Bisnis.com, JAKARTA - Sudah banyak perusahaan yang mencoba terjun di bisnis Internet, namun hanya segelintir yang sukses. Salah satunya adalah PT Supra Primatama Nusantara, operator telekomunikasi dan multimedia pemegang merek dagang Biznet Networks.
Seperti diakui pendirinya, Adi Kusma, kesuksesan itu ditopang keseriusannya dalam mengembangkan tiga bisnis utama, yaitu, jaringan Internet, data center dan TV kabel.
Guna menopang bisnisnya itu, Adi rela mendanai pembangunan infrastruktur secara besar-besaran “Insfrastruktur adalah yang utama di bisnis ini. Hanya dengan itu bisnis ini menjadi kuat,” ujarnya.
Kendati bisnisnya berwatak digital, tapi insfrastruktur yang kokoh merupakan garansi. Ibarat rumah, dengan infrastruktur yang kokoh, bisnis ini dibangun di atas batu cadas, bukan pasir, sehingga tidak gampang dihempas angin badai.
Hingga saat ini, Biznet memiliki dan memelihara 6.500 kilometer saluran serat optik dan kabel di sekitar Jakarta, Bali, Bandung dan daerah Surabaya. Biznet juga memiliki dan mengoperasikan jaringan Biznet InterCity yang menghubungkan kota-kota besar di Pulau Jawa.
Biznet menggunakan beberapa teknologi jaringan seperti Metro Ethernet, GE-PON (gigabit ethernet passive optical network), HFC (hybrid fiber coaxial), NG-SDH (next generation-synchronous digital hierarchy) dan MPLS (multiprotocol switching layer).
Tidak cukup membangun jaringan serat optik yang sepanjang ribuan kilometer senilai triliunan rupiah—dengan harga 1 kilometer antara Rp300 juta hingga Rp500 juta—Biznet juga menghabiskan Rp350 miliar ketika harus terjun ke bisnis data center. Kini Biznet mampu menghadirkan Biznet Technovillage, infrastruktur sekaligus fasilitas pusat penyimpanan data yang terintegrasi.
“Kami ingin menjadi one stop solution data center. Jadi tidak hanya data center, termasuk juga fasilitas-fasilitas pendukung lainnya, seperti perkantoran dan pusat bisnis,” kata Adi.
Perusahaan itu memiliki dua fasilitas data center. Satu data center berlokasi di kawasan Sudirman, Jakarta, dengan spesifikasi tier 2 yang diberi nama Biznet MegaPOP Jakarta. Sementara satu lainnya berada di Biznet Technovillage yang sudah bersertifikasi Tier 3, juga mengantongi kualifikasi green building.
Biznet Technovillage luas bangunan sebesar 16,000 meter persegi yang berada di atas lahan seluas dua hektar, berlokasi di Cimanggis, Jawa Barat. Selain itu, di dalam Biznet Technovillage terdapat perkantoran dan pusat bisnis.
Data center di Biznet Technovillage dirancang untuk memenuhi kebutuhan penyimpanan data, terutama bagi institusi perbankan, sektor finansial non bank, perminyakan, e-commerce, pemerintahan, dan perusahaan penyedia jasa konten (content provider).
Dengan insfrastruktur yang kuat, tidak rumit bagi Biznet untuk mengembangkan sayap bisnisTV kabel. Makanya pada tahun ini, melalui brand max3, Biznet Networks mulai memasarkan layanan Internet dan TV kabel di Bali. Layanan Broadband Internet Bonus TV Kabel berkualitas HD ini merupakan inovasi terbaru dari Biznet Networks.
Dengan biaya berlangganan mulai Rp 250.000, Adi menjelaskan, pelanggan max3 di Pulau Dewata bisa menikmati layanan Internet ultracepat dan hiburan TV kabel digital dengan 81 channel (55 standard definition channel dan 26 high definition channel), termasuk saluran TV lokal.
Data dari Media Partners Asia, lembaga riset TV di Singapura, menyebutkan, saat ini di Indonesia terdapat sekitar 60 juta rumah tangga dan baru 40 juta rumah tangga yang memiliki TV. Namun, baru 2-3 juta pelanggan saja yang berlangganan TV berbayar. Artinya sekitar 37-38 juta rumah tangga hanya menggunakan tayangan TV 'free to air' (FTA).
Sementara Cable & Satellite Broadcasting Association of Asia (CASBAA) memproyeksikan, tahun ini pelanggan tv berbayar di Indonesia bakal mencapai lima juta pelanggan. Sehingga, potensi pertumbuhan industri TV berbayar masih cukup menjanjikan.
Mengamati peluang dan apa yang dikerjakan Biznet, kita hanya bisa yakin bahwa Biznet memiliki masa depan yang cerah dan Adi Kusma menjadi salah satu pebisnis yang patut diperhitungkan lawan-lawannya. (Thomas Mola & Abraham Runga Mali)