BISNIS.COM, MALANG—PT Nutricia Indonesia Sejahtera (NIS) menggandeng 17 fakultas kedokteran perguruan tinggi negeri untuk menyosialisasikan pentingnya early life nutrition, yakni asupan gizi pada ibu hamil dan anak usia 2 tahun.
Medical Director PT NIS Swissanto Soerojo mengatakan sosialisasi mengenai early life nutrition di Kota Malang erupakan kegiatan kali ke-8 dari 17 kegatan yang akan dilaksanakan perusahaan tersebut dengan bekera sama FK dan Indonesian Nutrition Association (INA).
“Misi kami membantu memberikan edukasi yang luas kepada para dokter, ahli diet, dan ahli nutrisi di seluruh Indonesia mengenai pentingya pemenuhan gizi pada masa kehamilan dan tahap awal kehidupan supaya mereka bisa membantu pada ibu mempersiapkan anaknya ntuk maa yang depan yang lebih sehat,” kata Swissanto di sela-sela Simposium Early Life Nutrition di Malang, Sabtu (22/6/2013).
Perusahaan tersebut mengklaim berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi permasalahan beban gizi ganda di Indonesia, tertama untuk menahan prevalensi kegemukan pada anak pada angka 40% hingga 2025 sesuai denga program program scaling up nutrition dari pemerintah.
Dia menegaskan pula perusahaan tersebut memiliki kekhawatiran yang sama dengan pemerintah dalam penanganan beban ganda masalah gizi sesegera mungkin.
“Nutricia ingin menjadi bagian dari solusi permaslaahan gizi bangsa dengan kepedulian, pemahaman yang mendalam dan keahlian kami dalam bidang gizi. Salah satu bentuk nyata dari komimen itu berupa dukungan pengembangan kapasitas untuk para tenaga kesehatan seperti kegiatan simposium ini.”
Ahli Gizi dan Pengajar FK Universitas Brawijaya Malang Saptawati Bardosono mengatakan kondisi gizi dan kesehatan ibu pada sembilan bulan kehamilan akan sangat berpengaruh pada tumbuhkembang janin dan kondisi kesehatan ketika lahir dan akan berlanjut di masa dewasanya.
Ibu hamil yang tidakmemperhatikan asupan gizi dan kesehatannya secara umum, dapat melahirkan bayi dengan berat lahir rendah maupun besar yang keduanya berisiko tiggi terhadap berbagai penyakit tidak menular jalan jangka panjang, seperti obesitas, diabetes mellitus, dan penyakit jantung-pembuluh darah,
Asupan gizi hingga anak berusia dua tahun pun akan turut menjadi faktor terhadap penyakit tersebut. “Ada korelasi positif antara prevalensi anak gemuk dan anak pendek yang erat kaitannya dengan kurang optimalnya proses tumbuh-kembang janin dalam kandungan ibu kurang gizi.”
Pendekatan baru untuk mencegah peningkatatan kejadian kelebihan berat badan sejak masa anak, yakni dengan memberi perhatian khusus pada nutrisi anak sejak awal kehidupan atau dikenal masa 1.000 hari pertama kehidupan anak, yakni sejak masa janin sampai dengan usia 24 bulan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Supranoto mengatakan status gizi Balita (di bawah 5 tahun) di Kota Malang pada 2012, yakni 93,29% termasuk normal, 4,83% kurang, dan 0,40% sangat kurang, serta 1,40% lebih.
“Penyebab anak kurang gizi maupun kelebihan bukan berarti karena faktor ekonomi. Bisa jadi karea pemahaman yang kurang. Karena itulah maalah ini akan terus kami sosialisasikan kepada masyarakat.”(k24)