Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil Howard Schultz Pendiri Starbucks, Kedai Kopi Global yang Kena Boikot

Mengenal pendiri Starbucks yang mulai runtuh di Indonesia imbas aksi boikot
Profl Howard Schultz Pendiri Starbucks, Kedai Kopi Global yang Kena Boikot/starbucks.co.id
Profl Howard Schultz Pendiri Starbucks, Kedai Kopi Global yang Kena Boikot/starbucks.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Kedai kopi Starbucks mulai menunjukkan tanda keruntuhannya di Indonesia setelah tertekan aksi boikot imbas serangan Israel ke Palestina.

Hal itu lantaran CEO Starbucks Howard Schultz begitu vokal  mendukung serangan Israel. 

Perjalanan Starbucks menjadi perusahaan dengan gerai kopi menyebar di seluruh dunia bukanlah jalan singkat.

Gerai pertama Starbucks pertama kali didirikan pada 1971 oleh tiga sekawan dari University of San Francisco, yakni Gerald Baldwin, seorang mantan guru Bahasa Inggris; Gordon Bowker, seorang penulis; dan Zev Siegl, seorang guru sejarah. 

Di usia 20-an mereka adalah tiga pemuda yang sangat menyukai seni, makanan enak, anggur enak, dan juga kopi yang enak.  

Mereka memulai Starbucks karena mereka ingin Seattle memiliki akses terhadap kopi dark roast lezat yang mereka sukai. Namun harus melalui perjalanan jauh hingga ke luar kota untuk menemukannya.

Masing-masing mereka berinvestasi US$1.350 dan meminjam US$5.000 dari bank. Mereka mengambil nama Starbucks dari literatur klasik dan membuka toko pertama kami pada 30 Maret 1971 di Pasar Pike Place yang bersejarah di Seattle. 

Di bawah pengawasan ketat seorang tokoh mitologi yang penuh teka-teki, Siegl mencari biji kopi untuk pelanggan.  Pada awalnya, Siegl adalah satu-satunya karyawan yang dibayar sementara yang lain tetap melakukan pekerjaan harian mereka.

Toko pertama mereka cukup sederhana, sebuah ruang dagang seluas 1.000 kaki persegi yang dikelola oleh satu karyawan, tetapi memiliki banyak sentuhan khusus, dengan perlengkapan buatan tangan dan dinding panjangan yang memamerkan lebih dari 30 jenis kopi biji utuh.  

Dibesarkan oleh Howard Schultz

Selanjutnya, pada 1981, CEO Starbucks saat ini, Howard Schultz resmi masuk ke Starbucks dan merasakan kopi Sumatra pertamanya. 

Pada 1983, Howard melakukan perjalanan ke Italia dan terpesona dengan bar kopi Italia dan romantisme pengalaman minum kopi.

Dia kemudian membawa visina untuk membawa tradisi kedai kopi Italia ke Amerika. Dia ingin menciptakan tempat untuk hubungan antarmanusia, tempat bercakap, dan tempat yang memupuk rasa kebersamaan, tempat ketiga antara pekerjaan dan rumah.  

Dia sempat meninggalkan Starbucks dan memulai kedai kopi Il Giornale miliknya sendiri dan kembali pada Agustus 1987 sebagai CEO untuk membeli Starbucks dengan bantuan investor lokal.

Setelah mengembangkan perusahaannya menjadi lebih dari 3.000 toko dan membuka toko pertamanya di Jepang, China, dan Eropa, Howard mengundurkan diri dari jabatan CEO pada 2000 untuk fokus pada ekspansi internasional sebagai kepala strategi dan ketua global.  

Namun, dia kembali pada Januari 2008 sebagai CEO untuk memimpin transformasi perusahaan, membawa Starbucks menuju pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguntungkan dengan fokus baru pada warisan kopi Starbucks, inovasi dan pengalaman pelanggan.  

Selama satu dekade, Starbucks berkembang dari 15.000 toko menjadi hampir 30.000, termasuk lokasi Starbucks Reserve® Roastery yang inovatif, Community Store, Military Family Store, dan pusat agronomi global di Hacienda Alsacia.  

Howard kemudian pensiun dari perusahaan pada 2018 tetapi bergabung kembali dengan Starbucks sebagai CEO sementara dan anggota Dewan Direksi perusahaan pada 4 April 2022. Selanjutnya, pada 2023, Howard mengambil peran sebagai ketua emeritus dan mengundurkan diri dari Dewan Direksi.

Kini, kendati performa Starbucks kian melemah di Indonesia, Howard Schultz masih menjadi salah satu miliarder dunia dengan kekayaan sebesar US$2,8 miliar berdasarkan data Forbes per 9 Juli 2024. Dia menjadi miliarder terkaya ke 1182 di dunia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper