Bisnis.com, JAKARTA -- Pengusaha dan Crazy Rich Jusuf Hamka memutuskan mundur dari kepengurusan Partai Golkar hingga pencalonan kepala daerah pada Pilkada 2024.
Jusuf Hamka mengungkapkan alasannya mundur dari Partai Golkar serta pencalonan Pilkada Serentak 2024 karena politik saat ini terlalu keras dan kasar.
Sementara, dia masih akan fokus kembali pada pekerja sosial dengan membangun masjid sesuai dengan saran istri, anak, dan menantu.
Selain itu, perusahaan jalan tol miliknya, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP) juga bakal segera meluncurkan jalur terbaru. Perusahaan itu sudah mulai melakukan pembangunan Jalan Tol Harbour Road II.
Pembangunannya dilaksanakan di Jalan R.E. Martadinata dan Jalan Lodan Raya, mulai dari Simpang Jalan R.E. Martadinata-Jalan Sunter Permai Raya hingga Jalan Lodan Raya di depan Universitas Bunda Mulia.
Meskipun Tol Layang Harbour Road II sudah mulai dibangun sejak 4 Oktober 2019 dan semula ditargetkan rampung pada 2022. Namun sampai kini jalan tol tersebut masih dalam proses konstruksi.
Baca Juga
Pihak CMNP mengungkapkan proyek yang bakal menghubungkan wilayah Ancol Timur dengan Pluit, dengan panjang sekitar 9,6 kilometer itu ditargetkan baru akan rampung pada 2025.
Profil Jusuf Hamka
Jusuf Hamka lahir di Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada 5 Desember 1957 dengan nama asli Alun Joseph.
Jusuf Hamka kemudian baru mengubah namanya saat memutuskan untuk menganut agama Islam pada 1981 menjadi Mohammad Jusuf Hamka.
Nama belakangnya didapat dari tokoh Muslim Indonesia Buya Hamka, yang membimbing, dan bahkan menganggapnya seperti anak sendiri dan membawanya membaca kalimat syahadat untuk masuk Islam.
Jauh sebelum menjadi pengusaha sukses seperti saat ini, pria yang akrab disapa Babah Alun itu menjalani hidup yang keras sejak kecilnya.
Dia tumbuh dan menghabiskan masa kecilnya di daerah Pasar Baru, Jakarta Pusat, dan sering menghabiskan waktunya dengan berjualan keliling karena hidupnya yang pas-pasan.
Jiwa bisnis sudah dimiliki Jusuf Hamka sejak kecil. Dia kerap berjualan es mambo, es kacang dan beberapa camilan kecil lainnya.
Saat beranjak dewasa, pria keturunan dari Tionghoa itu sempat melanjutkan pendidikannya di sejumlah perguruan tinggi, namun tak pernah ada yang diselesaikan.
Jusuf Hamka sempat berkuliah di Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 namun tidak selesai. Dia kemudian menjajal kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti dan lagi-lagi tak selesai.
Sampai ke luar negeri, dia sempat berkuliah di Bisnis Administrasi Columbia College, Kanada, hingga belajar Administrasi Negara di Fisip Universitas Jayabaya. Namun, dia tidak pernah menyelesaikan kuliahnya karena tidak suka dengan formalitas.
Dikenal sebagai pengusaha yang murah hati, dia mulai meniti kariernya dari menjadi pengusaha kayu di Kalimantan. Pada 1990 kariernya mulai melejit, mulai dari menjadi penasihan Sinar Mas, menjadi Komisaris Artha Graha Investama, Komisaris PT Indomobil Sukses Internasional, Komisaris PT Indosiar Visual Mandiri, Komisaris Indoement Tunggal Prakarsa, sampai direktur utama PT Citra Marga Nusaphala Persada.
Jusuf Hamka menjadi Crazy Rich dari bisnis jalan tol melalui saham mayoritas di PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) yang digenggamnya sejak 2012.
Kini, Jusuf Hamka telah menjadi salah satu konglomerat muslim yang sangat sukses di Indonesia dan punya cita-cita besar untuk membangun 1000 masjid.