Bisnis.com, JAKARTA - “Di butuhkan usher untuk acara Indonesia Motor Show (IMS) September 2013 untuk produk mobil Proton”. Usai membaca pesan tersebut, Nasya langsung bergegas menghubungi agency yang mengirimkan pesan kepadanya.
Nasya hampir setiap hari mendapat tawaran mulai menjadi sales promotion girls (SPG), usher, hingga menjadi seorang model di otomotif. Bagi Nasya yang sudah empat tahun bergelut dalam pekerjaan ini, merasakan banyak keberuntungan dari segi financial, meskipun kadang sebagai seorang usher atau SPG sering diganggu atau digoda laki-laki.
Nasya Fardisya Aulia Syamputri atau biasa dipanggil Nasya ternyata punya sekelumit cerita panjang tentang suka duka menjadi seorang SPG. Dia mengatakan, dari sisi positif ada banyak hal didapat mulai dari mengenal klien sampai mengenal pengunjung dengan beraneka ragam profesi saat dia melakoni pekerjaan tersebut.
Gadis berusia 23 tahun ini, menilai pekerjaan ini sangat gampang karena bisa menghasilkan uang paling cepat dalam sehari dengan bayaran yang terbilang layak. Selain itu, dengan bermodalkan kecantikan fi sik dan kemampuan berkomunikasi menjadikannya lebih gampang untuk melakukan ketimbang pekerjaan di kantoran yang berbeli-belit dan lebih lama prosesnya.
Namun, pada sisi lain, ada kesan negatif yang melekat dalam pekerjaan ini. Dia mengatakan, banyak orang berprasangka buruk terhadap pekerjaan ini. “Kadang orang bilang kita [sales] seperti perempuan “nakal”, ujarnya lirih.
“Sebut Iren saja.” Kalimat itu terucap dari seorang gadis melalui saluran telepon. Nadanya lembut. Gaya bicaranya sopan. Iren, gadis berusia 22 tahun itu ingat betul selepas lulus sekolah di salah satu SMA di Bandung, dia mecoba bisnis kecil-kecilan.
Dia berjualan batik yang dipasarkan melalui Blackberry Messenger. Maklum, sebagai gadis kelahiran Solo, dia banyak memiliki kenalan perajin batik yang dia jadikan partner usaha.
Namun, bisnisnya itu tidak berjalan lama ketika beberapa teman mengajaknya mencari pekerjaan lain. Sebuah pekerjaan yang dituntut tampil cantik dengan pakaian minim dan seksi, sebagai SPG. Iren tak menyia-nyiakan tawaran.
“Sekarang kalau dihitung-hitung sudah hampir dua tahun [jadi SPG]. Terkadang juga jadi usher untuk beberapa eventevent perusahaan di Bandung. Tergantung tawaran juga,” ujarnya. (Emanuel T. Hayon, Miftahul Khoer, Gloria N. Dolorosa)