Tak Perlu Kantor atau Salon
Renny Soegianto adalah salah satu pemain di bisnis ini. Dia menekuni profesi MUA sejak 4 tahun lalu, di bawah bendera Renny Su Make Up yang berbasis di Surabaya.
Perempuan berusia 27 tahun ini sebetulnya telah menyadari bakat alami dalam menggambar dan mewarnai wajah di atas kertas. Berkat dorongan sang kakak, dia mendaftar kursus tata rias dasar di Surabaya, dia melanjutkan ke tahapan bridal advance di Jakarta.
Bicara modal, dana yang dikeluarkan ketika mulai menggeluti bisnis ini hanya sekitar Rp10 juta–Rp15 juta. Dana itu digunakan untuk membeli berbagai alat dan perlengkapan kosmetik.
Setelah merasa mampu, Renny akhirnya membuka usaha sendiri. Namun, sadar akan persaingan pasar yang semakin ketat di bisnis tersebut, dia pun fokus melayani konsumen yang mencari seorang MUA yang bisa dipanggil ke rumah.
Oleh karena itu, Renny tidak membuat kantor ataupun salon khusus. Di rumahnya di Kenjeran, Lebak Indah Asri, Surabaya, hanya ada ruang make up mini yang bisa digunakan oleh konsumen. Selebihnya, dia melayani pelanggan di rumahnya masing-masing atau di tempat acara.
“Kelebihan kami, kami bisa datang ke lokasi sehingga konsumen tak perlu repot-repot datang ke salon untuk antri. Saya juga melayani panggilan ke luar kota dan pulau, bahkan untuk prewedding di luar negeri,” tuturnya.
Dalam menawarkan jasanya, Renny tidak membidik kalangan khusus. Selama ini, kliennya berasal dari semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga wanita dewasa dan lansia.
Sejauh ini, permintaan klien yang paling banyak ditangani adalah make up pesta untuk menghadiri acara pernikahan ataupun acara sweet seventeen.
Dia juga memberikan jasa make up untuk berbagai event seperti wedding, engagement, wisuda, pemotretan, prewedding, hingga gathering. “Kami tawarkan pelayanan yang bisa membuat tampilan klien lebih menarik dan percaya diri. Ciri khas kami make up sederhana, tetapi tetap make over, cantik, dan anggun,” tambahnya.
Sistem pelayanan jasa make up yang diterapkan adalah by appointment. Jika acara di dalam kota, appointment harus dilakukan beberapa hari sebelum hari H, sementara untuk event ke luar kota atau luar negeri, dia meminta waktu minimal 1 bulan.
Untuk jasa make up wedding yang biasanya lebih detil, biasanya dia perlu pendekatan lebih dahulu serta perlu bertemu calon klien untuk membicarakan tema pesta, gaya yang diinginkan, serta bentuk wajah dan jenis kulitnya.
Adapun, untuk event pesta dan lainnya, Renny dan konsumen dapat langsung bertemu pada waktu yang ditentukan. Kendati demikian, dia tetap menanyakan style yang diinginkan klien dan mencocokkannya dengan analisa tipe wajah.
Sedapat mungkin Renny tetap turun tangan menangani langsung semua bagian make up wajah, mulai dari base, bedak, mata dan lainnya. Dia hanya menggunakan jasa asisten MUA ketika pekerjaan rombongan tidak bisa ditanganinya sendirian.
Adapun, untuk bagian rambut diserahkan ke hair stylist agar pekerjaaanya bisa fokus dan tidak terburu-buru. “Klien adalah ratu, maka bagaimana pun, saya tetap memberikan hasil akhir yang memuaskan untuk klien,” tuturnya.
Sebagai pemain yang sudah cukup lama menggeluti usaha tersebut, Renny mengaku selalu kebanjiran pesanan. Dalam sebulan dia bisa menangani 30-50 orang klien.
“Omzet jika musim wedding kurang lebih Rp5 juta–Rp10 juta, tetapi terkadang bisa lebih dari perkiraan. Tarif jasa make up yang saya berikan memang beda-beda tergantung event, rata-rata Rp350.000–Rp400.000 untuk jenis make up pesta,” tuturnya.
Jasa MUA dinilainya tetap prospektif. Buktinya semakin banyak anak-anak muda yang terjun ke bidang tata rias. Kondisi ini tentunya juga membuat persaingan semakin ketat.
Dia pun melakukan sejumlah strategi agar bisa bersaing. Misalnya dengan memanfaatkan media sosial untuk promosi, seperti lewat akun Instagram @Rennysu dan akun Facebook Renny Su Make up .
Media sosial dinilai sebagai alat promosi yang murah tetapi efektif karena pasarnya luas dan bisa lintas negara. Lewat media social, dia juga bisa terus mengikuti tren terbaru dalam mengkreasikan make up secara lebih modern.
“Dari tahun ke tahun, tren tata rias terus berubah dan sebagai make up artist, saya harus bisa mengikuti tren.”