Bisnis.com, JAKARTA -- Bisnis kecantikan seperti salon, spa, maupun klinik kecantikan merupakan salah satu sektor yang tingkat sentuhan dan kedekatannya cukup tinggi sehingga memiliki risiko yang cukup tinggi.
Yuswohady, Managing Partner Inventure mengatakan di dalam masa transisi menuju new normal nantinya, produsen atau pemilik usaha harus benar-benat dapat meyakinkan dan menumbuhkan kembali rasa percaya konsumen bahwa usahanya tersebut aman dari paparan virus corona.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan menjalankan dan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat yang kemudian harus dikomunikasikan kepada konsumen, termasuk menyemprotkan disinfektan dan mengganti peralatan setelah digunakan.
“Kunci sukses dalam bisnis ini bukan lagi kualitas bahwa hasil potongan rambutnya rapi atau perawatannya bagus, tetapi lebih kepada bagaimana perusahaan benar-benar komit terhadap keselamatan customer,” jelasnya.
Bahkan kalau perlu terapi yang melakukan perawatan tidak hanya memakai masker tetapi juga Alat Pelindung Diri (APD) sebagai jaminan kepada customer karena tingkat sentuhannya yang cukup tinggi.
Sebab, bagaimanapun konsumen akan sangat berhati-hati dalam memilih berbagai jenis layanan yang akan digunakannya. Menurut Yuswo, masyarakat yang selama ini sudah di rumah saja dan tidak melakukan perawatan, ke salon atau spa, tentu akan euphoria untuk mencoba kembali tetapi dengan sangat berhati-hati.
Maka ketika menemukan lokasi yang mampu menjamin keselamatan kesehatan saat akan melakukan perawatan, mereka akan menjadi pelanggan setia. Sebaliknya ketika selesai melakukan perawatan kemudian tertular, maka akan menjadi viral dan akan sangat mematikan perusahaan tersebut.
“Pada kondisi seperti ini brand akan sangat fragile karena ini menyangkut nyawa seseorang. Maka salon, dan klinik kecantikan akan sangat serius menerapkan protokol kesehatan dan itu harus dikomunikasikan kepada customer,” ujarnya.