Bisnis.com, JAKARTA -- Agnes B. Marshall adalah seorang koki, penulis buku masak, dan pemilik bisnis.
Dia juga seorang penemu yang membawa tingkat imajinasi baru ke makanan penutup yang, sebelumnya adalah suguhan yang dahulu disajikan untuk kalangan kelas atas.
Dilansir melalui The Hustle, Marshall mencampurkan rempah-rempah, daging, puding, dan sayuran ke dalam es krimnya.
Alih-alih menyajikan es krim ke dalam mangkuk, dia membekukannya dalam cetakan yang dirancang sendiri dalam bentuk kelinci, melon, dan mentimun.
Sejarawan makanan telah menelusuri garis yang menghubungan antara Marshall dan bahan pokok modern untuk es krim cone, es krim nitrogen cair, dan alat pembuat es krim homemade. Beberapa sejarawan menjulukinya sebagai "Ratu Es".
Meskipun peran Marshall sering kali dilupakan, dia adalah orang yang berkontribusi terhadap tampilan dan popularitas es krim saat ini.
Lahir pada tahun 1855 di tempat yang sekarang disebut London Timur, Marshall sangat tertarik pada memasak.
Tidak jelas di mana Marshall mempelajari seluk beluk tentang masakan, tetapi suaminya - seorang insinyur terkenal bernama Alfred Marshall - menjelaskan kepada sebuah surat kabar Chicago bahwa dia mempelajari masak secara menyeluruh sejak dia masih kecil dan dia berlatih di Paris dan Wina di bawah bimbingan koki ternama.
Beberapa kisah hidupnya tidak diceritakan dengan detil, meskipun kita tahu bahwa ketika dia tiba di London pada tahun 1883 dan membeli sebidang tanah di Mortimer Street, dia sepertinya sudah menjadi master chef.
Marshall mengubah properti di Mortimer Street menjadi sekolah memasaknya sendiri, yang dia beri nama Sekolah Masak Marshall.
Dia memasang iklan di koran lokal, menargetkan koki kelas menengah yang ingin mencoba-coba memasak makanan kelas atas. Kelasnya berfokus pada cara mengubah jamuan makan malam menjadi masakan mewah.
Pada tahun 1884, dia mengajar 5 atau 6 kelas dalam sepekan, kadang-kadang di depan sebanyak 40 orang sekaligus. Segera, dia mengarahkan pandangannya untuk mendisrupsi bisnis es krim.
Di tahun 1800-an, hanya orang kaya yang bisa makan es krim. Bukan berarti kelas menengah tidak dapat mengakses suguhan itu.
Penjual es krim menjual makanan penutup ini dalam mangkuk yang dapat digunakan kembali yang disebut gelas "penny lick". Tetapi mereka tidak dapat menyimpannya agar tetap dingin, apalagi membuatnya sendiri, dengan mudah.
Marshall membawa level baru kewirausahaan kuliner ke dunia es krim. Di tangan Marshall, es krim bukanlah sesuatu yang dibuat dengan tergesa-gesa, tetapi makanan lezat yang membutuhkan ketepatan.
Salah satu pencapaiannya yang luar biasa adalah mengubah makanan penutup mewah menjadi sesuatu yang bisa dibuat oleh orang kelas menengah.
Marshall tahu sulit bagi kebanyakan orang untuk membuat atau menyimpan es krim, jadi dia memutuskan untuk membantu mereka.
Dia menemukan, kemudian mematenkan, salah satu pembuat es krim rumahan paling awa, perangkat melingkar yang memotong waktu yang dibutuhkan untuk membuat es krim dari 20-40 menit menjadi hanya 3 menit.
Dia juga merupakan penemu es krim dengan cone yang bisa dimakan. Marshall membuatnya dengan formula campuran telur, tepung, gula, dan almond seperti wafer, yang kemudian diisi dengan krim, puding, dan buah.
Es krim nitrogen yang sering Anda lihat di Instagram juga, setidaknya sebagian ide tersebut berasal dari tulisan Marshall. Pada tahun 1901, dia menulis tentang teknik baru yang disebutnya "oksigen cair" untuk membekukan es krim di rumah.
Idenya: Di pesta makan malam, para tamu dapat membuat es krim sendiri dengan menambahkan tetes oksigen cair dan "cukup diaduk dengan sesendok bahan es krim.
Setelah dia meninggal pada tahun 1905, suaminya mengubah Marshall’s School of Cookery menjadi rantai sekolah memasak dan pengecer barang rumah tangga, yang disebut Marshall's Ltd. Perusahaan tersebut bertahan sampai sekitar Perang Dunia II, lalu menghilang.
Dekade berikutnya, api menghancurkan dokumen pribadinya serta sebagian besar ingatan publik tentangnya. Sejak itu, kenangan Marshall menghilang.
Tetapi beberapa pemilik bisnis es krim masih mengingatnya sebagai pelopor. Toko es krim nitro yang berbasis di St. Louis baru-baru ini, misalnya, menamakan dirinya “Ices Plain & Fancy”, merujuk buku Marshall, Fancy Ices.
Saat Anda masuk ke toko, Anda dapat menemukan potret Marshall yang tergantung di dinding.
Dan jika Anda ingin mendapatkan pengalaman mencoba es krim dari abad ke-19, Anda dapat memesan "Mrs. Marshall Old-Fashioned Ice Cream ”, yang merupakan campuran vanilla, cider, campari dan kulit jeruk.