Bisnis.com, JAKARTA - Ada seorang anak muda. Di Jakarta. Dia sukses. Apa yang dia tidak punya? Semua ada. Tiba-tiba, dia jatuh bangkrut. Segala yang dimiliknya ludes. Bahkan masih menyisakan hutang: pokok dan bunga.
Jika hal itu Anda yang mengalami, apa yang akan Anda lakukan? Gantung diri? Meloncat dari gedung bertingkat 40? Atau Anda menerima keadaan itu dengan pasrah tanpa ada upaya untuk kembal bangkit?
Saya masih ingat beberapa waktu lalu saat suratkabar Al Ahram di Mesir menurunkan berita: Seorang pengusaha muda Mesir, Adly Ayoub, melakukan bunuh diri akibat perusahaannya bangrut. Korban, yang juga putra seorang pengusaha penerbangan swasta terkenal Mesir itu, menembak dirinya dengan pistol, miliknya di taman sebuah vila yang ia huni bersama keluarganya di Heliopolis, Kairo Timur.
Disebutkan, istri korban terkejut melihat suaminya tewas berlumuran darah dengan pistol di sampingnya dan sebuah surat yang isinya meminta agar keluarganya agar mereka menerima takdir yang dialaminya.
Perusahaan penerbangan swasta yang dikomandoi korban mengalami kebangkrutan belakangan ini dan tenggelam dalam utang kepada penerbangan milik negara Mesir, Egypt Air.
Pihak Egypt Air sebelumnya menolak memberi izin terbang dari Kairo ke Islambad kepada salah satu pesawat milik korban yang hendak disewakan kepada penerbangan Pakistan.
Egypt Air mengatakan, pihaknya dapat mengizinkan terbang pesawat tersebut ke Pakistan bila Adly dapat membayar US$200.000, tetapi korban mengaku tidak mampu membayarnya.
Namun, tanya kepada tokoh entrepreneur kita: ciputra, yang pernah dibelit kisah krisis financial yang nyaris membuatnya bangkrut, tetapi dia mampu bangkit kembali.
“Saya anggap kejatuhan, atau saat roda kehidupan sedang di bawah, harus dinikmati dan dirasakan sakitnya. Sampai rasa sakit yang teramat sangat itu betul-betul tidak terasa. Puncak dari sakit adalah mati rasa. Tidak sakit lagi,” katanya dalam sebuah acara sesi video conference di Lantai 10 Gedung Dikti, Kemendikbu, Senayan, Jakarta belum lama ini.
“Saya menyebut ini adalah ujian naik tingkat bagi pengusaha yang suka tantangan. Pengusaha disebut sukses kalau sudah melewati ratusan kesalahan. Karena itulah seni menjadi entrepreneur adalah sukses melewati masa-masa kritis seperti itu."
“Jika berhasil melintasinya dengan selamat, itu pertanda pintu sukses sudah di terbuka depan mata. Karena itu, jangan pernah takut akan problematika yang menghadang di depan mata, sepelik apa pun. Bahkan jika langit mau runtuh, bumi hendak tenggelam, kiamat sudah dekat. Hambatan, tantangan, kesulitan itu semua adalah ujian untuk memasuki level yang lebih tinggi.”
Jadi, jangan pernah patah semangat. Ada kemauan, ada jalan. Sekali layar terkembang, pantang surut kembali. Maju terus pantang mundur. Selamat Tahun Baru 2014...
Baca juga