Bisnis.com, JAKARTA – Situasi wabah Covid-19 menjadi saat bagi semua pihak untuk memikirkan apa yang akan dilakukan pascawabah. Selain itu, masa sulit justru menjadi momen terbaik untuk menguji leadership atau kepemimpinan.
Demikian disampaikan Mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam leadership session Bisnis Indonesia, yang disampaikan melalui video conference, Jumat (24/4/2020).
Mengawali paparannya, Jonan menyebutkan pandemic besar yang terjadi di masa lalu, yakni saat terjadi wabah influenza di era Perang Dunia I.
“Kalau kita flashback, ada pandemik besar menurut sejarah yang terjadi sebelum ini yakni Spanish flue pada 1918-1919 di tengah PD I,” ujar Jonan.
Istilah Spanish Flue terkait dengan fakta bahwa saat itu hanya media massa di Spanyol bebas menuliskan tentang wabah influenza yang luar biasa itu.
Kini, sejarah berulang dengan adanya pandemik besar Covid-19. Jonan menyebutkan bahwa pandemi yang terjadi sekarang tidak akan berlangsung selamanya, meski pun kapan berakhirnya tidak ada yang tahu.
Baca Juga
“Saya sepakat kalau misalnya vaksin tidak ditemukan, mungkin akan mengubah interaksi sosial antarmanusia. Kalau vaksin ditemukan, selesai,” ujarnya.
Ketahanan Usaha
Di tengah kondisi yang belum diketahui kapan akan berakhir, Jonan menyebutkan bahwa bagaimana pun bisnis tertap harus survive. Termasuk, ujar Jonan, merencanakan langkah ke depan yang harus segera dilakukan begitu wabah berakhir.
“Apa yang harus dilakukan setelah pandemic berakhir, apa yang bisa semaksimal mungkin kita lakukan,” ujarnya.
Menyinggung bisnis media, Jonan memahami bahwa pendapatan dari iklan dan sebagainya pasti merosot. Apalagi dunia usaha juga berpikir menyelamatkan bisnis mereka serta bagaimana menyelamatkan organisasi kerja, supaya tidak ada pemutusan hubungan kerja dan hal lainnya.
Dunia Tidak Akan Sama Lagi
Jonan menegaskan pasca wabah Covid-19 tatanan dunia akan berubah, tidak akan sama seperti sebelum terjadi wabah.
Kondisi itulah yang membuat perusahaan harus menjalankan situasi yang ada sambil mencari berbagai ide supaya tetap survive.
Menghadirkan slide berisi kalimat Birds born in a cage, think flying is an illness, Jonan menekankan pentingnya berani berpikir jauh ke depan.
“Kita harus mencoba bagaimana kita terbang, dunia akan berubah, seperti apa, saya tidak tahu,” ujar Jonan sembari menegaskan pentingnya berani mencoba memikrikan cara untuk terbang, lepas dari kondisi saat ini.
Jonan juga mengutip pernyataan filsuf Socrates yang menyatakan bahwa rahasia mengatasi perubahan adalah dengan memusatkan seluruh energy bukan untuk mempertahankan hal lama, melainkan untuk membangun hal baru.
Di luar itu, Jonan menegaskan bahwa strategi memang penting, tapi eksekusi adalah hal yang lebih penting. Itu sebanya, dia menegaskan bahwa dalam situasi krisis leadership benar-benar diuji.
“Berpikir 2 - 3 kali lebih keras, eksekusi harus sangat sungguh sungguh,” ujarnya.
Jonan mengingatkan, dalam situasi krisis seorang pemimpin atau siapa pun tidak akan bisa menghentikannya. Tapi, yang bisa dilakukan adalah bagaimana agar bisa bertahan di atas kondisi krisis. “You can’t stop the waves. But you can learn how to surf,” demikian Jonan mengutip sebuah pernyataan.
Leadership Session adalah program rutin yang diselenggarakan Bisnis Indonesia secara internal. Kali ini, di tengah suasana wabah, leadership session berlangsung melalui video conference.
"Di tengah pandemi kita tidak bisa hanya berdiam diri, kita harus selalu melakukan sesuatu agar kita tetap bekerja dalam semangat, supaya setelah pandemi berlalu kita siap untuk langsung terbang," ujar Presiden Direktur PT Jurnalindo Aksara Grafika Lulu Terianto saat memberikan kata penutup dalam acara ini.