Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Bioskop 3D Keliling Bermodal Rp40 Juta

Bisnis film bioskop keliling saat ini cukup dimonati. Hanya dengan modal Rp40 juta saja, Anda sudah bisa memulainya
Gedung Bioskop
Gedung Bioskop

Bisnis.com, JAKARTA - Film bisa menjadi media pembelajaran bagi para siswa, apalagi jika dikemas dengan teknologi yang mutakhir. Namun, tidak semua siswa bisa dengan mudah menemui bioskop di daerahnya, untuk itu bioskop keliling hadir menjadi solusi.

Bioskop keliling hadir dengan menawarkan teknologi yang tidak kalah canggih dengan jaringan bioskop raksasa di Indonesia. Dengan perlengkapan dan peralatan khusus, penyedia bioskop keliling pun menghadirkan film dengan format 3D.

Tak sekadar memberikan tayangan visual biasa, teknologi 3D ini membuat gambar yang ditampilkan terlihat nyata, sehingga memberikan pengalaman yang berbeda bagi penonton.

Para pelaku bisnis ini pun berlomba-lomba untuk menjaring pasar sebanyak-banyak dengan menyasar sekolah di daerah-daerah yang belum tersentuh jaringan bioskop nasional.

Animo pihak sekolah terhadap konsep bioskop 3D keliling juga cukup tinggi, dilihat dari semakin banyaknya permintaan untuk untuk menayangkan film edukasi sekaligus mengenalkan siswa pada teknologi 3D.

Salah satu pemain yang sudah melihat peluang di bisnis ini sejak empat tahun yang lalu adalah Wahyu Wardhana dengan Bioskop Mini 3D yang berbasis di Jombang, Jawa Timur.

Ide untuk merintis bisnis ini didapatkannya ketika melihat di daerahnya tidak ada bioskop, sehingga masyarakat kesulitan dan harus pergi ke luar kota untuk mendapatkan hiburan berupa pemutaran film-film terbaru.

Wahyu pun mencoba untuk menghadirkan bioskop ke kota nya dengan konsep bioskop mini dengan teknologi 3D. “Selain untuk hiburan, konsep bisnis ini juga bisa untuk mendidik anak-anak dengan pilihan video yang disesuaikan,” katanya.

Beberapa peralatan yang diperlukan untuk menjalankan bisnis ini di antaranya, komputer kontrol untuk proyektor yang dilengkapi perangkat lunak 3D, proyektor berbasis 3D, layar proyektor, sound theater, kacamata 3D, dan film 3D.

Total investasi yang harus dikeluarkan untuk melengkapi peralatan tersebut mencapai Rp40 juta, di mana saat itu Wahyu mendapatkannya dengan sistem cicilan.

Awalnya, bioskop mini ini ditujukan bagi masyarakat umum, namun karena responsnya kurang baik, maka pemasaran pun dialihkan pada segmentasi siswa sekolah dengan konsep bioskop edukasi.

Ternyata, tanggapan yang diterima dari sekolah cukup baik, banyak sekolah merasa puas dan tertarik dengan konsep edukasi yang ditawarkan. Sekarang Wahyu terus bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menayangkan film 3D-nya.

Dalam sepekan, maksimal ada 2.000 siswa dari tingkat taman kanak-kanak hingga SMP yang ikut menyaksikan bioskop mini 3D ini. Tiap siswa diharuskan membayar sekitar Rp6.000-Rp25.000 per siswa, sehingga dalam sebulan dia bisa meraup omzet sekitar 40 juta sebulan.

Untuk proses pemasarannya, Wahyu dan timnya aktif memasukkan proposal ke setiap-setiap sekolah dengan konsep kerja sama. Tim bioskop mini 3D akan menyewa sebuah ruangan di sekolah.

“Kami bertemu pihak sekolah dan menentukan jadwal penanyangan film. Untuk konsep seperti ini, tim marketing harus bergerak cepat,” katanya.

Karena prospek bisnis yang menggiurkan tersebut, akhirnya banyak orang yang tertarik untuk mengembangan bisnis tersebut. Akhirnya, Bioskop mini 3D mengembangkan konsep kemitraan sejak dua tahun lalu.

Saat ini, tercatat ada 68 mitra yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Di mana di setiap Kabupaten atau kota maksimal hanya boleh ada satu mitra, sehingga persaingannya bisa dikelola.

Untuk mengikuti sistem kemitraan ini, calon mitra harus mengeluarkan investasi sebesar Rp40 juta, untuk pengadaan peralatan lengkap serta materi promosi.

Dengan estimasi sekitar 52 penonton dalam sehari dan harga tiket sebesar Rp15.000, mitra bisa bisa balik modal dalam waktu 2-3 bulan.

“Selain lokasi, kemampuan tenaga promosi di lapangan juga sangat berpengaruh terhadap kecepatan balik modal,” paparnya.

Selain konsep goes to school, konsep bioskop 3D ini juga bisa diterapkan dengan menyasar segmen keluarga dengan membuka studio permanen di tempat strategis seperti objek wisata atau alun-alun kota.

“Bisa juga dibuka dengan konsep studio permanen, tetapi calon mitra harus menyediakan tempat di lokasi keramaian,” katanya.

Wahyu optimistis peluang bisnisnya masih terbuka lebar dengan prospek yang cerah. Namun, dia juga tengah memikirkan konsep lain agar mitra bisa memiliki peluang pasar yang sama besarnya.

“Rencananya bioskop mini akan dilengkapi dengan pertunjukkan lain yang besifat edukasi, seperti pertunjukan sulap dan lain-lain.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper