Bisnis.com, JAKARTA - Startup edukasi yang sudah berdiri sejak 2004, Zenius akhirnya memutuskan untuk tutup dan berhenti beroperasi.
Zenius begitu terkenal pada masanya, digunakan oleh anak-anak sekolah yang tengah mempersiapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Startup edutech ini menyajikan materi pelajaran untuk semua jenjang sekolah, mulai dari SD, SMP, sampai SMA yang awalnya bisa diakses secara gratis. Tak hanya itu, Zenius juga menawarkan materi belajar untuk upskilling profesional.
Meski berhenti beroperasi, Zenius mengatakan keputusan untuk berhenti hanya sementara karena tantangan operasional, yang tengah diterpa isu musim dingin teknologi sehingga sulit mendapat pendanaan.
Sosok Pendiri Zenius
Zenius didirikan oleh Sabda PS dan Medy Suharta pada 2004 atau 20 tahun lalu. Bisnis ini mereka mulai dari menjadi pusat bimbingan belajar atau bimbel offline.
Nama Sabda Putra Subekti jadi kontributor utama kesuksesan Zenius sepanjang berdiri. Pria kelahiran 1 Februari 1979 itu selain menjadi pendiri Zenius juga menjagi guru atau tutor untuk pelajaran maematika, fisika, ekonomi, dan bahasa inggris.
Baca Juga
Dia menempuh pendidikan di SMPN 115 Jakarta, kemudian melanjutkan ke salah satu sekolah favorit di Jakarta, SMAN 8 Jakarta.
Dia kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) di jurusan Teknik Informatika. Sembari kuliah di ITB, dia juga mengambil kuliah daring jurusan Matematika dan Filsafat Universitas London dan Jurusan Antropologi di Oxford University.
Sabda memulai Zenius setelah melihat skornya yang jauh di bawah siswa dari negara lain ketika mendaftar S2 di Amerika, sehingga dia ingin merombak sistem pendidikan dan pembelajaran di Indonesia.
Pada 2007, Zenius resmi menjadi perusahaan berbadan hukum dan menjadi perseroan terbatas atau PT. Selanjutnya, pada 2010, Zenius mulai meluncurkan situs pembelajaran, zenius.net.
Pada 2017, situs tersebut dikunjungi hingga 2 juta kali dalam sebulan, yang membawa Zenius menjadi perusahaan edutech pertama yang masuk Top 10 Startup di Indonesia.
Pada 2019, lebih dari 80.000 konten dan materi pembelajaran online di Zenius bisa diakses secara gratis, dan Zenius menjadi satu-satunya platform yang menyediakan layanan tersebut.
Untuk melancarkan bisnis dan menopang inisiatif Zenius menyediakan pembelajaran gratis, Zenius kemudian mendapatkan pendanaan Seri A dan pada 2020 dan menyediakan layanan belajar gratis total semasa Covid-19.