Bisnis.com, JAKARTA -- Nama crazy rich Grace Tahir sempat ramai lantaran meski dia adalah anak salah satu orang terkaya di Indonesia, dia enggan menggunakan barang mewah, dan bahkan menyebut merek-merek mahal yang umum dipakai itu "norak".
Dalam akun TikTok-nya dia mengatakan bahwa ada beberapa merek yang lebih diminati oleh orang kaya lama, alias "old money", bukan Louis Vuitton atau Gucci adalah yang "mentereng dan norak".
Selain itu, menurutnya tas-tas Hermes seperti Birkin dan Kelly juga overrated atau dinilai terlalu tinggi karena bisa mengundang kejahatan, bahannya yang sebenarnya mudah rusak, dan bahannya terlalu berat.
Dia mengatakan hal tersebut meskipun dia sudah lama menjadi orang kaya, alias old money, yang bisa saja mudah untuk membeli barang-barang mewah tersebut.
Grace adalah putri konglomerat pendiri Grup Mayapada, Dato Sri Tahir, pengusaha keturunan Tionghoa - Indonesia, yang lahir pada 1976.
Grace Tahir adalah anak kedua dari empat bersaudara pasangan Dato Sri Tahir dan Rosy Riady, dan merupakan lulusan University of California University.
Baca Juga
Ayahnya adalah konglomerat pemilik Mayapada Group dengan total harta keluarganya diperkirakan mencapai US$5,1 miliar atau setara dengan Rp83,53 triliun menurut data Forbes The World’s Real-Time Billionaires per 3 Juli 2024.
Sementara itu ibunya, Rosy Riady, merupakan putri dari pendiri Lippo Group Mochtar Riady. Kekayaan keluarga Riady diestimasi mencapai US$1,3 miliar atau sekitar Rp21,29 triliun.
Bisnis keluarga Tahir melalui Grup Mayapada membentang dari sektor properti, finansial, hingga kesehatan. Grup Mayapada juga menjalankan bisnis di sektor kesehatan melalui perusahaan pengelola rumah sakit PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ).
Grace Tahir sendiri tercatat menjabat sebagai direktur utama perusahaan yang membukukan pendapatan bersih sebesar Rp746,1 miliar pada kuartal I/2024.
Grace juga terekspos dengan berbagai bisnis konglomerasi dari keluarga sang ibu. Grace Tahir adalah cucu dari pendiri Lippo Group Mochtar Riady dengan nama Grace Dewi Riady. Deretan perusahaan dalam gurita bisnis Lippo diperkirakan melayani sekitar 65 juta penduduk Indonesia.
Mengutip keterangan dari situs resmi Lippo Group, konglomerasi ini tercatat mengepalai puluhan perusahaan dan 16 di antaranya merupakan perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Ke-16 emiten itu terdiri atas PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF), PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR), PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA), PT Siloam International Hospitals (SILO), PT Link Net Tbk. (LINK), PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK), dan PT Multipolar Tbk. (MLPL).
Lainnya adalah PT First Media Tbk. (KBLV), PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU), PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT), PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk. (GMTD), PT Lippo General Insurance Tbk. (LPGI), PT Star Pacific Tbk. (LPLI), PT Lippo Securities Tbk. (LPPS), PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk. (MFMI), serta PT Multi Prima Sejahtera Tbk. (LPIN).