Bisnis.com, JAKARTA - Dengan urbanisasi yang semakin merata, kebutuhan akan hunian dan ruang usaha menjadi peluang besar bagi pelaku properti. Namun, tantangan tetap ada, mulai dari regulasi, perizinan, hingga persaingan antar pengembang yang makin ketat.
Meski begitu, banyak pelaku industri properti yang tetap optimis melihat potensi jangka panjang termasuk di daerah penyangga seperti Tangerang sebagai pusat pertumbuhan baru.
Salah satu sosok yang melirik bisnis properti adalah Veronica Citawati, yang mendirikan dan memimpin PT Vcrich Global Property dari Tangerang.
Veronica memulai usahanya dengan langkah sederhana dengan membeli rumah pertama secara intuitif dan menyulapnya menjadi cikal bakal bisnis properti yang kini dikenal luas di Tangerang.
“Sejak 2017, saya memulai perjalanan ini dengan rasa penuh keajaiban dengan keberanian membeli satu rumah pertama secara intuitif,” ujarnya.
Perusahaan ini tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga menyentuh aspek kemanusiaan. Melalui pendekatan humanis, tim yang dipimpin Veronica menawarkan layanan menyeluruh, dari konsultasi, pengelolaan aset, hingga perencanaan keuangan dan pajak.
Baca Juga
"Pendekatan PT VCRICH GLOBAL PROPERTY tumbuh dari mindset kewirausahaan yang autentik dan natural,” jelasnya.
Dalam membangun perusahaannya, Veronica membawa nilai-nilai spiritual dan ketekunan pribadi yang kuat. Ia melihat bisnis properti bukan hanya sebagai sarana mencari keuntungan, tetapi juga sebagai medium untuk menyebarkan prinsip integritas dan empati.
“Saya mendirikan perusahaan ini bukan hanya sebagai jawaban atas kebutuhan bisnis, tetapi sebagai perwujudan keyakinan bahwa seorang wanita di Tangerang mampu memimpin revolusi properti,” tuturnya.
Dia menambahkan dalam beberapa tahun terakhir, tren properti juga mulai mengarah pada pendekatan yang lebih personal dan inklusif. Banyak pengembang mulai mempertimbangkan faktor-faktor seperti desain humanis, pengelolaan aset jangka panjang, hingga kemudahan akses terhadap layanan keuangan dan pajak properti.
Ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai menuntut lebih dari sekadar bangunan, mereka ingin hunian yang mencerminkan nilai dan gaya hidup.
Fenomena ini membuka jalan bagi pendekatan baru dalam dunia properti, termasuk munculnya tokoh-tokoh perempuan yang mengambil peran penting sebagai pemimpin. Di tengah dominasi pria di sektor konstruksi dan properti, kehadiran wanita sebagai founder atau pengambil keputusan mulai mendapat perhatian.