Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRESDIR AALI, SANTOSA : Berbisnis Itu Jangan Merusak Pasar

Kendati menjadi pemain kakap di bidang perkebunan kelapa sawit, PT PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) kian serius menggeluti bisnis sapi dengan sistem terintegrasi.
Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) Santosa memberikan penjelasan usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta, Selasa (11/4)./JIBI-Nurul Hidayat
Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) Santosa memberikan penjelasan usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta, Selasa (11/4)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA—Kendati menjadi pemain kakap di bidang perkebunan kelapa sawit, PT PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) kian serius menggeluti bisnis sapi dengan sistem terintegrasi. Bagaimana cara perseroan mengelola usaha yang relatif baru ini dan apa saja strateginya? Berikut petikan wawancara Bisnis dengan Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) Santosa baru-baru ini.

Bagaimana Anda melihat kondisi industri kelapa sawit atau CPO saat ini?

Pada awal 2019, cost tentunya naik karena ada penyesuaian upah minium. Untungnya, kami terbantu dengan peningkatan harga CPO. Kalau enggak makin terpukul. Harapannya, saat panen raya sesudah Lebaran atau sekitar tengah tahun, volume produksi dapat membaik.

Intinya, pada tahun ini secara nasional akan ada peningkatan, kemungkinan sekitar 2 juta ton. Pada 2018, ada peningkatan produksi CPO sebesar 4 juta ton. Tantangannya adalah mencari pasar untuk 4 juta ton ini tidak mudah. Saat ini, Indonesia selain produsen terbesar, juga konsumen terbesar kelapa sawit.

Makanya, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan pemerintah berupaya mencari solusi agar penyerapan di dalam negeri meningkat. Salah satunya ke bidang energi.

Bagaimana dengan peta persaingan pasar global saat ini?

Untuk pasar ekspor, India masih menjadi konsumen terbesar. Namun, India masih menggunakan instrumen pajak untuk menahan laju impornya. Yang uniknya, betapa keras Eropa memberikan kampanye negatif terhadap sawit, permintaan mereka pada 2018 malah bertumbuh. Ini agak paradoks.

Sebetulnya, kelapa sawit memang menjadi komoditas yang paling produktif dan efisien dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Tidak semua kritik Eropa jelek, karena pelestarian lingkungan juga harus dikedepankan. Makanya, AALI komitmen dengan Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO).

Apakah tantangan utama industri kelapa sawit?

Tantangan sekarang kita harus benar-benar punya pasar untuk produk CPO. Kalau pasar internasional tidak bisa diandalkan, harus membuka pasar di dalam negeri. Energi menjadi salah satu alternatif.

Sejauh mana program B100 dapat meningkatkan serapan CPO lokal?

Sebetulnya saya juga masih belum jelas dengan program B100 akan menyerap kebutuhan CPO berapa banyak dari dalam negeri. Agar mendorong implementasi program B100, bisa saja modelnya 4 juta—5 juta ton CPO sebagai bahan baku disubsidi, sehingga harga B100 dapat bersaing dengan bahan bakar kendaraan lainnya.

Sebetulnya, kebijakan B20 kalau diterapkan secara konsisten juga sudah sangat baik. Ini karena ada beberapa teman dari Astra bagian otomotif bilang, penggunaan B20 perlu pemantapan terlebih dahulu, terutama untuk mobil-mobil modern.

Harapannya, dengan penggunaan energi dari kelapa sawit, defisit transaksi berjalan Indonesia juga mengecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper