Bisnis.com, JAKARTA - Anda mungkin pernah melihat profil Brian Chesky dari daftar miliarder Forbes, namun salah satu pendiri Airbnb ini jarang sekali tampil di depan kamera atau menjadi headline, di samping ketika mempresentasikan perusahaannya.
Ini bukan berarti Chesky tidak sukses dan kurang bergaul di dunia bisnis, namun jika dibandingkan miliarder lainnya dia cenderung tampil lebih rendah hati.
Setelah mendirikan Airbnb pada 2008 dengan Nathan Blecharczyk dan Joe Gebbia, bisnis baru Chesky ini bergerak pada bidang penyewaan rumah berkonsep peer-to-peer di lebih dari 100.000 kota di seluruh dunia.
Terlebih lagi, Airbnb kini tersedia di lebih dari 191 negara dengan lebih dari 500 juta pengguna terdaftar.
Menurut situs web perusahaan Airbnb, petualangan bisnis penyewaan rumah itu dimulai sebagai cara bagi Chesky dan Gebbia untuk membayar sewa mereka.
Pada musim gugur 2007, teman-teman sekamarnya menagih orang asing US$80 per malam untuk tidur di apartemen mereka di San Francisco ketika hotel-hotel lokal terjual habis untuk festival desain.
Musim semi berikutnya, mereka secara resmi meluncurkan perusahaan mereka, yang saat itu dinamakan AirBed & Breakfast.
Dilansir melalui Insider, sebelum mendirikan Airbnb, Chesky memiliki latar belakang desain dan strategi bisnis.
Setelah menghabiskan masa kecil di New York bagian utara, Chesky melanjutkan pendidikan di Rhode Island School of Design dan lulus dengan gelar Sarjana Seni Rupa dalam Desain Industri.
Putra dua pekerja sosial itu menghasilkan US$40.000 setahun sebagai perancang industri di Los Angeles sebelum meluncurkan Airbnb.
Menurut Forbes, pendiri dan CEO Airbnb berusia 37 tahun itu, kini memiliki kekayaan sekitar US$3,1 miliar.
Terlepas dari kekayaannya, miliarder teknologi ini hidup dengan gaya hidup yang relatif sederhana.
Dikenal dengan keaktifannya pada dunia filantropi, pada tahun 2016, Chesky bersama dengan dua rekan pendiri Airbnb lainnya berjanji untuk memberikan setidaknya setengah dari kekayaan mereka untuk amal selama masa hidupnya dengan menandatangani 'Giving Pledge.'
Bill dan Melinda Gates dan Warren Buffett meluncurkan 'Giving Pledge' pada 2010, yang sejak itu telah ditandatangani oleh lebih dari 200 orang, termasuk CEO Facebook Mark Zuckerberg dan CEO Tesla Elon Musk.
Menghadapi pandemi virus corona yang menghantam industri pariwisata di sebagian besar negara di seluruh dunia, Chesky mengatakan perusahaannya sudah beradaptasi dengan apa yang dia yakini akan menjadi era pasca-coronavirus di mana pariwisata massal akan semakin berkurang dan redistribusi industri perjalanan akan berlangsung.
Menurut wawancaranya dengan Skift bulan lalu, Chesky mengatakan ketika dia dan dua rekannya memulai Airbnb, mereka tidak bermaksud untuk mendirikan perusahaan perjalanan, tetapi untuk memberikan alternatif penginapan murah.
Masa depan Airbnb, kata Chesky beberapa kali, akan menumbuhkan lingkungan untuk "koneksi manusia" dan untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan tuan rumah Airbnb.
"Kami tidak memulai perusahaan ini untuk masuk ke industri real estat," kata Chesky.
Chesky mengatakan krisis virus corona, seperti halnya krisis lainnya , membantu memperjelas beberapa hal, termasuk fakta jarak antara perusahaan dengan para tuan rumah, dan hubungan bisnis yang menjadi terlalu rumit.
"Sesuatu tentang krisis ini benar-benar mengingatkan Anda pada hal-hal yang penting," kata Chesky.