Bisnis.com, JAKARTA - Apa yang terlintas dibenak Anda ketika mendengar kata Ciputra? Bisa dipastikan, semua orang akan menjawab pro perti. Kedunya seolah menjadi entitas yang saling melekat. Itulah brand, sebuah kata yang menghasilkan makna.
Sebelum menjadi perusahaan properti raksasa seperti saat ini, Ciputra yang akrab disapa Pak Ci juga memulai bisnisnya dari nol, sebagai pelaku usaha kecil. Namun, dalam perkembangannya, Pak Ci tidak hanya fokus pada pembangunan properti di mana-mana, tetapi juga fokus membangun branding. Tak heran, Pak Ci mampu bertahan dalam bisnis properti lebih dari 30 tahun.
Brand Ciputra, menurut Pak Ci, tidak muncul begitu saja, tetapi dibangun dengan konsistensi, profesional, entrepreneur, dan integritas yang tinggi hingga akhirnya nama tersebut begitu dikenal da lam dunia properti, tidak hanya di da lam negeri, tetapi juga luar negeri.
Pak Ci mengatakan upaya membangun brand harus dimulai secara konsisten dan menjaga profesionalitas serta integritas yang tinggi. Integritas dapat diciptakan dari perilaku berbisnis dengan adil, benar, dan jujur. Adapun, profesionalitas itu terlihat dari kemampuan pebisnis untuk menepati janji dan komitmen yang sudah disepakati pada awal pengerjaan proyek.
“Janji itu harus dipenuhi, kalau bisa mengerjakan proyek lebih cepat dari janji yang telah disepakati. Dan hal itu harus dilakukan secara konsisten, dari situ lama kelamaan akan terbangun brand,” ucapnya kepada Bisnis disela-sela pemberian Friendship Award dari BECA, perusahaan konsultan pro perti asal Swedia, kepada Ciputra, Rabu (19/9/2013).
Di samping itu, nama juga me miliki peran penting dalam menciptakan brand. Dengan menggunakan nama keluarga Ciputra dalam bisnisnya, ada tanggung jawab dan komitmen yang harus dijaga.
“Nama itu menunjukan komitmen atas barang atau jasa yang dijual kepada pelanggan. Bila tidak terpenuhi, nama pribadi dan keluarga akan jatuh karena itu harus dijaga dengan cara bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan.”