Bisnis.com, JAKARTA -- Peningkatan perekonomian penduduk di kota-kota besar luar Jawa membuat berbagai jenis usaha semakin prospektif, salah satunya jasa cuci sepatu.
Jasa laundry sepatu mulai berkembang di daerah karena konsumen tergerak untuk membawa sepatunya ke laundry daripada harus mencuci sendiri.
Alasannya, selain kebutuhan akan kepraktisan, konsumen kelas menengah dan kelas menengah atas juga semakin menyadari bahwa sepatu kesayangan mereka perlu teknik pembersihan dengan perlakuan khusus.
Hal ini yang ditekankan Syafii Sugara saat melakukan edukasi pasar tentang bisnisnya Lockerscare yang berpusat di kota Medan, Sumatera Utara.
Pada Juni lalu, saat hendak launching bisnisnya, Syafii melakukan bazaar berupa fast cleaning 300 pasang sepatu secara gratis sebagai aksi marketing sebelum memasuki pasar.
“Orang mulai paham bahwa sepatu mereka yang harganya sekian rupiah itu harus dirawat dengan benar agar bisa lebih tahan lama, sementara kalau mereka menyuci pakai detergen warnanya bisa cepat pudar,” kata dia.
Pria 28 tahun ini menuturkan, awalnya dia sempat ikut training selama setahun di salah satu laundry sepatu dan melihat bahwa sebenarnya pasar untuk jasa cuci sepatu di Medan sudah mulai terbuka lebar.
Menurutnya, masyarakat di kota tersebut sudah tidak asing dengan jasa laundry sepatu. Mereka juga cukup konsumtif dan rata-rata satu orang memiliki lebih dari beberapa pasang sepatu.
“Saya ingin konsentrasi di segmen laundry sepatu premium karena saya perhatikan bidang itu belum banyak pemainnya,” tuturnya.
Jasa cuci sepatu premium yang dimaksud Syafii yakni ada pada teknik pencucian sepatu. Berbeda dengan cara mencuci yang dilakukan orang awam, yakni dengan menggunakan detergen dan merendamnya di dalam air, Syafii mengaku dia justru tidak banyak menggunakan air.
Air yang digunakan hanya untuk membersihkan sikat saat proses pencucian dan treatment sepatu. “Kami memakai cairan pembersih dan pewangi berupa beberapa natural oil, salah satunya green tea oil yang fungsinya untuk menjaga warna agar tidak pudar,” katanya.
Dia menjelaskan, masing-masing sepatu diberikan perlakuan yang berbeda-beda sesuai dengan jenis bahannya. Selain jenis sikatnya yang dibedakan, metode penyikatannya pun tidak sama.
Misalnya, untuk sepatu dari bahan kanvas, menggunakan sikat reguler dan boleh disikat bolak-balik ke dua arah. Sementara untuk bahan suede harus menggunakan sikat dari bahan ekor kuda dengan teknik setengah melayang ke satu arah.
Pemanfaatan sikat dan teknik yang berbeda itu, kata dia, untuk meminimalisir kerusakan pada bahan sepatu. Dia juga menjamin bisa memberikan hasil cuci yang lebih bersih, wangi dan warna yang lebih cerah dengan pemanfaatan cairan pencuci berkualitas.
“Kami tidak menjanjikan hasil cuci membuat sepatu jadi baru, tetapi jadi seperti baru,” ucapnya.
Pria yang juga memiliki bisnis jual beli sepatu online ini berujar dia mengeluarkan modal Rp20 juta saat memulai usahanya. Pengeluarannya yang terbesar yakni untuk membeli peralatan mencuci serta bahan cairan pencuci.
Dia membeli cairan pembersih produksi lokal dan impor serta beberapa jenis cairan tambahan yang formulanya dia racik sendiri dengan belajar dari internet.
Adapun untuk tempat workshop, dia memanfaatkan halaman rumahnya yang ada di kompleks Gaperta, Medan, sehingga tidak mengeluarkan banyak modal.
Lockerscare menawarkan beberapa paket cuci sepatu yang bisa dipilih sesuai kebutuhan dan budget klien.
Paketnya antara lain fast cleaning, full treatment, special treatment untuk sepatu yang sangat kotor, premium/ regular leather treatment, woman shoe love untuk sepatu jenis wedges maupun high heels, serta unyellowing treatment untuk memutihkan sole sepatu.
Selain itu, ada juga menu tambahan berupa water repellent untuk membuat sepatu lebih terlindungi dari air, saos, kecap maupun cairan lain. Belakangan dia menambahkan menu berupa painting untuk mengembalikan warna sepatu yang sudah pudar serta recolouring untuk mengubah warna sepatu.
Tarif treatment dibanderol dengan harga yang bervariasi dengan range mulai dari Rp25.000 hingga Rp60.000. Durasi pengerjaan juga berbeda-beda, misalnya untuk fast cleaning yang hanya membersihkan bagian midsole dan upper sepatu dengan waktu pengerjaan sekitar 20 menit.
Sementara special treatment bisa memakan waktu dua sampai tiga hari karena sepatu dicuci sampai beberapa kali.
Konsumen yang dibidik Syafii yakni kalangan menengah dan menengah ke atas, mulai dari anak muda, dewasa, pegawai kantoran dan pengusaha.
“Kebanyakan klien saya adalah pengusaha karena mereka tidak punya waktu mencuci sepatu. Sekali datang mereka bisa membawa 7-8 pasang sepatu sekaligus,” ujarnya.
Sejauh ini sepatu yang ditangani Lockerscare tidak terbatas pada jenis tertentu. Mulai dari sepatu flat, canvas, sepatu dari bahan nylon, premium suede, premium leather maupun regular leather.
Namun yang umumnya rutin dicuci konsumen adalah jenis sepatu karet, seperti Vans, Converse, dan running shoes. Sementara kalangan menengah ke atas umumnya menggunakan jasanya untuk cuci sepatu dari bahan kulit ataupun suede.
Setiap bulannya, jumlah sepatu yang ditangani Lockerscare masih fluktuatif, namun rata-ratanya di atas 50 pasang.
“Sekarang omzet saya rata-rata masih Rp7 juta – Rp8 juta dengan laba bersih sekitar Rp5 juta – Rp6 juta. Target saya berikutnya bisa mendapat laba bersih Rp15 juta,” tambahnya.
Syafii optimistis target tersebut bisa tercapai melihat kepercayaan konsumen yang mulai tumbuh. Pelanggannya tak hanya berasal dari daerah Medan tetapi juga dari kabupaten sekitarnya seperti Parapat, Binjai, maupun Pematang Siantar.
Media sosial seperti Instagram dia manfaatkan untuk berpromosi. Lockerscare juga diperkenalkannya lewat berbagai event below the line. Dari event itu, promosi semakin kencang, baik dari mulut ke mulut maupun lewat media seperti radio.
“Di Medan jasa cuci sebenarnya ada 4, tetapi yang melakukan secara serius itu baru kami karena yang lain hanya sebagai sampingan. Kami tidak takut bersaing karena yang dilihat konsumen adalah hasil akhirnya, service serta harga kami yang sangat kompetitif dibandingkan pesaing,” tuturnya.