Bisnis.com, JAKARTA - Kedua Co-founder Chickin Indonesia yakni Ashab Alkahfi dan Tubagus Syailendra masuk ke dalam Forbes 30 under 30 Indonesia.
Dalam sejarahnya, Ashab dan Tubagus bertemu ketika menjalankan studi di Universitas Brawijaya. Dirinya adalah petani yang aktif membudidayakan ayam selama lima tahun terakhir.
Mereka kemudian memanfaatkan IoT dan AI, dalam bentuk pengukur energi iklim. Hal ini dapat membantu peternak unggas untuk meningkatkan pendapatan mereka hingga 25 persen.
Dilansir dari Forbes, Chickin memungkinkan mereka untuk menjual harga yang lebih tinggi untuk mengatasi pasokan dan masalah kualitas di tengah kurangnya transparansi di pasar unggas.
Kemudian, startup Chickin juga tengah memberikan dampak kepada ratusan peternak unggas dan.
Chickin sendiri telah bermitra dengan perusahaan di Jawa Tengah seperti Japfa, Charoen Pokphand, CJ Group dan 14 rumah potong hewan lainnya. Chickin juga telah membawa pertumbuhan 22 persen lipat dalam 10 bulan terakhir, dilansir dari Forbes.
Baca Juga
Kemudian, Chickin sendiri memiliki dua produk unggulan yakni Chickin Smart Farm dan Chickin Fresh.
Pemanfaatan teknologi inilah yang diterapkan dalam Chickin Smart Farm untuk climate control dan energy meter untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi budaya.
Sedangkan untuk Chickin Fresh sendiri adalah produk hilirnya dalam mendistribusikan daging ayam langsung dari peternak, berupa potong frozen dan fresh yang disesuaikan untuk kebutuhan.
Selain itu, diketahui bahwa Chickin merupakan perusahaan rintisan teknologi unggas pertama di Asia tenggara yakni asal jebolan dari Pertamina.
Chickin memperoleh pendanaan sebesar US$2,5 juta dari kelompok, yang terdiri dari tiga investor pada Desember 2021.
Dilansir dari Forbes, mereka bertujuan untuk mendapatkan pendapatan berulang tahunan sebesar US$35 juta pada akhir 2022, dengan 10 juta ayam yang dipelihara per bulan.