Bisnis.com, JAKARTA - “The purpose of art is washing the dust of daily life off our souls.” Begitu sebuah kutipan dari seorang pelukis ternama beraliran kubisme Pablo Picasso. Seni, menurutnya, sebuah upaya pembersihan jiwa manusia.
Tidak berlebihan memang jika barang-barang seni seperti lukisan atau patung bernilai tinggi. Karena di dalam barang seni itu sendiri mengandung unsur estetika yang bisa membuat seseorang mencapai tingkat kepuasan batin si pemilik.
Benny Priyono, seorang investor barang seni, mengatakan awal mula ketertarikan terhadap lukisan saat dirinya mendapat tugas sewaktu kuliah di Amerika. Ketika itu, dia mendapat tugas membuat ulasan mengenai beberapa lukisan di Cleveland Museum of Art.
"Sejak itu, saya selalu terkagum dan mulai belajar untuk mengapresiasi lukisan yang dibuat oleh seniman-seniman luar atau pun dalam negeri," ujarnya.
Jenis lukisan yang dia suka pada awalnya adalah beraliran realis. Akan tetapi seiring berjalannya waktu dan kerap bergaul dengan sejumlah pelaku seni, Benny lebih menyukai lukisan abstrak dan kontemporer. Meskipun demikian dia menyukai lukisan apapun dan tidak terpaku hanya dalam satu genre.
Pria yang juga berinvestasi di bidang tanah dan logam itu juga mengatakan terakhir membeli lukisan pada 2012 lalu. Beberapa lukisan yang sudah dikoleksi antara lain karya Nyoman Gunarsa, Men Sagan, J.B Iwan Sulistyo, Agapetus, Kristiandana, Bob Sick, Erica Hestu Wahyuni, Dipo Andy, Jumaldi Alfi, dan lainnya.
Menurutnya, awal membeli lukisan sebetulnya untuk mengisi hiasan rumah barunya di Jakarta. Namun, kebiasaan tersebut akhirnya menjadi koleksi pribadi yang cukup menjanjikan.
"Dan tidak menutup kemungkinan jika ada penawaran bagus, beberapa lukisan juga telah saya jual, ataupun kalo ada yang sudah bosan saya coba jual di balai lelang lukisan," tuturnya.
Tisna Sanjaya, pelukis dan seniman instalasi asal Bandung, menuturkan tidak sedikit para pengusaha yang berinvestasi di bidang seni. Dia mengatakan sering berkomunikasi dengan beberapa pengusaha yang memiliki ketertarikan di bidang lukisan.
Bukan hanya mengoleksi saja, akan tetapi para pengusaha tersebut kerap aktif berdiskusi bahkan ikut mengkritisi beberapa karya lukis yang dinilainya menarik.
“Saya melihat postif ketika para pengusaha mau berinvestasi di bidang seni. Ketika seni dipandang hanya dimiliki oleh segelitir orang, ternyata kaum kelas menengah ini banyak yang serius terlibat,” ujarnya.
Tren kalangan menengah yang bierinvestasi di barang-barang seni rupanya bukan hanya di ranah koleksi saja. Tetapi jauh dari itu, para pengusaha tak sedikit yang aktif mendanai pertunjukan seni seperti performance art dan instalasi. Bagi Tisna, hal tersebut jauh lebih berharga bagi perkembangan seni di Indonesia.
Mohammad Andoko, President Director One Shildt Financial Planning, menuturkan investasi di bidang seni saat ini sudah menjadi gaya hidup. Hampir di berbagai ruang perkantoran, sambungnya, terdapat berbagai lukisan atau barang seni lainnya yang dipajang.
Dia mengatakan, kalangan menengah atau para pengusaha sudah banyak tertarik berinvestasi barang seni khususnya di lukisan. Andoko mencontohkan, seorang taipan properti asal Inggris David khalili yang memiliki kekayaan bersih sekitar US$1 miliar rela menginvestasikan uangnya sebanyak US$930 juta untuk barang seni.
Biasanya, sambung Andoko, yang menjadi incaran para taipan atau investor barang seni yaitu lukisan, guci, mobil antik, jam kuno, dan barang-barang lainnya. Namun, barang seni bergengsi saat ini yang masih diburu adalah lukisan.
Andoko menjelaskan, dari jenis investasi real asset seperti properti dan emas, para investor banyak tertarik di lukisan. Menurutnya, jenis investasi ini cukup menggiurkan seiring ketertarikan orang terhadap seni sudah mulai terbangun.
“Jika meminjam sebuah istilah, lukisan ini bisa diibaratkan semakin tua semakin beirisi. Lukisan itu semakin usianya tua, harganya semakin mahal, terutama jika cara perawatannya baik dan tentunya karya asli dari senimannya langsung,” katanya.
Bagi para investor, ada beberapa yang harus diperhatikan dalam berinvestasi di barang seni, khususnya lukisan. Pertama, langkah yang harus diperhatikan terlebih dahulu siapa pelukisnya, baru setelah itu bisa melihat penilaian dari kurator lukisan.
Kedua, para investor juga wajib mencari tahu keaslian lukisan, karena tidak sedikit lukisan yang dijual atau dipamerankan hasil repro. “Lakukan juga penawaran harga sebesar 50% dari yang ditawarkan. Setelah dibeli jangan dokumentasikan, buat jaga-jaga suatu hari jika lukisan dijual lagi ada sesuatu yang bisa bernilai tinggi.”