2. Fajri Mulya Iresha: Sampah "Disulap" Jadi Duit Rp200 Juta
Pemikiran Fajri tentang sampah yang mempunyai nilai ekonomis selama bisa dikelola dengan baik menjadi latar belakang dibentuknya kegiatan Zero Waste Indonesia.
Aktivitas Fajri dimulai dengan mengedukasi masyarakat dalam mengumpulkan sampah organik dan nonorganik kemudian membina bank sampah di sekitar wilayah Depok. Ia juga peduli terhadap upaya pemberdayaan pemulung dan kaum marjinal.
Zero Waste Indonesia berhasil menanamkan kepedulian dan kesadaran warga untuk mengolah dan memilih sampah di rumah tangga.
Omzet yang didapat dari usaha CV Zero Waste Indonesia mencapai Rp200 juta/bulan dengan kapasitas produksi 1 ton setiap hari.
Hasil tersebut dapat menambah peghasilan masyarakat dari kegiatan menabung sampah nonorganik. Sebagian hasil tabungan bank sampah mereka gunakan untuk membangun infrastuktur Lingkungan sekitar.
Zero Waste Indonesia berhasil membina sekitar 25 bank sampah yang masing masing melibatkan sekiitar 30 kepala keluarga. Total masyarakat yang turut bergabung sekitar 500 sampai 750 warga.
Zero Waste Indonesia memberdayakan 7 orang sebagai pekerja. Mereka ada yang berlatar belakang sebagai pemulung, pemuda pengangguran, bahkan ada karyawan yang memiliki penyakit kulit dan diasingkan oleh masyarakat. Ada juga mantan pemakai narkoba yang diberdayakan dengan diberi tempat tinggal, makan, serta upah yang layak.