Bisnis.com, PANGKALPINANG - Kerajinan tenun cual di Provinsi Bangka Belitung kini kian naik daun. Produk, yang oleh Universitas Bangka-Belitung dikalim sebagai warisan leluhur dan sudah ada sejak abad ke-16, tidak lagi bermain di pasar domestik. Kini telah merambah pasar Eropa.
Kerajinan tenun cual di Provinsi Bangka Belitung diminati pasar Eropa karena kerajinan tersebut memiliki kualitas dan ciri khas yang unik. Diperkirakan teknik tenun ini masuk ke Malaysia pada abad ke-15 dan menyebar ke daerah-daerah di Indonesia pada abad ke-18
"Saat ini perajin tenun cual cukup kewalahan memenuhi pesanan konsumen di Benua Eropa, seperti Belanda, Prancis, Spanyol, Swiss dan negara lainnya," kata Kepala Bidang IKM Dinas Perindustrian dan Perdagangan Babel Darnis Rachmiyati di Pangkalpinang, Kamis (13/3/2014).
----Profil Dan Harga Tenun Cual--------------------------------------
- Hasil tenun selama 3-4 bulan berbahan dasar sutra
- Motifnya beragam: Bebek dan K.Sumping, Ubur-ubur, Merak, Gajah Mada 2003, K.Setangkai dan K.Rukem, Bebek Setaman, K.Rukem Berantai dan K.Setaman, K.Gajah besar dan K.Gajah kecil, Kucing tidur, Bebek-bebekan, Naga bertarung hingga yang terkenal motif Kembang Kenanga.
Daftar harga kain tenun cual
- Kualitas nomor satu : Rp.7 juta hingga Rp.18 juta
- Kualitas nomor dua: Rp.2,5 juta hingga Rp.5 juta ke atas
- Kualitas nomor tiga: Rp.1,2 juta sampai Rp.1,8 juta.
-----------------------------------------------------------------------------
Selain itu, kata dia, kain tenun cual ini diminati konsumen di Malaysia, Jepang, Korea Selatan, dan negara Asia lainnya.
"Sampai saat ini, kami belum mendapatkan data berapa banyak kain cual yang dipasarkan di pasar Eropa dan Asia karena konsumen berurusan atau bertransaksi langsung dengan perajin," ujarnya.
Ia mengatakan, produk tenunan kain cual mempunyai keunikannya tersendiri dengan motifnya hanya ada dua, yaitu flora dan fauna seperti kembang gajah, burung hong, bebek-bebekan, dan naga bertarung. China mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam perkembangan kain cual di Bangka.
Sementara itu, produk kain cual ini cukup beraneka seperti songket, kain panjang, selendang, pakaian jadi seperti kemeja, pakaian Muslim, dan pengantin cukup tinggi.
"Motif yang ada di kain cual tersebut menggunakan benang emas, sehingga mampu menarik perhatian konsumen di tingkat nasional dan internasional," ujarnya.
Menurut dia, saat ini, permintaan kain cual ini tidak lagi sebanding dengan produksi kain yang dihasilkan perajin yang kurang memadai.
"Sampai saat ini, kerajinan tenun masih dilakukan secara tradisional sehingga membutuhkan waktu lama untuk membuat satu lembar kain. Satu lembar kain membutuhkan waktu satu minggu hingga satu bulan tergantung tingkat kesulitan motif kain tersebut," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, pihaknya terus melakukan pelatihan kepada generasi muda untuk dapat melestarikan kain tenun ini.
Selain itu, memberikan bantuan alat tenun semi moderen untuk meningkatkan produksi kain tersebut.
"Mudah-mudahan dengan upaya ini akan meningkatkan produksi dan kualitas kain tenun cual perajin, sehingga perajin tidak lagi kesulitan memenuhi permintaan pasar," katanya. (Antara)