6. Zhang Yiming
Zhang Yiming adalah pendiri dan ketua ByteDance, sebuah perusahaan teknologi China yang terkenal karena menciptakan aplikasi TikTok yang sangat populer. Lahir pada 1983, Zhang memulai karirnya di industri teknologi dan mendirikan ByteDance pada 2012.
Perusahaan ini telah berkembang menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di China, dengan fokus pada media sosial, e-commerce, dan kecerdasan buatan, dengan pengguna yang sangat besar hingga lebih dari 1 miliar di seluruh dunia.
7. Ma Huateng
Ma Huateng, juga dikenal sebagai Pony Ma, adalah pendiri dan ketua Tencent Holdings, sebuah perusahaan teknologi terkemuka China. Dia memulai karirnya di industri teknologi dan mendirikan Tencent pada 1998.
Perusahaan ini telah berkembang menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di China, yang berspesialisasi dalam media sosial, e-commerce, dan game.
Ma mengelola WeChat, aplikasi perpesanan yang banyak digunakan dengan 1,3 miliar pengguna, dan telah memposisikan dirinya sebagai salah satu orang terkaya di Asia.
Selain itu, Tencent memiliki kepentingan besar dalam game global, dengan kepemilikan di Epic Games, dan merupakan penerbit video game terkemuka. Melalui investasi Tencent, pengaruh Ma meluas ke perusahaan seperti Tesla dan Spotify. Dia juga telah mengumumkan rencana Tencent untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) baru demi kepentingan umat manusia.
Baca Juga
8. Savitri Jindal dan Keluarga
Om Prakash Jindal, bersama istrinya Savitri Jindal, mendirikan Jindal Steel and Power, sebuah perusahaan baja dan listrik India. Setelah meninggalnya Om Prakash Jindal, perusahaan ini berekspansi ke berbagai sektor, termasuk pembangkit listrik dan real estate.
Savitri Jindal bukan hanya salah satu orang terkaya di Asia tetapi juga wanita terkaya di India. Dia melanjutkan warisan suaminya dalam berkontribusi kepada masyarakat dan komunitas dengan mendukung sektor-sektor seperti pendidikan dan kesehatan.
9. Tadashi Yanai dan Keluarga
Tadashi Yanai adalah pendiri dan ketua Fast Retailing, sebuah perusahaan ritel besar Jepang. Lahir pada 1949, Yanai memulai karirnya di industri ritel dan mendirikan Fast Retailing pada 1963. Perusahaan ini telah berkembang menjadi salah satu perusahaan ritel terbesar di Jepang, dengan fokus pada produk fashion dan gaya hidup.
Tadashi Yanai adalah kekuatan pendorong di balik Fast Retailing, sebuah kerajaan pakaian berpengaruh yang terdaftar di Tokyo yang mengawasi jaringan Uniqlo.
Portofolio Fast Retailing mencakup merek-merek seperti Theory, Helmut Lang, J Brand, dan GU. Uniqlo, merek andalan, memiliki kehadiran yang kuat dengan lebih dari 2.400 toko di 25 negara, berkontribusi pada peringkat Tadashi di antara 10 orang terkaya di Asia.
Pada Oktober 2023, Uniqlo meluncurkan toko pertamanya di Mumbai, India, dan dalam menghadapi persaingan dari merek lokal dan internasional, Uniqlo bertujuan untuk tumbuh dan memantapkan dirinya sebagai merek terkemuka di India.
10. Li Ka-Shing
Li Ka-shing, lahir pada 1928, adalah pendiri dan ketua CK Hutchison Holdings dan CK Asset Holdings, dua konglomerat yang berbasis di Hong Kong. Dia memulai karirnya di industri tekstil dan mendirikan CK Hutchison Holdings pada 1950.
Perusahaan ini telah melakukan diversifikasi ke berbagai sektor, seperti real estate, energi, dan telekomunikasi.
Menjadi salah satu orang terkaya di Asia, perjalanan Li Ka-shing dimulai pada usia 21 tahun ketika dia meluncurkan Cheung Kong Plastics, yang namanya diambil dari Sungai Yangtze, dengan simpanan dan pinjaman sebesar US$6.500 dari kerabatnya.
Upaya filantropisnya melalui Li Ka Shing Foundation sangat luar biasa, dengan lebih dari US$3,8 miliar didonasikan untuk berbagai tujuan, terutama di China Raya. Khususnya, CK Hutchison Holdings, di bawah kendali Li Ka-shing, dan Grup Vodafone baru-baru ini setuju untuk menggabungkan bisnis telekomunikasi Inggris masing-masing, membentuk operator seluler terbesar di negara itu.