Bisnis.com, JAKARTA – Banyak pihak yang menganggap tidak penting untuk melakukan branding dalam kondisi pandemi virus corona (Covid-19).
Padahal, menurut Amalia E Maulana Brand Consultant & Ethnographer dari Etnomark Consulting justru di saat seperti ini, pelaku usaha perlu tetap melakukan branding.
Namun, branding jangan hanya diartikan dengan beriklan atau berjualan tetapi value atau nilai apa yang ditawarkan kepada masyarakat, dan itu harus disesuaikan dengan kontekstual. “Dalam kondisi saat ini kita harus mengangkat beberapa value yang diinginkan oleh konsumen yaitu functional, emotional, dan experiential,” ujarnya.
Selain itu, untuk sejumlah bisnis yang saat ini sedang slowdown, juga bukan berarti harus menghilang sama sekali. Justru pada saat ini, pelaku usaha bisa melakukan sejumlah aktivitas branding, tetapi bukan dalam arti berjualan atau menyerang melainkan untuk bertahan agar tetap diingat oleh masyarakat.
“Misalnya saja untuk perusahaan travel atau airlines, memang saat ini sedang turun, tetapi bukan berarti akan tutup selamanya. Nanti akan ada masanya kembali sehingga di sinilah waktunya untuk tetap menunjukkan bahwa kita tetap ada, dan tetap menjadi sahabat masyarakat, misalnya melalui CSR atau mengirimkan email kepada pelanggan mengenai informasi-informasi terkini,” ujarnya.
Selain itu, untuk bisa tetap bertahan, pelaku usaha juga dapat melakukan beberapa strategi misalnya dengan menghilangkan beberapa portofolio bisnis yang tidak dibutuhkan dan fokus pada bisnis yang sedang dibutuhkan masyarakat sehingga bisnisnya dapat tetap bertahan.
Baca Juga
Misalnya saja untuk perusahaan fesyen atau desainer yang saat ini mulai banyak fokus mengembangkan produk-produk APD seperti baju hazmat dan masker. Begitu pula dengan perusahaan catering misalnya yang saat ini bisa fokus memproduksi makanan-makanan beku atau frozen food yang kini cukup diminati masyarakat.