Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lebih Kompetitif dengan Transformasi Paripurna

Sebuah studi yang dilakukan A.T. Kearney terhadap business leaders terkemuka di dunia menyimpulkan bahwa lebih dari 75% merasa bahwa kompetisi di industri mereka ketat ataupun sangat ketat.
Lima pilar.
Lima pilar.

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah studi yang dilakukan A.T. Kearney terhadap business leaders terkemuka di dunia  menyimpulkan bahwa lebih dari 75% merasa bahwa kompetisi di industri mereka ketat ataupun sangat ketat. Sementara itu, dua per tiga dari jumlah tersebut yakin bahwa kompetisi di masa datang akan semakin ketat.

Kompetisi adalah hal yang tidak dapat dihindari saat ini. Tekanan yang berasal dari kompetisi adalah keniscayaan.  Sehingga, siapa yang akan menjadi pemenang nantinya lebih ditentukan pada siapa yang lebih optimis dan siap menyambut persaingan yang lebih ketat di mana datang, termasuk kesiapan untuk berubah – melakukan transformasi.

Transformasi perusahaan yang lebih paripurna mencakup seluruh elemen operating model–fokus pada kekuatan, kecepatan, dan proses yang efisien, akan membuat perusahaan lebih siap menghadapi kompetisi di masa datang.

Optimistis terhadap masa depan adalah satu hal. Namun, merencanakan dan melaksanakan transformasi secara paripurna adalah apa yang dapat membedakan sukses dan berhasilnya perusahaan di masa datang.

Transformasi paripurna meliputi antara lain struktur dan tata kelola–termasuk pengelolaan kinerja, proses bisnis, teknologi, konfigurasi sumber daya, serta kemampuan dan budaya perusahaan.

Studi yang dilakukan A.T. Kearney menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan transformasi secara paripurna pada kelima pilar ini memiliki kemampuan bertahan dari waktu ke waktu dalam menghadapi persaingan.

Studi juga menunjukkan bahwa semakin paripurna transformasi yang meliputi pilar-pilar tersebut, semakin tinggi kepercayaan  business leaders terhadap keunggulan kompetitif perusahaannya untuk menghadapi persaingan ke depan.

Secara umum, kelima pilar transformasi paripurna tersebut dapat dibagi ke dalam dua kelompok. Struktur dan tata kelola, proses bisnis, dan teknologi adalah tiga pilar yang sifatnya tangible. Sementara itu, konfigurasi sumber daya dan kemampuan serta budaya perusahaan merupakan sisi pilar yang lebih intangible.

Pengalaman kami dalam membantu perusahaan-perusahaan terkemuka di dunia dalam melakukan transformasi menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan  business leaders untuk memulai transformasi pada pilar yang tangible, kemudian melakukan perubahan pada pilar yang intangible.

Perusahaan-perusahaan yang berhasil melakukan transformasi secara paripurna membuktikan bahwa dibutuhkan kemampuan untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan kelima pilar. Dengan demikian, keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam hal kekuatan (strength), kelincahan (agility), dan efisien (lean) tetap tercipta.

Studi menunjukkan bahwa kekuatan (strength) untuk bersaing di masa datang adalah tujuan utama yang hendak dicapai business leaders  dalam melakukan transformasi. Sementara itu, agility dan lean  merupakan tujuan yang menjadi supplemen dan melengkapi kekuatan perusahaan tersebut.

TANTANGAN

Konsep transformasi paripurna dengan lima pilar utama adalah suatu konsep, yang apabila dilaksanakan dengan tepat dapat menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di masa datang. Menyeluruhnya aspek yang harus dicakup dalam transformasi paripurna menyebabkan tidak sedikit pula perusahaan yang gagal dalam melakukan eksekusinya.

Pengalaman kami menunjukkan bahwa terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan eksekusi transformasi paripurna, yang kemudian menyebabkan tidak optimalnya hasil yang diperoleh.

Pertama, program transformasi yang dirancang terlalu sempit. Seringkali dijumpai  business leaders  yang terlalu menitikberatkan transformasi pada salah satu pilar dan tujuan saja, kemudian mencurahkan seluruh sumber daya pada pilar tersebut, tanpa melihat dampak yang ditimbulkan jika pilar yang lain tidak diperkuat.

Kedua, kurangnya keselarasan antar pilar.  Kelima pilar, walaupun dilaksanakan dan diberikan perhatian yang relatif sama, tidak selaras dan sejalan arahnya sehingga tidak mampu mendukung tujuan transformasi paripurna itu sendiri.

Hal ini seringkali dijumpai pada perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki strategi jangka panjang yang jelas. Oleh karena itu, translasi strategi ke dalam pilar transformasi cenderung tidak selaras untuk suatu tujuan yang sama.

Ketiga, tidak adanya urgensi dan ownership. Seluruh organisasi harus dilibatkan dalam sebuah transformasi paripurna. Urgensi dan ownership harus dirasakan dan menjadi tanggungjawab segenap aspek dalam organisasi, sesuai tugas dan  tanggungjawabnya.

Selanjutnya, untuk memastikan suatu program transformasi paripurna berhasil, business leaders  harus menyadari dan mengidentifikasi secara dini ketiga penyebab kegagalan yang disebutkan di atas, dan mengambil langkah-langkah sebagai berikut.

Pertama, untuk menghindari sempitnya lingkup program transformasi, business leaders perlu memastikan sumberdaya, komitmen dan fokus tidak hanya pada satu pilar, melainkan selalu melihat keterkaitan dan ketergantungan satu pilar terhadap pilar lainnya.

Kedua, untuk menghindari kurangnya keselarasan antar pilar, business leaders perlu melakukan translasi strategi perusahaan ke depan secara seimbang ke seluruh pilar. Business leaders harus mampu menjawab bagaimana bagaimana strategi dapat diterjemahkan ke dalam pilar-pilar yang ada.

Ketiga, untuk menghindari tidak adanya urgensi dan ownership, business leaders harus mampu menggerakkan personil-personilnya, seluruh aspek organisasi, secara  bottom-up dan top-down, serta membangun champion-champion transformasi yang efektif.

Transformasi secara paripurna tidaklah mudah, tetapi banyak perusahaan terkemuka di dunia telah membuktikan, bersiap menyongsong masa depan melalui lima pilar yang kuat adalah investasi untuk memenangkan persaingan di masa datang. Pilar yang paripurna juga secara tidak langsung berarti membutuhkan eksekusi yang paripurna untuk memastikan hasil yang sempurna.

 

*) ANUGRAH PRATAMA, Manager Organization and Transformation Practice A.T. Kearney South East Asia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (29/11/2015)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper