Bisnis.com, JAKARTA - Amanda Cole adalah sosok dibalik Sayurbox sebagai pendiri dan CEO, sebuah platform untuk membantu para petani di Indonesia.
Amanda Cole, lulusan dari The University of Manchester dalam management and finance, memulai Sayurbox dari hobinya yakni berkebun.
Setelah sepulang dari Inggris, Amanda sempat mencari pekerjaan di Jakarta selama dua tahun dan kemudian berkebun disamping pekerjaannya.
Dilansir dari wawancara di akun Youtube Young On Top (12/01/20), awal mula Amanda berkebun sendiri dikarenakan terinspirasi dan belajar dari om-nya, yang sebelumnya telah mengajar di Bengkulu mengenai pertanian organik dan saling berdiskusi. Merasa tertarik, Amanda kemudian memanfaatkan lahan kosong milik om-nya.
Perkembangan Sayurbox dijalani dengan melakukan tindakan setiap harinya. Hingga pada tahun 2017 Amanda bertemu dengan co-founder Sayurbox lainnya, yakni Meta dan Rama.
Motivasi Sayurbox
Sayurbox hadir hasil dari Amanda melihat kesulitan petani dalam menjual produknya, terutama dalam logistik dan pendistribusian. Oleh karena itu, Amanda ingin memecahkan rantai distribusi tersebut dengan menciptakan platform Sayurbox, hingga para petani dapat menemukan pasarnya sendiri.
Nama sayurbox sendiri tercipta dari sayur, dan box sebagai pengirimannya.
“Jadi memang awalnya kita mulainya dengan sayur dan kita kirimnya pakai box, jadi disitulah mulai dengan namanya Sayurbox” Ucap Amanda melalui akun Youtube Sayurbox (22/06/20).
Namun kini Sayurbox sudah meluaskan produknya hingga buah dan daging. Fokus dari Sayurbox sendiri adalah memberikan bahan yang segar dan sehat.
Sayurbox juga memenangkan kompetisi dalam startup Seedstarts jakarta, dan mendapatkan pendanaan lebih dari US$2 juta atau sekitar Rp28 miliar.
Sayurbox telah memiliki sebanyak 70-80 petani dan 300 mitra. Pasar Sayurbox masih berada di Jabodetabek yang melayani 50.000 pelanggan, dan masih di dominasi oleh konsumen rumah tangga. Dilansir dari Forbes, Sayurbox juga melakukan 1.000 pengiriman dalam sehari.
Selain itu, berkat inisiatif Amanda, dirinya masuk ke dalam daftar 30 Under 30 Forbes pada tahun 2019, dalam kategori Industry, manufacturing and Energy.