Bisnis.com, JAKARTA - Asoasiasi Peternak Puyuh Indonesia (APPI) bersama koperasi yang bernaung di bawahnya menjalin kerja sama dengan lembaga perbankan dan produsen pakan demi meningkatkan daya saing dan produktivitas sentra peternak puyuh.
Ketua APPI Slamet Wuryadimengatakan permintaan pangan olahan telur dan ddaging puyuh sangat tinggi. Namun jumlah yang dipasok sentra peternak puyuh hanya mampu memenuhi sekitar 10% dari permintaan pasar.
Khusus Jabodetabek saja kebutuhannya sekitar 12,5 juta butir per pekan, dan baru dapat dipenuhi 3,5 juta butir per pekan.
"Artinya masih kurang 9 juta lagi sehingga peluang usaha peternakan puyuh masih sangat terbuka," katanya dalam acara Penguatan Jaringan Usaha Sentra Peternak Puyuh melalui KUR dan IUMK di Jakarta, Kamis (14/4).
Slamet mengibaratkan usaha puyuh sebagai mutiara terpendam. Selain supply yang masih jauh dari demand, sektor ini juga memiliki lima keunggulan komparatif lainnya.
Pertama, telor puyuh tidak pernah dijual di bawah modal. Harganya selama ini selalu memberikan margin yang lumayan, paling tidak 50% dari harga jual.
Kedua, produknya selalu dibayar tunai oleh pasar. Ketiga, koorporasi tidak masuk ke ranah usaha puyuh dan sejauh ini masih diberdayakan oleh usaha mikro kecil dan menengah.
Keempat, nilai gizi tiga telur puyuh setara dengan satu telur ayam kampung. Dengan membangun image pangan olahan telur, ke depannya konsumen dapat diharapkan akan lebih memilih puyuh.
Kelima produk kotorannya dapat dimanfaatkan untuk bidang pertanian, peternakan dan biogas.
"Upaya penguatan yang diberikan Kementerian Koperasi dan UKM saat ini akan menjadi langkah baik dan membuat peternak menjadi lebih bankable," ujarnya.
Pada kesemapatan tersebut, Asosiasi meneken MoU bersama Bank BRI, Jamkrindo untuk pengembangan usaha koperasi, usaha mikro dan kecil peternak puyuh.
Selain itu ada juga kerjasama antara Koperasi Warga Bumi Pratama-Cianjur dengan PT Shinta Prima Feedmilk tentang pengadaan pakan ternak.
Kemudian untuk bidang pemasaran produk puyuh, KUD Tri Karya Jaya Kediri meneken MoU dengan Koperasi Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Sukabumi.
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Yuana Sutyowati mengatakan sesuai MoU tersebut, ada 10 koperasi di Jawa Barat dan Jawa Timur yang akan terikat dalam kerjasama penyaluran KUR.
Jumlah kredit yang akan dikucurkan akan disesuaikan dengan variasi mulai dari Rp25 juta - Rp500 juta dengan bunga 9%.
"Yang kita lakukan penting untuk sustainability usahanya, jadi meng-cover mulai dari pembiayaan, pakan hingga pemasarannya," katanya.
Yuana menargetkan lewat kerjasama penguatan tersebut, kegiatan usaha sentra peternak puyuh dapat dikembangkan ke wilayah lain seperti Indonesia Timur.
Saat ini sentranya masih terpusat di Sukabumi, Cianjur, Sumedang, Bandung Barat, Garut, Kuningan, Purwakarta serta Kediri.
"Untuk pengembangan ke depannya harus dibarengi perluasan pasar dan jaringan kerjasama kemitraan melalui optimalisasi peran koperasi dan APPI serta asosiasi UKM lainnya seperti APJI, PHRI dan Apindo," tuturnya.
Permintaan Telur Puyuh Tinggi, Pasokan Masih Kurang
Asoasiasi Peternak Puyuh Indonesia (APPI) bersama koperasi yang bernaung di bawahnya menjalin kerja sama dengan lembaga perbankan dan produsen pakan demi meningkatkan daya saing dan produktivitas sentra peternak puyuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : M. Syahran W. Lubis
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 jam yang lalu
Bakal IPO, Ini Dia Sosok di Balik MR. DIY
23 jam yang lalu