Cikal Bakal Training Gratis Bagi Para Preman
Ketika ditemui di kedai kopinya, Borie bercerita pelatihan cara membuat kopi awalnya hanya dia berikan sebagai bonus kepada klien pembeli roasted bean serta kepada pemilik coffee shop yang dibinanya. Saat ini ada 72 klien dan 18 coffee shop yang memakai jasanya sebagai konsultan.
Dua tahun setelah berdiri, dia mulai memperhatikan banyak anak muda yang merantau ke Jakarta yang kebanyakan menjadi preman atau tukang parkir dan sering nongkrong di depan outletnya.
“Akhirnya saya ajak dan saya ajarin untuk membuat kopi, semua tanpa dipungut biaya. Waktu itu ada 12 orang yang pertama dan ternyata mereka malah berhasil menjadi barista,” katanya.
Di luar ekspektasinya, kliennya para pemilik coffee shop juga senang merekrut anak-anak muda yang telah dia latih itu. Sebagai konsultan, dia memang bertugas untuk menyuplai tenaga kerja barista bagi para klien.
Adanya liputan dari media serta promosi dari mulut ke mulut membuat namanya makin tersiar dan banyak perusahaan yang meminta jasa Borie untuk memberikan training bagi karyawan mereka.
“Orang berpikir saya membuat sekolah, padahal itu sama sekali enggak sengaja. Akademi training itu masih bertahan sampai sekarang, kliennya kebanyakan dari grup perusahaan,” tuturnya.