Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PELUANG BISNIS: Raih Untung Cantik dari Kulit Kerang

Tak hanya Pulau Dewata, Bali yang memiliki sejuta pesona keindahan alam dan keseniannya. Jika kita menyebrang ke sebelah barat di Lombok tepatnya, di sana akan banyak kita temui keindahan dan hasil alam yang tak kalah indah, dan salah satu yang menjadi keunggulnnya adalah Mutiara dari Lombok
Ilustrasi/internetstones.com
Ilustrasi/internetstones.com

Bisnis.com, JAKARTA - Tak hanya Pulau Dewata, Bali  yang memiliki sejuta pesona keindahan alam dan keseniannya. Jika kita menyebrang ke sebelah barat di Lombok tepatnya, di sana akan banyak kita temui keindahan dan hasil alam yang tak kalah indah, dan salah satu yang menjadi keunggulnnya adalah Mutiara dari Lombok.

Tak jarang penduduk setempat berprofesi sebagai perajin mutiara yang menghasilkan beragam bentuk souvenir maupun aksesoris. Namun, kebanyakan pengusaha dan pengrajin mutiara di sana tak banyak yang memanfaatkan kulit kering yang pada dasarnya memiliki keindahan yang sama.

Di sana kulit kerang hanya dibuat untuk jadi kancing atau pada zaman dahulu sering digunakan raja-raja Arab untuk pelana kuda. Hingga akhirnya, peluang menjadikan kulit kerang lebih berharga ini dimulai oleh keluarga pecinta seni dari Ryandika Terra dengan mengusung label Lamops, selepas kepindahannya dari Jakarta pada tahun 2000.

“Kebetulan yang mengawali ini ayah saya, kemudian beliau mengajarkan pada saya dan mamah sampai sekarang,” kata Ryandika.

Kulit kerang sendiri  terbagi menjadi dua yakni kulit kerng mutiara yang menghasilkan mutiara bulat berwarna kuning, putih dan silver. Kedua jenis mabe yang memilki bentuk setengah bulat dan menempel pada kulit kerang.

Ragam suvenir yang dihasilkan dari kulit kerang ini antara lain, piagam, tempat sabun hingga akhirnya di kreasi menjadi berbagai perhiasan yang memenuhi kebutuhan fesyen dari perhiasan kepala hingga kaki. Mulai dari liontin, bross, anting, cincin, hingga gelang kaki.

Untuk perhiasan-pehiasan ini biasanya dikombain dengan silver 925%, emas maupun batu berlian sesuai dengan permintaan pelanggan. Seperti halnya kulit kerang, bahan lainnya juga di dapat dari Lombok, sedangkan berlian biasanya mengambil dari Banjar atau Hong Kong yang besertifikat. Namun menurut Ryandika, dia akan lebih mudah mengerjakan permintaan pelanggan jika pelanggan sendiri membawa bahan tambahannya.

Seluruh perhiasaan ini dibuat dengan pembuatan tangan atau handmade yang hanya membutuhkan gergaji emas tipis untuk membentuk ukirannya. Mula-mula bentuk motif yang akan diukir diambar di atas kulit kerang dengan menggunakan spidol atau kertas stempel kemudian diukir dengan gergaji tersebut.

“Alatnya cuma bisa pakai gergaji ini, kalau leser harus stabil seperti kayu yang ukurannya sama. Jadi teknik dasarnya adalah sikap hati-hati dan tenang, jika salah sedikit saja akan merusak semuanya, kecuali desain ulang yang tentunya membutuhkan waktu lagi” ujar Ryandika.

Saat ini sudah ada lima pengrajin termasuk dirinya yang memproduksi kulit kerang ini. Mengukir di tas kerang ini seperti halnya dengan membatik. Desain-desain Lamops memiliki tema classic to modern.

Kebanyakan inspirasi perhiasan ini biasanya dari motif-motif kain nusantara. Ryandika tak jurang juga membaca buku-buku desain dari Jepang milik sang ayah dan browsing beraneka desain untuk mendapatkan beraneka ragam inspirasi.

Hasilnya ribuan kreasi perhiasan sudah dihasilkan dengan didistribusikan ke hampir di seluruh daerah di Indonesia dan telah mengikuti pameran di Dubai dan Belanda, dan distribusi hingga ke Amerika Serikat dan Australia.

Segmen perhiasan ini dari anak-anak hingga dewasa. Lamops sendiri memiliki ciri khas desain unggulan berupa bross kupu-kupu klasik yang berantai. Ryandika mengaku desainan sang ayah selalu memiliki keunggulan berupa finishing yang berseni kelas tinggi.

Selain itu beragam bross kulit kerang yang memiliki dua fungsi sebagai liontin juga menjadi perhiasan unggulan Lamops. Untuk harga aneka perhiasan ini dijual dari Rp500.000 hingga Rp7 juta.

Ryandika juga tengah mempersiapkan produksi sendiri yang lebih bersegmen pada kelas anak muda dengan desainan yang lebih modern dan simpel. Ryanda mengaku lebih mudah mengaplikasikan desainan bentuk ketimbang ukiran.

“Membuat ukiran di atas kulit kerang itu seninya sama halnya dengan membatik di atas kain, saya masih banyak belajar,” katanya.

Ke depan Ryandika berharap perhiasan dari kerajinan ini dapat dinikmati lebih banyak kalangan di Indonesia. Perawatan perhiasan ini juga sangat sederhana dengan rajin membersihkannya dengan kain atau lap basah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler