Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasangan Suami Istri Sukses Sulap Limbah Kulit Kerang Jadi Produk Kreatif

Komoditas laut yang memiliki potensi bisnis tinggi adalah kerang. Selain mengambil daging untuk dijadikan makanan laut (seafood), cangkang kerang ternyata dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku aneka kerajinan tangan nan cantik.

Bisnis.com, JAKARTA--Komoditas laut yang memiliki potensi bisnis tinggi adalah kerang. Selain mengambil daging untuk dijadikan makanan laut (seafood), cangkang kerang ternyata dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku aneka kerajinan tangan nan cantik.

 Menyandang predikat Negara Maritim membuat lautan Indonesia lebih luas dibandingkan daratan. Hal ini membuat Tanah Air dipenuhi oleh sumber daya alam laut yang melimpah dan beraneka ragam. Salah satunya adalah kerang. Lantaran hanya mengambil daging, banyak orang menganggap kulit kerang sebagai limbah yang tak ada artinya.

Kendati banyak orang melihat cangkang kerang sebagai limbah, ada beberapa perajin melihat potensi besar dari benda yang jumlahnya melimpah ini. Berbekal kreativitas, mereka menyulap kulit kerang menjadi aneka produk bernilai ekonomis a.l. lampu meja, tempat tissue, asbak, penutup toilet, hingga aksesori. Konsumen pun memburu produk kerajian kulit kerang karena bentuknya unik dan atraktif.

Tobaristani adalah pelaku usaha yang melihat peluang dari gunungan kulit kerang. Bisnis ini dilakoninya bersama sang istri, Cici Sri Sulastri. Di bawah bendera Citra Handicraft, mereka memproduksi aneka produk kerajinan tangan dari cangkang kerang sejak tahun 2000.

Inspirasi pasangan suami istri ini mengolah kulit kerang terjadi lantaran melihat potensi sumber daya laut yang ada di tempat tinggal mereka, yaitu Kepulauan Seribu. Di sana, mereka melihat banyak kulit kerang dan pasir yang tersebar di pesisir pantai Pulau Pramuka.

“Kulit kerang memiliki tampilan dan tekstur yang unik. Ketika masih kuliah, saya lalu mencoba membuat beberapa produk dari limbah kerang. Lambat laun, banyak orang mengapresiasi karya yang saya buat. Saya berpikir jika hobi membuat prakarya dikerjakan lebih serius pasti bisa menjadi bisnis potensial,” ujarnya.

 Toba dan Cici awalnya memanfaatkan aneka jenis kerang yang ada di sekitar Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu misalnya kerang bibir merah, puteri salju, dan kerang dara. Seiring waktu, mereka menyadari bahwa terdapat beberapa jenis kerang yang berkembang biak di daerah tertentu di Indonesia. Tak ingin kreasinya mandek, Toba pun mengontak nelayan dan perajin di beberapa provinsi untuk bekerja sama dengan cara barter.

Ada beberapa tahap yang harus dilalui untuk menghasilkan produk kerajinan kulit kerang. Pertama, Toba memilah kulit kerang kondisi baik dan mencucinya hingga bersih. Selanjutnya, dia membuat rangka (molding) sesuai dengan jenis produk kerajinan yang akan dibuat. Molding tersebut dibuat dari bahan resin cair.

Setelah itu, dia langsung menempelkan lempengan kulit kerang hingga menutupi seluruh permukaan molding. Di tahap ini, dia tak hanya dibantu oleh pekerja tetapi juga oleh warga sekitar Pulau Pramuka. “Saya mengajak warga yang sekitar rumah untuk menempelkan kulit kerang ke molding. Banyak warga turut serta karena ingin mengisi waktu dan mencari penghasilan tambahan. Jumlah warga yang membantu saat ini mencapai 40 orang,” tutur pria berusia 38 tahun ini.

Produk kerajinan kulit kerang Citra Handicraft rata-rata berfungsi sebagai elemen interior rumah, misalnya cermin, guci, lampu meja, tempat tissu, jam dinding, dan tempat tissu. Selain itu, Toba juga menerima pesanan suvenir pernikahan dari kulit kerang a.l. bros dan buku catatan (notes).

Seiring waktu, jumlah permintaan produk kerajian kulit kerang terus meningkat. Dia dan karyawannya kini mampu memproduksi 200—300 lampu, 100 guci, 100 jam dinding, dan 500—800 bros dari kulit kerang setiap bulan. Total bahan baku cangkang kerang yang digunakan mencapai 1,5—2 kuintal setiap minggu.

Harga produk Citra Handicraft dibanderol mulai dari Rp5.000 per buah untuk bros, Rp200.000—Rp300.000 per buah untuk lampu, dan Rp6 juta untuk satu set guci berbahan cangkang kerang. Toba memasarkan produk kerajian cangkang kerang melalui promosi dari mulut ke mulut, mengikuti pameran, hingga dunia maya.

Namun demikian, dia menganggap ajang pameran adalah strategi paling prospektif. “Saya mendatangi satu daerah ke daerah lain untuk memperkenalkan produk ini. Omzet yang kami dapatkan kala pameran mencapai Rp50 juta—Rp60 juta,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper