Bisnis.com, JAKARTA - Memadukan dua budaya yang berbeda kerap kali menghambat kemajuan perusahaan selepas proses akuisisi. Tapi di tangan Yang Yuanqing, Chief Executive Officer Lenovo, integrasi bukan batu sandungan.
Sebaliknya, Lenovo terus mengembangkan bisnis dan mendominasi pasar komputer personal (personal computer/PC). Lenovo mengambil alih bisnis PC milik IBM pada 2005. Perusahaan yang berbasis di China ini terus berkembang, menggeser dominasi pemain lama. Data yang dirilis lembaga riset International Data Corporation (IDC) pada Rabu (9/10) menyebutkan Lenovo merajai bisnis PC global dengan pangsa pasar 17,3% dan total penjualan mencapai 14,4 juta unit, naik 2,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Lenovo berhasil menggeser posisi HP, yang semula bertengger di posisi puncak, pada kuartal II/2013. Pada periode Juli-September tahun ini, HP berada di posisi kedua dengan pangsa pasar 17,1% dengan total penjualan 13,99 juta unit.
Selain IDC, lembaga riset Gartner juga menempatkan Lenovo sebagai pemimpin pasar. Data Gartner yang dirilis bersamaan dengan data IDC menyebutkan pangsa pasar Lenovo pada kuartal III/2013 mencapai 17,6%. Lenovo menjual 14,15 juta unit, tumbuh 2,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan penjualan Lenovo yang ditunjukkan oleh kedua lembaga riset ini terjadi di tengah kelesuan pasar PC. Dalam perbincangan dengan Bisnis, Yuanqing menyebutkan kendati sempat menemui hambatan terutama pada masa awal setelah akuisisi, Lenovo dengan cepat menemukan bahwa budaya rasa memiliki perusahaan yang tinggi dapat menjadi mesin pendorong kemajuan perusahaan. Tidak hanya itu, inovasi juga menjadi kunci sukses guna menghasilkan produk yang mampu mencuri perhatian pengguna perangkat digital.
”Bayangkan, kami tak pernah memiliki pengalaman dalam menyasar segmen konsumer. IBM dikenal sebagai perusahaan yang berorientasi pada pengguna enterprise. Kami berupaya keras untuk terus berinovasi,” ujar Yuanqing.
Menempatkan inovasi sebagai elemen penting mematahkan anggapan bahwa perusahaan dari China hanya menjadi peniru ulung. Ujung tombak inovasi Lenovo terletak pada pusat penelitian dan pengembangan Lenovo yang berada di China, Jepang, dan Amerika Serikat. Di sinilah ide-ide digodok dan berujung pada produk yang mengedepankan desain sekaligus fungsi. Yuanqing misalnya menunjukkan ponsel cerdas dari keluarga Vibe X di sela-sela wawancara.
Lenovo juga mengandalkan inovasi di era yang disebut sebagai PC plus. ”Kami mempersiapkan pengembangan bisnis yang tidak hanya berkonsentrasi pada PC tetapi juga mengembangkan perangkat mobile, termasuk smartphone dan tablet. Transisi ini berjalan sangat mulus,” kata Yuanqing.
Apa lagi yang membuat perusahaan terus melesat? Selain inovasi, resep lainnya terletak pada strategi yang benar dan eksekusi yang baik, efisiensi, serta diversifikasi tim. Kombinasi dari empat hal ini, diyakini Yuanqing, akan memantapkan posisi Lenovo di percaturan industri perangkat digital. ”Kami menjadi vendor yang memproduksi perangkat. Kami misalnya mempersiapkan basis produksi untuk komputer jinjing dan ponsel pintar. Jejaring produksi ini juga akan diperlebar mendekati sejumlah pasar kunci,” ujarnya.
Dalam hal diversifikasi tim, Yuanqing menyebutkan 10 eksekutif puncak Lenovo berasal dari tujuh negara. Keragaman ini menjadi penting agar perusahaan dapat mengetahui dengan jelas kebutuhan yang berbeda dari tiap-tiap pasar.