Bisnis.com, JAKARTA - Benar bahwa Wardah identik dengan produk untuk kaum Muslim. Bahkan pada awal mula berpromosi, Wardah sangat lekat dengan idiom-idiom Muslim. Strategi ini bertujuan ketika konsumen memakai produk Wardah, sang konsumen merasa aman dan nyaman karena seluruh rangkaian proses produksi terjamin dari sisi agama.
Namun, bukan ini saja faktor keberhasilan yang mampu diraih Wardah. Banyak produk-produk yang menggunakan idiom-idiom agama, tetap tidak mampu mengambil hati konsumen. Banyak dari produk tersebut yang awal mula muncul gegap-gempita, tetapi dalam waktu singkat sudah tidak dijumpai di pasaran, alias bangkrut.
Mengapa Wardah sukses merebut pasar? Tak lain karena kepemimpinan Nurhayati Subakat yang benar-benar berbakat dalam membesarkan usahanya. Inti kepemimpinan Nurhayati Subakat tertuang dalam Agenda Wardah pada 2013.
Agenda tersebut menulis dengan penuh bijak, ”Wardah tidak sekadar memberikan rangkaian kosmetik dan perawatan kulit untuk wanita Indonesia, tetapi sebuah keyakinan. Keyakinan bahwa seorang wanita merias diri untuk tampil berkarakter, cerdas, elegan, namun tetap nyaman.”
Meminjam Agenda Wardah 2013, terlihat bahwa kepemimpinan Nurhayati Subakat digerakkan oleh tiga K: Keyakinan, Karakter, dan Kecerdasan. Berbicara tentang keyakinan dalam konteks kepemimpinan tak lain berbicara menyoal motivasi, semangat ataupun dorongan. Motivasi yang selalu terjaga, semangat untuk bertumbuh dan dorongan dari dalam dirinya untuk menciptakan produk bermutu, memunculkan keyakinan Nurhayati Subakat untuk membesarkan Wardah Kosmetik. (A.M. Lilik Agung, Trainer bisnis. Mitra pengelola LA Learning)