sudah memiliki ratusan toko yang tersebar di seluruh Indonesia.

3. Eiger

EIGER diluncurkan pertama kali pada tahun 1989 sebagai produk untuk memenuhi berbagai kebutuhan perlengkapan dan peralatan bagi gaya hidup para penggiat alam terbuka.

Nama EIGER sendiri terinspirasi dari Gunung Eiger berketinggian 3.970 mdpl dan menjadi “gunung tersulit didaki” ke-3 di dunia yang terletak di Bernese Alps, Swiss.

Kini, EIGER menyediakan tiga kategori produk utama, yaitu Mountaineering yang berorientasi pada kegiatan pendakian gunung; Riding yang berfokus pada penjelajahan sepeda motor; serta Authentic 1989 yang diinspirasi dari gaya klasik para pencinta kegiatan petualangan alam terbuka yang diwujudkan dalam desain yang kasual dan stylish.

Mengacu pada landasan visi dan misinya, EIGER tidak hanya memberikan kontribusi pada kegiatan luar ruang, namun turut memberikan perhatian yang besar terhadap kelestarian lingkungan demi mewujudkan misi yang meliputi aspek Education, Inspiration, Greenlife, Expedition, dan Responsibility.

Hingga saat ini, EIGER telah memiliki jaringan distribusi di seluruh Indonesia dan akan terus memperluas jangkauannya hingga ke mancanegara.

Di balik kesuksesannya, ada sosok Ronny Lukito, sebagai pendiri yang telah merintis sejak 1979.

Ronny Lukito kini menjabat sebagai Direktur Utama, di mana dirinya membawahi PT. Eigerindo Multi Produk Industri (MPI).

Sebelum bisa sesukses sekarang, pria kelahiran 15 Januari 1962 di Bandung sejak STM (Sekolah Teknologi Menengah) Ronny sudah akrab dengan berjualan susu yang dijajakan dari rumah ke rumah.

Setelah lulus STM, Ronny secara terpaksa harus mengubur harapan untuk bisa melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi, karena saat itu dia terkendala oleh alasan ekonomi.

Dia  memulai kariernya dengan meneruskan bisnis produksi tas kedua orang tuanya yang sudah didirikan sejak 1976 bernama Butterfly. Nama ini diambil dari merek mesin jahit buatan China yang mereka pakai.

Ronny sendiri membantu membeli bahan ke toko tertentu atau mengantarkan barang dagangan ke pelanggan mereka.

Tahun 1979, Ronny pun mengembangkan bisnis tasnya, dan memilih untuk memasukkan produknya ke berbagai mall seperti Matahari Department Store.

Di tahun 1986, akhirnya Ronny memutuskan untuk memperbesar jumlah produksi dan membeli rumah seluar 600 meter per segi sebagai tempat produksi.

Lalu, 2 tahun kemudian, guna menambah ruang produksi kembali, Ronny pun membeli lagi tanah seluas 6.000 meter persegi. Dia juga mulai mempekerjakan marketing professional untuk usahanya tersebut.

Sebelum diberi nama Eiger, ternyata nama pertama yang dipilih oleh Ronny adalah Exxon, sampai akhirnya produknya masuk ke sejumlah mall.

Sayangnya, nama tersebut terbentur masalah copyright, dan dia mendapat gugatan oleh perusahaan Amerika, Exxon Mobil Corporation.

4. Cartenz

Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 2000. Pada saat itu  perusahaan ini masih berupa toko kecil yang menjual perlengkapan dan berbagai jenis peralatan alam terbuka (Outdoor).

CV Cartenz Equipment merupakan nama awal berdirinya perusahaan ini. Perusahaan ini terus mengalami perkembangan dengan semakin bertambahnya produk yang semakin variatif , lebih lengkap dan menarik konsumen.

Pada tanggal 12 Noember 2004 CV Cartenz Equipment berganti nama menjadi PT Cartenz Indonesia. PT Cartenz Indonesia ini didirikan oleh Budi Santoso, Rudi Sunarno, Alimin Budiarjo, dan Titik Yuliani.

PT Cartenz Indonesia hingga saat ini terus berkembang sebagai Brand Fashion ternama di Indonesia.
4.2 Visi dan Misi PT Cartenz Indonesia

PT Cartenz Indonesia juga memiliki visi dan misi yang selalu ingin dicapai. Misi PT Cartenz Indonesia adalah menjadi penyedia jasa adventureterkemuka di Indonesia.

Dan misi dari PT Cartenz Indonesia adalah mempunyai jaringan outlet di seluruh Indonesia, mewujudkan kualitas
kehidupan stakeholder yang lebih baik, menyediakan dan mengembangkan 31 produk dan layanan adventure yang inovatif dan aman untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan.

5. Forester

Berawal dari pemikiran dan cita-cita dalam peran serta ingin memajukan perekonomian bangsa melalui penjajakan alam nusantara.

Forester pun lahir di pusat kota Bandung dari latar belakang industri tas kemudian berkembang menjadi sarana penunjang bagi penggiat alam bebas hingga saat ini.

Brand ini dibuat dengan tujuan menjadi sebuah brand yang dikenal luas dalam produk kegiatan adventure dan alam bebas.

Adapun misi perusahaan adalah memberikan inovasi dalam pengembangan produk kegiatan alam bebas lebih berkarakter dan terdepan, memperluas pemasaran produk melalui showroom, store dan online, mengembangkan sistem kemitraan untuk menaikan perekonomian bagi seluruh lapisan masyarakat, dan selalu memberi kualitas terbaik dan kepuasan bagi pelanggan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper