Bisnis.com, JAKARTA - Generasi Z (Gen Z) adalah kelompok yang lahir dan tumbuh di tengah kemajuan teknologi dan arus informasi yang semakin pesat. Dengan latar belakang tersebut, mereka memiliki cara pandang yang berbeda terhadap kehidupan, pekerjaan, dan hubungan sosial.
Dilansir dari Standford Report, Sabtu (25/07/2025), menurut analisis terbaru Glassdoor di tahun 2024, Gen Z merupakan orang yang lahir antara tahun 1996 hingga 2010, dan diperkirakan akan melampaui jumlah pekerja yang berasal dari generasi Baby Boomer.
Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z datang ke dunia kerja dengan nilai-nilai, perilaku, dan harapan yang sangat unik. Hal ini diungkapkan dalam penelitian yang dipimpin oleh Roberta Katz, yang menemukan hasil bahwa Gen Z memiliki ciri khas dan hal-hal penting saat bekerja.
Inilah Gaya Ciri Khas Gen Z Saat Bekerja:
1. Cakap akan Kemampuan Digital
Gen Z merupakan generasi pertama yang lahir dengan kemampuan dan perkembangan penuh era digital, media sosial, dan teknologi seluler. Mereka tidak hanya mahir secara teknis, tetapi juga memiliki kepekaan tinggi terhadap tren digital dan inovasi.
Orang-orang yang terlahir menjadi Gen Z terbiasa dengan media digital dan menghabiskan waktu untuk update segala sesuatu secara cepat dan tepat. Pemanfaatan digital yang dilakukan oleh Gen Z menjadi daya tarik dan memberi keuntungan besar bagi perusahaan yang ingin mempercepat transformasi digital, baik dalam hal pemasaran, komunikasi, maupun pengelolaan data.
2. Peka Terhadap Lingkungan Sosial
Bagi Gen Z, bekerja bukan hanya soal gaji dan jabatan, tetapi juga seberapa besar perusahaan mencerminkan nilai-nilai sosial yang mereka yakini. Mereka sangat peduli pada isu keberagaman, inklusivitas, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial yang ada disekitar.
Baca Juga
Gen Z kerap mengutamakan lingkungan bekerja, untuk menciptakan kenyamanan beradaptasi dan memberikan kinerja terbaik bagi perusahaan. Jika perusahaan kurang menunjukkan kepedulian nyata terhadap isu-isu tersebut, kemungkinan Gen Z akan kehilangan daya tarik dan semangat untuk bekerja.
3. Fokus Pada Keseimbangan dan Kesehatan Mental
Berbeda dari generasi sebelumnya, Gen Z sangat memperhatikan kondisi kesehatan mental di dalam dunia kerja. Gen Z tidak ragu untuk menetapkan batasan antara urusan pekerjaan dan kehidupan pribadi, sehingga pembagian waktu untuk beraktivitas produktif dapat diterapkan secara tepat.
Banyak pro dan kontra pada banyak orang, sehingga menganggap bahwa Gen Z terlalu lemah. Mereka menjadikan kesehatan mental sebagai prioritas dan memilih tempat kerja yang mampu memahami pentingnya waktu istirahat, fleksibilitas, serta empati.
4. Berpikir Kritis, Vokal, dan Terbuka
Gen Z tidak segan untuk mengemukakan pendapat, memberikan masukan, dan mengkritik kebijakan yang dianggap tidak adil. Mereka memiliki prinsip keterlibatan yang sangat kuat dan tidak hanya ingin sekadar menjadi pelaksana.
Gaya kerja yang diterapkan oleh Gen Z cenderung meningkatkan struktur hierarki yang kaku dan mendorong model kolaboratif yang lebih demokratis. Hal ini yang membuat Gen Z berani untuk terbuka dan mengutarakan seluruh pendapat, agar perusahaan mampu bersikap adil serta menghargai keputusan orang lain.
5. Cepat Belajar dan Mudah Beradaptasi
Di tengah perkembangan dan kemajuan teknologi yang terus berubah, Gen Z terbukti sebagai orang yang mampu beradaptasi secara cepat.
Cara kerja yang diterapkan oleh Gen Z cenderung mengarah pada pendekatan praktis, bersedia mempelajari keterampilan baru secara mandiri, dan terbuka terhadap perubahan peran atau tanggung jawab di tempat kerja. Hal ini membuat Gen Z dapat diterima oleh banyak orang, dan berhasil membuat perubahan besar bagi lingkungan kerja maupun lingkup sosial yang ditempati.
Ini strategi yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas gen Z:
1. Bangun budaya kerja yang transparan dan suportif dengan memberikan feedback secara rutin, melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan, serta menunjukkan apresiasi atas ide-ide yang diberikan. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan rasa keterikatan dan loyalitas antara perusahaan dengan karyawan.
2. Sediakan peluang pengembangan yang relevan dan fleksibel melalui program pelatihan yang interaktif, berbasis proyek, dan memungkinkan mereka untuk berkembang sesuai minat masing-masing.
3. Prioritaskan kesejahteraan dengan membuat program dukungan mental, kebijakan cuti, dan ciptakan lingkungan kerja yang terbuka terhadap diskusi. Cara ini merupakan langkah konkret untuk menjaga Gen Z agar tetap sehat secara fisik dan emosional.
4. Memberikan fasilitas secara fleksibel dengan membuat sistem kerja hybrid, remote, atau pengaturan waktu kerja yang bersifat adaptif, sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja pada Gen Z. (Maharani Dwi Puspita Sari)