Bisnis.com, SEMARANG - Pelaku UMKM produk fesyen pakaian sehari-hari memiliki peluang bisnis yang tinggi dan margin keuntungan yang menggiurkan.
Owner Pajamas Gemes Valentino mengungkapkan bahwa potensi pasar pakaian sehari-hari sangat tinggi. Valentino dan istri mengungkapkan bahwa memulai bisnis pakaian piyama sejak masa pandemi Covid-19.
"Produk kami itu sebenarnya gampang sekali ditiru. Jadi kami harus berinovasi," tuturnya dalam kegiatan Upgrade Skill bersama Tokopedia dan Tiktok: Selalu Untung Lewat Digital yang digelar pada Rabu (8/5/2024) di Semarang.
Valentino dan istrinya tidak memproduksi sendiri pakaian yang dijualnya. Berbekal pengetahuan dan jejaring bisnisnya, Valentino memesan pakaian tidur itu ke pabrikan melalui sistem maklon. Sistem itu tentunya punya risiko tersendiri.
"Kalau ambil di satu supplier atau produsen, ketika high season atau ramai seperti sekarang ini pasti akan antre untuk produksinya. Makanya langkah yang kami lakukan saat ini adalah dengan bekerja sama dengan beberapa produsen," jelasnya.
Dari sisi penjualan, Pajamas Gemas mengandalkan layanan e-commerce atau lokapasar seperti Tokopedia untuk menjangkau konsumen.
Baca Juga
Sepanjang Kuartal I/2024, produk pakaian atau fesyen seperti yang dijual Pajamas Gemas memang tengah laris manis. Tokopedia mencatat, tren penjualan produk fesyen, kebutuhan harian, dan kebutuhan rumah tangga mengalami kenaikan transaksi hingga 7 kali lipat pada Kuartal I/2024.
Valentino juga menghubungkan akun Tokopedia Pajamas Gemas ke akun TikTok untuk menggunakan fitur Shop Tokopedia. "Kami mengamati bahwa itu adalah sesuatu yang baru, makanya kami coba explore," ungkapnya. Dari percobaan selama kurang lebih lima bulan, Pajamas Gemas akhirnya mulai mantap untuk menjajakan produknya di TikTok.
Keputusan itu pun mengubah cara pandang Valentino dari sebatas pengguna media sosial menjadi seorang pengamat. Konten-konten yang berseliweran di linimasa coba disimak dengan lebih teliti. Harapannya, tren dan jenis konten itu bisa ditiru untuk mempromosikan Pajamas Gemas.
Dari proses pengamatan dan belajar selama lima bulan itu, Valentino tak cuma berhasil melakukan prinsip Amati-Tiru-Modifikasi, tetapi juga secara tak sengaja menemukan salah satu keuntungan memanfaatkan media sosial TikTok.
“Ternyata setelah kami pelajari, perilaku penggunanya itu enak dan orang belanja di TikTok itu tidak perlu membandingkan harga," jelasnya.
Dari keberhasilannya itu, Valentino akhirnya mulai mencoba melakukan promosi melalui platform TikTok. "Apa saja, jadi misalnya di TikTok ada fitur iklan atau Ads, nah kita ikut. Contoh yang paling gampang, tanggal kembar atau tanggal-tanggal tertentu itu. Dari kita ikut campaign itu, kita juga mendapat eksposur, semacam traffic lebih," jelasnya.