Bisnis.com, JAKARTA - Dewasa ini, orang banyak memiliki hobi fotografi, terutama dengan adanya dukungan gadget.
Lewat ponsel saja, orang bisa menghasilkan karya foto yang bagus dan cukup artistis jika dia mampu mengeditnya.
Bukan hanya sebagai hobi, fotografi juga bisa dijadikan sumber penghasilan lho. Semisal membuka jasa foto pernikahan, pre wedding atau cara korporasi.
Menjalankan bisnis fotografi tampaknya merupakan pekerjaan ideal bila Anda suka memotret manusia dan peristiwa, tetapi memulai bisnis sendiri itu perlu persiapan khusus.
Jika Anda berminat, maka berikut ini hal-hal yang harus Anda lakukan sebelum memulai bisnis fotografi itu seperti dikutip dari wikihow:
1. Pendidikan dan Pelatihan
Pelajari semua dasarnya. Untuk menjadi fotografer profesional, Anda harus mengetahui fotografi jauh lebih banyak dari rata-rata orang yang memiliki kamera. Pelajari aspek teknis fotografi, termasuk topik seperti shutter speed dan pencahayaan.Akrabkan diri dengan semua istilah teknis dasar dan pahami cara kerjanya. Ini termasuk aperture, shutter speed dan ISO.
Temukan spesialisasi Anda karena kebanyakan fotografer memiliki semacam spesialisasi. Setiap spesialisasi mempunyai keunikan dan kerumitan sendiri, jadi Anda harus memilih satu spesialisasi dan pelajari lebih banyak secara mendetail.Bila Anda belum mempunyai spesialisasi atau minat spesifik, pelajari sedikit tentang berbagai pilihan yang ada untuk menentukan mana yang paling sesuai dengan keterampilan dan ketertarikan Anda.
Pendidikan dan pelatihan bisa Anda dapatkan dari kursus dan lokakarya, minta bantuan mentor, magang dengan profesional.
Tujuan dari pelatihan ini agar Anda bisa menguasai pekerjaannya. Keterampilan Anda dengan kamera harus jauh lebih baik dari keterampilan orang rata-rata. Anda juga harus mengenali kamera Anda lebih baik daripada Anda mengenali diri sendiri. Anda harus memilih kamera sebelum memulai bisnis dan pelajari semua cara terbaik untuk menggunakannya.
Semua merek dan model memiliki kekhasan sendiri, jadi semakin Anda bisa mengakrabkan diri dengan kamera, semakin baik kemampuan Anda menangani kekhasan tersebut.Minimal, Anda harus tahu cara menggunakan pengaturan manual di kamera, bagaimana menyesuaikan pengaturan cahaya, dan cara mengarahkan gaya sehingga semua orang masuk dalam jangkauan kamera dengan nyaman.
Selain keharusan mengenal kamera, Anda juga harus mengetahui pengubah cahaya, lensa, dan perangkat lunak untuk mengedit foto.
2. Mempersiapkan Bisnis
Berinvestasilah dalam alat dan perlengkapan yang tepat. Anda harus memiliki lebih dari kamera memadai bila ingin memulai bisnis fotografi profesional. Terebih lagi, Anda juga harus memiliki persediaan cadangan untuk peralatan yang penting.Alat dan perlengkapan dasar yang Anda butuhkan antara lain:
a. Kamera profesional
b. Berbagai lensa, lampu kilat, dan baterai
c. Perangkat lunak untuk mengedit foto
d. Akses ke lab profesional
e. Persediaan kemasan
f. Daftar harga
g. Perangkat lunak akuntansi
h. Formulir informasi klien
i. CD dan tempat CD
j. Penyimpan data eksternal
k. Paling minim, Anda perlu kamera, lensa, lampu kilat, baterai, dan kartu memori cadangan. Pastikan semua peralatan cadangan Anda dibawa ke lokasi, untuk berjaga-jaga bila satu peralatan mati selama pengambilan foto.
Tentukan berapa harga yang Anda bebankan. Bukan tidak biasa bagi fotografer pemula untuk membebankan biaya yang lebih rendah dari biaya yang dibebankan setelah mereka memperoleh lebih banyak pengalaman. Ini bisa menjaga posisi Anda dalam persaingan, tetapi Anda juga harus memastikan bahwa Anda tidak membebankan biaya yang terlalu rendah sehingga tidak lagi terlihat profesional.Jumlah persis uang yang dibebankan tergantung pada tingkat keterampilan Anda, dan juga harga dari pesaing langsung.
Ketika menghitung biaya, Anda harus mempertimbangkan waktu yang dihabiskan untuk mempersiapkan sesi foto, waktu transportasi ke dan dari lokasi, waktu memotret, mengedit foto, membuat galeri daring untuk melihat foto, jadwal mengambil dan mengantar, mengemas pesanan, dan membakar cakram cadangan.
Selain pertimbangan waktu, perhitungkan juga uang yang Anda habiskan untuk mengemudi ke lokasi, membakar cakram, dan mengemas foto.
Bereskan semua urusan hukum. Seperti semua bisnis, ada beberapa aspek hukum yang harus Anda perhatikan. Minimal, Anda harus memperoleh nomor identifikasi pajak dan nama dagang. Anda juga harus mendapatkan asuransi, izin bisnis, dan izin penjualan.[4] Setelah memperoleh nomor identifikasi pajak, Anda bisa membayar pajak penghasilan pribadi, pajak pendapatan, pajak penjualan, dan pajak penggunaan.
Sebagai pebisnis yang bekerja untuk diri sendiri, Anda juga harus membayar asuransi kesehatan sendiri.
Pilih juga struktur bisnis. Ketika Anda mendirikan bisnis fotografi, Anda perlu memutuskan apakah Anda harus mendaftar sebagai kepemilikan tunggal, kemitraan, atau perseroan terbatas. Untuk bisnis fotografi kecil, biasanya Anda perlu mendaftar baik sebagai kepemilikan tunggal (artinya Anda adalah satu-satunya orang yang bertanggung jawab) atau kemitraan (artinya Anda adalah salah satu dari dua orang yang bertanggung jawab).
Buka akun bank terpisah. Ini opsional, tetapi bila Anda berencana mengembangkan bisnis fotografi sebesar mungkin, membuka akun bank untuk bisnis dapat membantu Anda melacak pendapatan dan pengeluaran lebih mudah daripada hanya menggunakan akun bank pribadi.
3. Menemukan Klien
Manfaatkan jaringan sosial dan iklan daring. Masyarakat sekarang berada di era digital, jadi bila ingin menarik perhatian, Anda harus menjadi bagian aktif dari dunia digital. Minimal Anda harus memiliki situs web atau blog, dan juga berbagai akun media sosial.Daftarkan diri di setiap jaringan sosial yang bisa Anda pikirkan, tetapi fokus pada yang utama seperti Facebook dan Twitter. Linkedin bagus untuk tujuan profesional, dan Instagram adalah media luar biasa untuk membagi foto sampel Anda.
Bangun jaringan dengan fotografer lain. Keuntungan membina hubungan dengan fotografer lain lebih besar dari kerugiannya. Orang-orang tersebut mungkin adalah saingan Anda, tetapi mereka dapat menginspirasi Anda, dan mengirim klien pada Anda bila mereka kekurangan waktu atau tidak memiliki pengetahuan khusus seperti spesialisasi Anda.Daripada mencari beberapa individu dalam industri ini, carilah komunitas fotografer daring. Bila Anda hanya mempunyai satu atau dua kontak, koneksi akan putus begitu kontak Anda terlalu sibuk untuk berhubungan.
Bangun portofolio. Sebelum orang mempekerjakan Anda untuk memotret suatu acara atau subjek, mereka ingin membuktikan bahwa Anda adalah fotografer yang bagus. Portofolio akan memberi bukti yang dibutuhkan calon klien tersebut.Portofolio harus berisi sebagian besar foto yang mewakili karya yang ingin Anda jadikan keahlian. Sebagai contoh, bila Anda ingin berspesialisasi dalam foto keluarga dan pribadi, portofolio Anda seharusnya tidak berisi halaman demi halaman fotografi makanan.
Andalkan kata dari mulut ke mulut. Seperti kebanyakan bisnis kecil lain, salah satu cara terbaik untuk mempromosikan bisnis adalah dengan meminta orang-orang yang Anda kenal untuk membantu menyebarkannya.Bersiaplah untuk melakukan beberapa sesi foto gratis, hanya untuk membangun reputasi dan pengalaman untuk karya yang bagus. Kata dari mulut ke mulut dapat berpengaruh lebih besar bila seseorang yang tidak ada hubungan dengan Anda memuji karya Anda pada calon klien.
4. Memotret
Carilah kritik yang membangun. Akan selalu ada ruang untuk perbaikan. Andalkanlah profesional lain untuk memberi kritik bermanfaat mengenai karya Anda sehingga Anda bisa tahu area yang perlu dilatih dengan fokus lebih.Jangan mengandalkan keluarga dan teman-teman untuk memberi kritik yang akurat mengenai karya Anda. Seseorang yang memiliki hubungan pribadi dengan Anda mungkin akan memuji keterampilan Anda secara otomatis, tetapi seseorang yang hanya memiliki hubungan profesional akan melihat dengan lebih objektif.
Tampil sesuai dengan kesan Anda sebagai fotografer profesional. Ketika Anda muncul untuk memotret seseorang, Anda harus terlihat rapi dan profesional. Ini penting khususnya bila Anda datang ke acara besar, seperti pernikahan.
Kerjakan proyek pribadi. Jangan berpikir bahwa foto yang boleh Anda ambil setelah memulai bisnis ini hanyalah yang terkait dengan bisnis. Memotret hal lain di luar bisnis dapat membantu Anda menyegarkan keterampilan dan untuk terus menghidupkan minat fotografi.Proyek pribadi adalah waktu paling baik untuk mencoba gaya pencahayaan, lensa, lokasi, dan teknik-teknik baru.
Proyek pribadi juga merupakan kesempatan hebat untuk membangun portofolio.
Buat cadangan semua foto yang Anda ambil. Selain media penyimpanan utama, Anda harus membuat cadangan semua foto yang Anda ambil untuk bisnis dalam satu atau dua perangkat lain.Perangkat cadangan yang layak dipertimbangkan antara lain media penyimpanan eksternal dan DVD kosong. Anda juga bisa menyimpan foto-foto di penyimpanan daring.
Percaya pada selera artistik anda. Ketika semua sudah dikatakan dan dilakukan, Anda harus memotret menurut selera artistik Anda sendiri supaya bisa menonjol dari yang lain. Jika Anda hanya mencoba yang sama dengan fotografer profesional lain, hanya akan ada sedikit atau bahkan tidak ada kehidupan dalam pekerjaan Anda.