Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengancam untuk memblokir sejumlah aplikasi online travel agent (OTA) yang belum memiliki izin sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE).
Sebelumnya, Kemenkominfo telah memberikan platform tersebut waktu 10 hari kerja sejak Kamis (14/3/2024) untuk mengajukan izin kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Kemenkominfo juga sudah pernah memberikan peringatan kepada aplikasi OTA asing yang beroperasi di Indonesia untuk segera mendaftarkan layanannya sebagai PSE.
Ketentuan ini seturut dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (Permenkominfo) No.10/2021 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.5/2020 tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat.
Salah satu OTA asing yang terkenal dan juga beroperasi di Indonesia adalah Booking.com.
Sosok di Balik Booking.com
Sebagai salah satu OTA asing, Booking.com terancam diblokir di Indonesia. Lantas siapakah pemiliknya? Booking.com sudah didirikan sejak 28 tahun lalu.
Baca Juga
Geert-Jan Bruinsma membuat situs web pemesanan tiket daring di bawah mejanya pada 1996, dua tahun setelah lulus dari Universitas Twente.
Saat ini, booking.com adalah situs nomor 1 di seluruh dunia untuk memesan kamar hotel, apartemen, rumah liburan, atau resort.
Sebelum terjun ke dunia online travel agent (OTA), Bruinsma mengawali bisnis dengan bisnis faks digital meskipun tidak berjalan dengan baik. Namun, dengan internet sebagai sesuatu yang sangat baru saat itu, dia melihat berbagai peluang di sana.
Saat Bruinsma magang, seniornya yang sekaligus menjadi investornya, Jan Willem Smeenk, menyarankan agar dia membuat sesuatu berkaitan dengan reservasi hotel.
Setelah melakukan survei pasar, kala itu belum ada situs di mana konsumen dapat memesan akomodasi yang berbeda, terlebih di Belanda.
Memulai 'Boekingspunt Nederland'
Atas saran dari seniornya itu, Bruinsma memulai bisnis akomodasinya di dalam gedung BTC di Kennispark seberang kampus universitasnya. BTC adalah 'inkubator' untuk startup saat itu.
Bruinsma kemudian pergi ke Amersfoort di mana Smeenk menawarkan ruang kantor gratis, yang kemudian menjadi tempat dia membangun situs web Bookings.nl dan berbagai perlengkapannya dengan nama awal 'Boekingspunt Nederland' lantaran pada saat itu 'Bookings.nl' tidak diterima sebagai nama perusahaan.
Ingin mengembangkan bisnisnya, Bruinsma kemudian membuat rencana bisnis dan mengirimkannya melalui email ke semua alamat e-mail yang dia miliki, dan dengan cara itu dia berhasil mengumpulkan 18 investor, baik dari teman atau saudara.
Bookings.nl mulai bisa terhubung dengan beberapa hotel, hingga pada Januari 1997, sudah ada sepuluh hotel yang terhubung, dan di tahun yang sama pemesanan pertama menyusul.
Awalnya, Bruinsma membangun satu situs web untuk masing-masing hotel, yang kemudian diarahkan ke laman Bookings.nl untuk melakukan pemesanan lewat mesin pencari Altavista.
Namun, karena langkah tersebut, yang sekarang disebut SEO, jumlah pengunjung juga perlahan mulai meningkat. Pada tahun-tahun berikutnya, ribuan situs web mulai terdaftar sebagai afiliasi. Bookings.nl kemudian menerbitkan izin untuk bepergian ke luar negeri dan membeli semua lisensi untuk pemesanan perjalanan baik di dalam dan luar negeri.
Setelah sukses berkembang, pada 2002 Bruinsma memutuskan untuk mengambil langkah mundur. Dia tidak lagi memimpin Booking.nl dan memilih untuk bersama dengan keluarga, anak-anak, dan melakukan perjalanan hingga dia menjual sebagian besar sahamnya.
Pada 2005 ketika kemunculan URL internasional, tim Booking belum bisa mendaftarkan domain '.com', sehingga laman Bookings.nl dan booking.org masih digunakan. Hingga pada awal 2000, mereka mencari tahu siapa pemilik domain bookings.com, dan mengajukan pembelian domain senilai US$1.000. Namun, tawaran tersebut tak ditanggapi.
Pada akhirnya, mereka mengambil domain.com melalui orang Korea dengan nama Booking.com (tanpa 's') dan nama perusahaan pun diubah.
Pada tahun 2011, Bruinsma kembali ke Booking.com, dan melamar sama seperti orang lain pada umumnya, melalui email. Dia akhirnya kembali bukan di posisi manajemen, tapi sebagai staff pengembang website.
Sebagai seorang pengembang, dia ikut bertanggung jawab atas perbaikan situs secara terus-menerus. Bruinsma tetap bekerja di Booking.com hingga 2016. Namun, sejak itu pula dia aktif di berbagai start-up.