Bisnis.com, JAKARTA - Miliarder Jack Ma adalah wirausahawan asal China yang memiliki keberanian untuk mengkritik pemerintah, guna menciptakan perubahan yang lebih baik.
Jack Ma yang dikenal sebagai pendiri Alibaba (BABA) terkenal di dalam dan di luar negara asalnya. Namun, keharuman nama Jack Ma telah memberikan risiko yang besar pada dirinya.
Masalahnya dimulai pada akhir Oktober setelah Ma mengkritik regulator China pada konferensi di Shanghai. Saat firma teknologi keuangan Ma, Ant Group sedang mempersiapkan penawaran umum perdana terbesar di dunia, dia menuduh pihak berwenang menahan inovasi dan mengecam bank-bank negara itu karena memiliki mentalitas "pegadaian".
“Inovasi yang bagus tidak takut terhadap regulasi, tetapi takut terhadap regulasi yang usang. Perumpamaannya, jangan menggunakan sistem manajamen stasiun kereta api untuk meregulasi bandara komersil," tegas Jack Ma.
Dia juga menyebut operasional bank di China usang, karena dijalankan dengan mentalitas toko gadai. Menurutnya, jika operasional bank-bank China bertahan seperti itu, maka tidak akan mampu mendukung kebutuhan finansial pada masa depan.
Jack Ma menyarankan bank-bank China mengubah sistem-sistem tradisionalnya dan menggantikannya dengan teknologi terbaru. Misalnya, soal pemberian kredit, ia menyarankan penggunaan big data untuk bisa melihat mana kreditur yang berpotensi menyebabkan kredit macet dan tidak. Dengan begitu, potensi kredit macet bisa dicegah untuk memastikan pinjaman sesuai kemampuan kreditur.
Kritik Jack Ma tergolong berani. Dalam acara tersebut hadir pejabat-pejabat senior Pemerintah Cina. Salah satunya adalah Wang Qishan, figur di balik administrasi keuangan China. Selain itu, ada juga Wakil Perdana Menteri Liu He yang bertanggung jawab mengawasi kebijakan makroekonomi China. Ketika Jack Ma mengkritik pemerintah, otomatis mereka menyampaikannya pada Presiden Xi Jinping.
Usai berpidato dengan melontarkan kritik, Jack Ma hingga saat ini belum terlihat di depan umum. Ketidakhadiran menimbulkan tanda tanya, apalagi bisnisnya yang mendapatkan ancaman besar dalam beberapa tahun terakhir.
Satu hal, setidaknya, tampak jelas: Ketika Partai Komunis China menumpuk tekanan pada raksasa teknologi negara, sepertinya industri tidak akan melihat sosok lain seperti Jack Ma.
CEO Alibaba Daniel Zhang, yang menggantikan posisi Jack Ma tidak berkomentar atas tekanan yang diberikan pemerintah melalui regulasi untuk memperketat pembatasan pada perusahaan internet.
Di sisi lain, Ant Group yang dikenal sebagai anak perusahaan Alibaba dalam bidang teknologi finansial, terpaksa menunda rencana melantai di bursa saham.