Bisnis.com, JAKARTA - Deman cincin batu akik pun mendera banyak pria-pria di Indonesia, baik tua maupun muda. Lantaran permintaan yang tak kunjung surut, pelaku usaha cincin batu pun meraup untung bejibun.
Salah satu pelaku usaha yang merasakan manisnya laba dari cincin batu permata adalah Muhammad Yusuf. Di bawah bendera Yusuf Gemstone, pria berusia 33 tahun ini memproduksi aneka cincin berhias batu mulia untuk kaum pria sejak 1997 silam.
Yusuf menuturkan latar belakang dia terjun ke bisnis ini bermula dari hobi mengoleksi batu yang dilakoninya sejak remaja. Lantaran sering melihat sang ayah menggosok batu cincin hingga mengilap, dia pun terkesima dengan keindahan batu alam berwarna-warni tersebut.
Awalnya, saya tidak serius menjadikan cincin batu sebagai bisnis serius. Beberapa tahun menjalakan hobi, permintaan cincin batu permata terus naik. Puncaknya, saat SBY menghadiahkan batu bacan ke Barack Obama. Sejak itu, permintaan batu lokal tak pernah surut, tutur pria asal Pasuruan, Jawa Timur ini.
Yusuf menjual beragam jenis batu permata yang didatangkan dari dalam dan luar negeri. Jika dulu orang senang mengoleksi batu mulia asal Sri Lanka, Thailand, Myanmar, dan Brazil, kini para kolektor justru memburu batu-batu dari Sumatra, Kalimantan, Maluku, hingga Sulawesi.
Beberapa jenis batuan lokal yang naik daun a.l. batu bacan (chrysocolla), baron (hot charmeleon), kecubung, hingga obi. Batu lokal tersebut, menurut Yusuf, tergolong jenis chalcedony.
"Batu-batu chalcedony dulu gak ada harganya. Sekarang malah sudah bisa sejajar dengan batu impor," katanya.
Harga cincin batu permata yang ditawarkan Yusuf bervariasi. Dia mematok harga cincin batu lokal mulai dari Rp500.000Rp20 juta. Adapun, harga cincin berhias batu permata dari luar negeri harganya melejit hingga Rp50 jutaRp100 juta.
Dari bisnis itu, keuntungan yang diraih sangat fantastis. "Saya bisa mengantongi Rp100 juta dari satu kali pameran. Saat ini, saya bisa 2-3 kali ikut pameran."
Yusuf mencari bahan baku batu-batu tersebut sendiri. Dia mendatangi daerah penghasil tambang batu permata di berbagai pulau di Indonesia. Lebih lanjut, dia membelahnya dan mengambil bagian yang diinginkan. Batu digosok hingga halus dan mengilap. Setelah itu, dia memasang batu ke badan cincin.
Saya bekerja sama dengan perajin perak yang mahir membuat cincin. Warna dan bentuk cincin bervariasi. saya menyesuaikan dengan warna batu dan tren aksesori yang disukai pelanggan, ujar Yusuf.
Yusuf membeli sebuha kios di pusat kota Pasuruan, Jawa Timur untuk tempat berjualan. Dia sering mengikuti pameran perhiasan ke beberapa kota besar di Indonesia. Daerah yang paling sering dikunjungi a.l. Jakarta, Bandung, Surabaya. Dia mengaku bisa mengikuti 23 pameran di luar kota setiap bulan.
Dengan mengikuti pameran, saya bisa tahu apa yang sedang diminati konsumen saat ini. Selain mencari pembeli, kita juga bisa mendapat relasi baru untuk bertukar informasi. Maklum, rata-rata pebisnis cincin batu adalah pehobi atau kolektor. []