Bisnis.com, JAKARTA - Vicky Sarfaty baru berusia 17 tahun ketika menikah dengan pria yang kelak menjadi bankir terkaya di dunia. Lima dekade kemudian, dia mewarisi kekayaan pemilik Bank Brasil-Swiss Joseph Safra, yang dibangun selama 180 tahun, melewati tiga generasi dan empat benua. Hal itu menjadikan Vicky salah satu wanita terkaya di planet ini.
Menurut Bloomberg Billionaires Index, Kamis, (8/7/2021) Vicky Safra mengantongi kekayaan US$16,2 miliar, tumbuh US$1,63 juta sepanjang tahun ini. Sejak kematian suaminya pada Desember lalu, Vicky dan keempat anaknya memegang kendali atas beberapa aset keluarga yang paling berharga.
Mereka terdaftar sebagai pemilik J. Safra Sarasin Swiss dan Banco Safra Brasil, dua bank dengan aset sekitar US$90 miliar, serta perusahaan yang terkait dengan kepemilikan real estat keluarga, termasuk gedung pencakar langit Gherkin di London dan 660 Madison Avenue di New York.
Transfer kekayaan Safra bukan hanya salah satu yang terbesar dalam sejarah, tetapi juga merupakan bagian dari tren yang berkembang dari keluarga super kaya dengan warisan jumbo.
"Hanya segelintir perusahaan keluarga yang berhasil melewati generasi ketiga. Dalam kasus Safra, kami melihat proses yang terstruktur dengan baik yang tampaknya telah dipikirkan untuk sementara waktu," kata Roberto Bento Vidal, mitra di Cambridge Family Enterprise Group Brazil, sebuah perusahaan yang memberi nasihat kepada keluarga.
Asal muasal kekayaan perbankan Safra yang melimpah bermula di Aleppo, Suriah, di mana keluarga itu mendirikan Safra Freres & Cie pada 1840-an untuk membiayai karavan perdagangan unta selama Kekaisaran Ottoman. Di sana Jacob Safra dilahirkan, yang kemudian memindahkan keluarganya ke Brasil pada 1953. Dia kemudian mendirikan perusahaan perdagangan logam, mesin dan ternak, dan kemudian mendirikan bank.
Joseph, putra bungsunya, saat itu sedang belajar di Inggris ketika keluarganya pindah ke Amerika Selatan. Bertahun-tahun kemudian, dia juga pindah ke Brasil setelah kesehatan ayahnya mulai memburuk. Di sana, dia bertemu Vicky yang beremigrasi dari Yunani ke Brasil pada 1950-an. Mereka menikah pada 1969.
Jacob, anak tertua pasangan itu, bertanggung jawab atas operasi internasional untuk bisnis keluarga. Sementara yang termuda, David mengawasi perusahaan di Brasil.
Mereka harus mengarahkan bank keluarga melalui lanskap keuangan yang berubah, menghadapi persaingan dari perusahaan pemula dalam bisnis pinjaman dan manajemen kekayaan tradisional mereka, serta membuktikan bahwa mereka dapat berhasil dalam upaya baru, seperti perbankan digital dan pembayaran.
Baca Juga
Seperti mendiang suaminya yang jarang diwawancarai, Vicky juga cenderung menarik diri dari sorotan publik. Penampilan publiknya yang langka biasanya didorong oleh pekerjaan filantropis, termasuk dari Yayasan Vicky dan Joseph Safra.
Menurut seseorang yang mengetahui masalah ini, Vicky tinggal di Swiss selama sebagian besar dekade terakhir. Kakaknya, Helio Sarfaty, telah bekerja di Banco Safra selama empat dekade dan bertanggung jawab atas bisnis pembayaran Safrapay. Kakak perempuannya, Gretta Sarfaty, adalah seniman kontemporer.
Dua anak Safra lainnya memiliki usaha di luar bisnis utama keluarga. Alberto, meninggalkan dewan pemberi pinjaman keluarga pada 2019, meskipun ia mempertahankan sahamnya di Grupo J. Safra. Dia mendirikan ASA Investments, sebuah perusahaan keuangan dengan unit manajemen aset dan kekayaan. Sedangkan Esther adalah seorang pendidik dan menjalankan sekolah Beit Yaacov di Sao Paulo, yang didirikan oleh yayasan keluarga Safra.
Transaksi terbaru menunjukkan dua bersaudara yang terlibat dengan bisnis keluarga berniat memperluas kerajaan bisnis itu. J. Safra Sarasin baru-baru ini menyelesaikan pembelian bisnis perbankan swasta Bank of Montreal di Hong Kong dan Singapura, sementara Banco Safra mengumumkan pada April bahwa mereka membeli operasi perbankan swasta dan manajemen aset Credit Agricole SA di Brasil.
"Saya yakin bahwa grup ini memiliki skala dan kekuatan untuk memenuhi kebutuhan klien kami untuk generasi mendatang karena kami menantikan ketahanan dan kinerja 180 tahun lagi," tulis Jacob Safra dalam laporan tahunan J. Safra Sarasin.