Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Business Opportunity Harus Naik Kelas Ke Waralaba, Kenapa?

Pelaku usaha yang mengusung skema peluang bisnis (business opportunity/BO) diharapkan bisa naik kelas menjadi sistem waralaba (franchise).

Bisnis.com, Jakarta – Pelaku usaha yang mengusung skema peluang bisnis (business opportunity/BO) diharapkan bisa naik kelas menjadi sistem waralaba (franchise).

Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar mengatakan dari 2.100 waralaba dan BO yang ada di Indonesia saat ini, sekitar 90% masuk dalam kategori peluang bisnis. Sedangkan jumlah BO yang naik kelas menjadi waralaba hanya berkisar 2%.

“Dengan menjadi waralaba, mereka [BO] akan memiliki produk berkualitas, manajemen lebih baik sehingga bisa menguntungkan pembeli waralaba [franchisee],” ujar Anang di sela-sela pembukaan pameran Indonesia Franchise dan Business Concept 2014 di Jakarta (28/2/2014).

Dia menambahkan, bisnis waralaba sukses harus memiliki manajemen yang sederhana dan berkelanjutan. Hal ini dilakukan agar franchisee bisa melihat dan mengaplikasikan manajemen untuk bisnis mereka.

Kendati demikian, Anang tak bermaksud untuk mematikan skema usaha BO karena pada dasarnya BO memberi kontribusi besar yaitu membuka lapangan pekerjaan dan mampu memutar roda ekonomi.

Justru, dia berharap agar BO yang berkualitas bisa meningkatkan posisinya menjadi waralaba.

Lebih lanjut, Anang mengaku, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh BO sebelum naik kelas ke menjadi waralaba lokal unggul.

“Hambatan utamanya bukan soal modal, tetapi ada kriteria yang harus dipenuhi misalnya, memiliki ciri khas dan terbukti berhasil menghasilkan keuntungan. Banyak pelaku BO yang belum bisa memenuhi standar ini,” tambahnya.

Terkait dengan hal itu, Dirjen Perdangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Srie Agustin, berjanji untuk membina pelaku usaha BO sehingga bisa naik tingkat menjadi waralaba.

“Banyak pelaku usaha BO yang memiliki prestasi, tetapi tidak tahu cara mengembangkan usaha mereka.

Oleh karena itu, kami memiliki tanggung jawab melakukan pembinaan. Bukan hanya soal cara mengelola bisnis atau manajemen, tetapi membantu pendaftaran dan mengurus perizinan,” kata Srie.

Srie menambahkan, selama periode 2011—2012 pemerintah telah membina 120 BO. Sedangkan di periode 2012—2013 ada sekitar 200 BO yang mengikuti program pembinaan.

Dari jumlah tersebut, baru sekitar 10%—20% pelaku usaha BO bisa meningkatkan kelasnya menjadi waralaba lokal.

“Harapan kami jumlah BO yang naik kelas ke waralaba terus bertambah. Targetnya tahun ini bisa mencapai 25% dari jumlah pelaku usaha yang dibina,” ujarnya.

Lebih lanjut, pemerintah juga menggandeng AFI untuk menjalankan program pembinaan tersebut. Kegiatan yang bertajuk Program Pendampingan Waralaba Nasional akan dilaksanakan di enam kota di Indonesia.

“Program pembinaan ini adalah komitmen nyata dari pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan, untuk memajukan BO ke waralaba. Tanpa pembinaan dan pendampingan, industri waralaba di Indonesia tak akan maju,” kata Anang.

Soal tren waralaba, Anang menambahkan sektor makanan dan minuman (food and beverages) masih mendominasi pasar yaitu dengan persentase 55%.

Sedangkan sisa 45% adalah industri non-makanan dan minuman antara lain pendidikan, ritel minimarket, kecantikan dan kesehatan, biro perjalanan, otomotif dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper