Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berikut Strategi Sukses Berbisnis Rental Kamera

Hafid Kesuma Wardhana mendirikan usaha di bidang jasa rental kamera pada 2008 yang dipasarkan lewat situs website rentalalat.com. Pada awalnya usaha tersebut tidak berkembang signifikan namun belakangan dia mampu meraih omzet hingga Rp500 juta. Bagaimana strateginya?

Bisnis.com, JAKARTA -- Hafid Kesuma Wardhana mendirikan usaha di bidang jasa rental kamera pada 2008 yang dipasarkan lewat situs website rentalalat.com. Pada awalnya usaha tersebut tidak berkembang signifikan namun belakangan dia mampu meraih omzet hingga Rp500 juta. Bagaimana strateginya?

Hafid berujar pada saat mendirikan usaha tersebut, dia memanfaatkan garasi rumahnya di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan. Modal yang digelontorkan sekitar Rp150 juta untuk membeli dua kamera foto dan empat kamera video.

“Tiga tahun pertama, saya hanya menjual jasa dari mulut ke mulut kepada beberapa mahasiswa dan beberapa kenalan saya. Omzetnya tidak terlalu besar,” katanya.

Belakangan, pemilik production house Absolute Picture Indonesia membangun promosi serius di dunia maya. Dia membangun situs website rentalalat.com pada 2011.  Sebulan setelah website-nya diluncurkan, omzetnya masih berkisar Rp15 juta dengan laba bersih 8 juta.

Kemudian, dia memasang iklan di mesin pencari Google dengan biaya Rp3 juta per bulan. Setelah beriklan, omzetnya berlipat ganda mulai dalam beberapa bulan berikutnya menjadi Rp26 juta, lalu Rp50 juta, dan Rp80 juta.

Selain menggencarkan promosi, Hafid juga melengkapi jenis jasa yang disediakan rentalalat.com. Dia tak hanya menyediakan kamera tetapi berkembang ke bidang multimedia.

Semua keperluan yang terkait bidang tersebut dia sediakan mulai dari screen, proyektor, mixer bahkan hingga jasa cameramen dan editornya.

“Mulai 2014 kami diversifikasi layanan, istilahnya kami menjadi one stop shopping,” tuturnya.

Seiring dengan meluasnya pasar dan penambahan layanan di rentalalat.com, omzet yang dikantonginya pun semakin tebal. Kini dia mampu mengantongi omzet rata-rata Rp250 juta-Rp300 juta per bulan, bahkan bisa Rp500 juta pada masa-masa awal tahun.

“Margin profit yang saya ambil 50%-55%,” katanya.

Sebenarnya omzet yang mampu diraihnya bisa lebih tinggi. Namun, belakangan dia mengurangi persentase profitnya sendiri.

Hal ini juga salah satu strategi yang dilakukannya demi membuat alokasi baru yakni pos dana penyusutan untuk perawatan sekaligus mengganti produk yang hilang dengan persentase 10%-15%.

Strategi berikutnya, Hafid menyediakan jasa secara komplit. Untuk mempermudah konsumen menentukan barang yang akan disewa, dia membuat sistem paket yang disusun berdasarkan keperluan para pemakai jasa.

Di rentalalat.com, ada ratusan produk yang disewakan dengan sistem paket maupun per item, mulai dari kamera foto, kamera video, lensa, lighting, berbagai keperluan studio, keperluan foto underwater, alat penunjang syuting, serta multimedia system.

Waktu peminjaman minimal 24 jam dan dibatasi maksimal 10 hari.  Adapun biaya sewa yang dia kenakan diklaimnya lebih murah dibandingkan dengan perusahaan rental lain. Sewa satu jenis alat dimulai dari Rp25.000 sementara biaya sewa untuk satu paket dimulai dari Rp12,5 juta per hari.

“Keunggulan kami karena menyediakan alat-alat yang selalu up to date yang belum tentu ada di semua rental. Kalau rental lain rata-rata hanya sediakan kamera dan sedikit yang menyediakan alat video,” kata dia.

Selama menjalankan rentalalat.com, tantangan yang dihadapi Hafid antara lain pelanggan yang mencoba menipu. Pernah ada kasus di mana pelanggannya membawa kabur alat yang dipinjam. “Tapi kasusnya jarang terjadi, dalam setahun paling ada satu kasus,” katanya.

Karena itu Hafid selalu bertindak jeli. Calon pelanggan biasanya dimintai KTP dan Kartu Keluarga sebelum meminjam. Kemudian petugas akan melakukan verifikasi data, termasuk menghubungi penjamin yang biasanya adalah orang tua calon peminjam.

Selain itu, demi meminimalisir kerugian, dia juga merancang perjanjian dengan calon pelanggan untuk menanggung kerusakan yang ditimbulkan.

Kini bisnisnya semakin besar berkembang. Usaha yang berawal dari garasi rumahnya sudah memiliki 22 pegawai tetap dan 15 pegawai freelance. Dia bercita-cita untuk membangun cabang baru di kota-kota besar lain seperti di Bandung, Kalimantan yang dinilainya punya demand tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper