Bisnis.com, JAKARTA - Di jagad fesyen dunia dan Eropa, Kota Milan di Italia menjadi salah satu kiblat selain Paris di Prancis. Di tengah arus kota mode itu, Giorgio Armani muncul sebagai pengusaha fesyen dengan gaya khas pakaian siap pakai yang santai, tetapi mewah dan elegan.
Lahir di kota kecil Piacenza, Italia, 11 Juli 87 tahun silam, Armani dikenal sebagai desainer yang memelopori pendekatan androgini, yakni menampilkan sisi feminim dalam busana pria dan maskulin pada pakaian perempuan.
Dia merupakan co-founder dan pemilik tunggal perusahaan dengan namanya, Giorgio Armani SpA. Perusahaan yang berbasis di Milan itu meraup pendapatan US$2,5 miliar pada 2019 dari merek pakaian seperti AJ Armani Jeans dan Emporio Armani. Dia juga merupakan pemegang saham EssilorLuxottica, perusahaan publik yang memproduksi kaca mata.
Menurut Bloomberg Billionaires Index yang dikutip Kamis (1/7/2021), Armani mengantongi kekayaan senlai US$9,17 miliar, menjadikannya orang ke-288 terkaya sejagad menurut daftar itu. Sepanjang tahun ini, kekayaannya telah bertumbuh US$1,54 miliar atau 20,2 persen.
Armani dengan bangga mengakui pendekatan androgini yang dianutnya sejak awal memulai karir.
"Saya adalah orang pertama yang melunakkan citra pria, dan menguatkan citra wanita. Saya mendandani pria dengan pakaian wanita, dan menyematkan kekuatan pria yang diinginkan dan dibutuhkan wanita [pada busananya]," katanya, seperti dikutip Britanica.
Baca Juga
Pendekatan androgininya jarang mengecewakan kritikus mode yang rutin menghiasi setiap musim pertunjukan yang dipentaskan Via Borgonuovo di pusat kota Milan.
Armani merupakan putra seorang manajer pengiriman. Sebelum menjadi desainer, dia pernah menempuh pendidikan dokter, meski tak diselesaikannya demi cita-cita di bidang fesyen.
Mulai 1957 ia bekerja sebagai buyer untuk department store Milan La Rinascente. Setelah tujuh tahun bertugas di posisi itu, dia mulai mengejar karir di bidang desain fesyen di studio Nino Cerruti. Pada 1975, dengan bantuan teman dan mitra bisnisnya Sergio Galeotti, Armani meluncurkan label pakaian siap pakainya sendiri untuk pria dan wanita.
Reputasinya kemudian meluas ketika karyanya ditampilkan dalam film populer Amerika Serikat "Gigolo" (1980), di mana aktor Richard Gere diceritakan sebagai pemilik sebuah gerai yang semua pakaiannya dirancang khusus oleh Armani.
Publik kemudian menyambut kemunculannya di Hollywood dengan permintaan yang tinggi pada gaya minimalisnya. Banyak aktris terkemuka Hollywood kemudian mengenakan desain Armani di karpet merah Academy Awards, ajang tertinggi insan film AS dan dunia.
Selama bertahun-tahun Armani terus mengembangkan usahanya ke berbagai lini, memperkenalkan parfum, aksesori, jeans, lini difusi Emporio Armani dengan harga lebih rendah, pakaian olahraga, dan lini gaun couture buatan tangan edisi terbatas. Pada 2000 hingga 2001 Museum Guggenheim di New York City menyajikan retrospektif utama karya Armani.
Pada 2002 Armani ditunjuk sebagai Duta Besar untuk United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Dia merancang seragam untuk para pembawa bendera Italia yang berpartisipasi dalam Upacara Pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2006, serta seragam dari berbagai tim atletik profesional, termasuk Chelsea Football Club Inggris dan Rabbitohs Australia.
Pada 2007 Armani bermitra dengan raksasa elektronik Samsung untuk membuat televisi LCD mewah dan telepon seluler sebagai bagian dari perluasan lini produk gaya hidup konsumennya.
Pada tahun yang sama, peragaan busana Armani Privé disiarkan ke seluruh dunia melalui portal Web MSN Microsoft Corporation serta telepon seluler Cingular, menjadikannya perancang pakaian pertama yang menyiarkan peragaan busana haute couture secara langsung di internet.