BISNIS.COM, JAKARTA—Belanja iklan sebagian besar perusahaan di Indonesia tidak akan berkurang meskipun perekonomian dunia sedang dilanda ketidakpastian. Konsumsi domestik dinilai menjadi faktor penopang utama.
Ketua Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) Harris Thajeb mengatakan jumlah kelas menengah Indonesia yang telah mencapai 135 juta jiwa dari total populasi 240 juta jiwa merupakan alasan kuat perusahaan tetap beriklan. Demikian juga bagi perusahaan asing yang menjual produknya di Tanah Air.
“Dalam situasi seperti ini, Indonesia tidak akan terpengaruh oleh perekonomian asing. Konsumsi domestik kita merupakan pasar yang diincar banyak negara. Perusahaan pasti tidak akan mengurangi belanja iklannya,” ujar Harris, Rabu (29/5/2013).
Dia menambahkan langkah ini ditempuh untuk menjaga top of mind masyarakat agar tidak tergantikan dengan brand lain di tengah tingginya konsumsi masyarakat. Jika tidak secara rutin beriklan, di saat ada kompetitor lain dengan kualitas setara atau bahkan dengan harga yang lebih murah, bisa tergeser atau terlupakan.
Dia mencontohkan produsen elektronik Jepang seperti Sony, Sanyo, Panasonic yang kini tergeser oleh produsen produk serupa asal Korea Selatan, yakni Samsung.
Harris menjelaskan dengan harga yang lebih terjangkau dan feature yang variatif, meskipun kualitasnya belum teruji, tetapi dengan iklan intensif yang dilakukan produk elektronik asal Negeri Gingseng ini mampu mendominasi pasar.