BISNIS.COM, PEKANBARU—Gubernur Riau Rusli Zainal tahun ini akan mengakhiri masa baktinya. Apa saja yang sudah dilakukannya selama dua periode sejak 21 November 2003, dan apa pesan kepada calon gubernur baru? Berikut petikan wawancaranya dengan Bisnis.com beberapa waktu lalu.
Bagaimana Anda melihat Riau saat ini dan ke depannya, setelah kurang lebih 10 tahun memimpin Riau?
Selama 10 tahun saya diberikan amanah menjadi Gubernur Riau, saya melihat bahwa kesempatan dan potensi Riau untuk dapat menjadi salah satu provinsi yang maju dan merupakan salah satu kutub pertumbuhan ekonomi di Kawasan Barat Indonesia, bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dapat kita kembangkan.
Kenapa demikian? Kalau kita lihat dari potensi sumber kekayaan alam, baik itu dari minyak dan gas buminya, maupun sektor perkebunan, kehutanan, pertanian, perikanan, dan pertanian, semuanya sangat luar biasa, menurut saya. Apalagi kalau kita kaitkan dengan letak geografis Provinsi Riau yang sangat strategis, yang berada di tepi jalan tol dunia Selat Malaka.
Semua itu memberikan satu nilai tambah, yang bila semua ini di manage dengan management pemerintahan yang baik, dengan menggerakkan berbagai potensi sosial kemasyarakatan usaha, saya yakin Riau akan tumbuh dan berkembang sebagai salah satu kutub pertumbuhan ekonomi Kawasan Barat Indonesia.
Oleh karena itu, ketika amanah ini diberikan kepada saya, saya mencoba untuk mengelaborasi itu dan Alhamdulillah bisa dilihat hari ini. Ketika 10 tahun lalu sebelum saya menjadi gubernur, boleh saya katakan Ibu Kota Provinsi Riau ini masih flat (datar), kecuali hanya ada beberapa gedung-gedung, misalnya Gedung Surya Dumai dan Hotel Arya Duta, juga hanya ada dua jembatan, yakni Jembatan Siak 1 dan 2.
Kondisi sekarang?
Hari ini, sudah ada 5 jembatan baru, yang sangat penting dalam menunjang kepentingan-kepentingan investasi yang kita butuhkan di Provinsi Riau ini, seperti Jembatan Siak 3, Jembatan Siak 4, Jembatan Perawang, Jembatan Teluk Mesjid, dan jembatan siak yang sedang kita bangun. Hampir di atas Rp1 triliun yang sudah kita investasikan selama 5 tahun terakhir ini untuk mempersiapkan infrastruktur yang ada di Provinsi Riau.
Tidak hanya di kota-kota besar, tetapi hampir di seluruh Provinsi Riau, kita melakukan program-program dengan anggaran multiyears yang berorientasi kepada potensi investasi dan pengembangan wilayah. Tidak hanya cukup dengan itu, dua bulan setelah saya dilantik menjadi Gubernur Riau, saya mengundang seluruh bupati, walikota dan ketua DPRD kabupaten/kota untuk melakukan sinergi pembangunan, perencanaan, dan program, termasuk juga sinergi anggaran.
Dari apa yang sudah kami lakukan itu, hari ini luar biasa hasilnya. Saya melihat pertumbuhan ekonomi Riau hari ini luar biasa dalam 10 tahun ini. Mendagri merilis Riau termasuk provinsi yang mempunyai indeks pembangunan tertinggi, walaupun dari APBD memang relatif besar.
Termasuk juga untuk sektor perbankan. Aset perbankan kita hari ini mencapai Rp73 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Sumatra Barat sekitar Rp28—Rp30 triliun. Kemudian, target pajak tahun ini juga terbesar, dari realisasi Rp12,9 triliun pada tahun lalu, menjadi Rp17,2 triliun. Ini merupakan target penerimaan pajak terbesar seluruh Indonesia, di luar Jawa.
Selanjutnya, dari mobilitas penerbangan. Waktu awal saya menjadi gubernur, hanya ada 6—7 penerbangan Jakarta-Pekanbaru, hari ini sudah 20 kali penerbangan. Bahkan, ke Singapura sudah ada dua kali penerbangan, ke Malaysia ada 4 kali penerbangan.
Bagaimana Anda menjadikan Riau sebagai daerah tujuan investasi?
Komitmen saya ketika diberikan amanah di Riau adalah bagaimana semua birokrasi saya berorientasi kepada pro bisnis dan pro investasi. Spirit ini sejak awal sudah saya kumandangkan dan saya sampaikan bahwa semua birokrasi kita mempunyai sikap-sikap kewirausahaan. Saya sudah menyampaikan bahwa motto saya adalah pro bisnis, pro investasi.
Ini menjadi penting, karena hari ini kita bukan lagi merebut kemerdekaan, tetapi kita sudah harus mengisi kemerdekaan itu. Apalagi, Riau dengan potensi yang begitu besar, maka bagaimana kita dapat mengoptimalkan potensi kekayaan alam ini menjadi sesuatu yang produktif, yang pada akhirnya memberikan multiflier effect (dampak berantai) secara ekonomi dalam kehidupan masyarakat.
Untuk mewujudkan itu, saya melakukan beberapa langkah-langkah di bidang investasi, antara lain bagaimana kita terus mensosialisasikan kebijakan-kebijakan investasi, membentuk tim percepatan investasi, membuat kantor pelayanan terpadu di seluruh kabupaten/kota, membentuk badan komplain (complaint board) untuk menampung apa saja yang menjadi komplen dari berbagai dunia usaha, termasuk setiap tahunnya memberikan penghargaan kepada dunia usaha dan kabupaten/kota yang berprestasi di bidang investasi.
Itu semua adalah kebijakan-kebijakan yang saya harapkan memang dapat memberikan suatu suasana dan iklim investasi yang lebih kondusif dan sehat. Secara nyata, sinergitas yang dilakukan juga harus berorientasi kepada pengembangan dan pembangunan berbagai infrastruktur.
Bagaimana dengan peluang investasinya?
Banyak sektor yang bisa dikembangkan di Riau, misalnya, perkebunan sawit yang kita miliki dengan luas hampir 2,2 juta hektar, terdapat sekitar 150 lebih pabrik kelapa sawit, dan produksi yang sudah mencapai 7—8 juta ton per tahun.
Saya belum puas dan belum merasa maksimal dari segi output secara ekonomi karena semua yang sudah dibangun sekarang ini baru pada industri hulunya. Jadi mulitiflier effect secara ekonomi terhadap industri hilirnya belum maksimal. Kita kehilangan triliunan rupiah karena kita tidak mampu menciptakan berbagai turunan atau industri hilir dari industri hulu yang sudah kita bangun sekarang.
Oleh karena, itu kita memang perlu menciptakan iklim investasi yang sehat dan kondusif dengan terus memacu berbagai infrastrtuktur dan energi, termasuk pelabuhan dan keamanan, sehingga Riau benar-benar menjadi daerah tujuan investasi. Dengan demikian, nantinya juga akan berpengaruh terhadap penciptaan lapangan kerja, meningkatkan sumber-sumber pembanguan negara dan daerah, sehingga meningkatkan daya beli masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan.
Apa mimpi Anda untuk Riau yang belum tercapai?
Banyak sekali, salah satunya soal Jembatan Selat Malaka yang merupakan salah satu Asean Infrastructure yang harus bisa diwujudkan ke depannya. Di samping itu, saya berharap berbagai kemajuan yang sudah ada, kita juga harus membuat berbagai event nasional dan internasioanal untuk menjadi trigger pembangunan, salah satunya adalah PON dan juga ISG (Islamic solidarity games) yang akan diselenggarakan pada Juni nanti.
Saya bersyukur, Alhamdulillah mimpi besar saya untuk menjadikan Riau dikenal dunia melalui olahraga sudah terwujud. Stadion Utama Riau juga termasuk dalam 16 besar nominasi terbaik dunia pada 2012. Dalam ISG nanti, InsyaAllah juga akan hadir 49 negara Islam ke Riau. Saya kira ini adalah salah satu komitmen saya.
Saya pernah berpikir dalam tanda petik, bagaimana kira-kira kita me-manage provinsi ini seperti me-manage sebuah negara. Negara dalam artian, kita mencoba melengkapi semua infrastruktur yang bisa mempercepat proses-proses pertumbuhan dan kemajuan negeri ini. Yang paling penting membangun network dan akses dengan berbagai pihak serta melakukan kerja sama intensif dengan dunia usaha sehingga daerah ini bisa berkembang sebagaimana yang kita harapkan.
Apa harapan dan pesan kepada penerus Anda yang nantinya terpilih menjadi Gubernur Riau pada pemilihan tahun ini?
Saya berharap siapapun yang akan menjadi pemimpin Riau ke depan ini, satu hal yang memang harus diperhatikan adalah, dia harus mempunyai visi yang jauh ke depan, mempunyai komitmen yang tinggi, dan idealisme serta network yang juga baik untuk dapat me-manage Riau dengan semangat “Riau Baru”.
“Riau Baru” itu artinya, kita sudah memasukkan unsur-unsur sience dan technology, dengan mengedepankan berbagai suatu grand design, seperti yang saya sampaikan di atas. Bagaimana kita dapat membangun akses dengan berbagai pihak, termasuk dunia usaha, masyarakat, dan dunia internasional dengan berbasis kepada potensi-potensi besar yang ada di Riau ini.
Pemimpin juga harus punya taste (selera) yang bagus sehingga Riau menjadi menarik di mata masyarakat dan investor. Dengan suatu target-target pembangunan, saya yakin, InsyaAllah itu menjadi kewajiban bagi pemimpin yang akan datang.
Pewawancara: Asep Dadan Muhanda & Nurbaiti